Sate Kere Mbah Suwarni: Kuliner Pasar Beringharjo Sejak 40 Tahun yang Lalu

Seputar Yogyakarta
Mengulas serba serbi kota Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
14 Februari 2024 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Yogyakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sate Kere Mbah Suwarni. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/R Eris Prayatama
zoom-in-whitePerbesar
Sate Kere Mbah Suwarni. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/R Eris Prayatama
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sate Kere Mbah Suwarni telah menjadi ikon kuliner Pasar Beringharjo selama lebih dari empat dekade. Setiap tusuk sate yang disajikan adalah bukti ketekunan dan dedikasi Mbah Suwarni dalam melestarikan warisan kuliner keluarga.
ADVERTISEMENT
Dengan harga yang terjangkau, warung ini tidak hanya menawarkan kepuasan rasa, tetapi juga pengalaman menikmati hidangan yang unik dan bikin ketagihan.

Sate Kere Mbah Suwarni: Sudah Sejak 1984

Sate Kere Mbah Suwarni. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/mark chaves
Sejarah Sate Kere berawal dari masa penjajahan. Hidangan ini menjadi solusi bagi masyarakat dengan keterbatasan ekonomi untuk menikmati sate.
Dikutip dari pariwisata.jogjakota.go.id, kata ‘kere’ dalam bahasa Jawa memang merupakan sebutan untuk masyarakat yang miskin dan tidak mampu. Sate kere ini dibuat dari koyor, atau gajih sapi, dan jeroannya. Dengan demikian, harganya bisa lebih murah. Hal inilah yang membedakannya dari sate pada umumnya yang menggunakan daging pilihan.
Begitu juga dengan Sate Kere Mbah Suwarni. Sudah ada sejak tahun 1984, warung ini berlokasi di pintu selatan pasar, tepat di bawah sebuah jembatan. Resep yang digunakan adalah warisan keluarga, menjaga keaslian rasa dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT
Tanpa payung atau tenda, Mbah Suwarni berjualan dengan peralatan sederhana dan sebuah banner kuning sebagai tanda. Meskipun kondisinya terbilang sederhana, warung ini selalu ramai dikunjungi pembeli.
Keberhasilan Mbah Suwarni tidak hanya diukur dari ramainya pembeli, tetapi juga dari pengakuan berbagai kalangan, termasuk pejabat kota Yogyakarta. Sate Kere Mbah Suwarni bahkan menjadi langganan beberapa mantan Wali Kota Yogyakarta. Tak hanya itu, Mbah Suwarni juga sering mendapat pesanan untuk acara penting di balai kota atau rumah dinas Wali Kota.

Harga, Lokasi, dan Jam Buka

Sate Kere Mbah Suwarni. Foto hanyalah ilustrasi, bukan tempat yang sebenarnya. Sumber: Unsplash/Mufid Majnun
Selain sate jeroan dan gajih, Mbah Suwarni juga menyediakan sate daging yang dibumbui dan dibakar dengan kecap. Sate daging sapi ini memiliki rasa yang khas dan tekstur yang kenyal. Sate inilah yang membuat banyak orang ketagihan dan kembali untuk menikmatinya.
ADVERTISEMENT
Harga yang ditawarkan untuk menikmati kelezatan sate kere adalah Rp3.000 per tusuk. Sementara untuk sate daging, harganya sedikit lebih tinggi, yaitu Rp5.000 per tusuk.
Bagi yang ingin menikmati lebih banyak, tersedia juga pilihan satu porsi yang berisi tiga tusuk sate kere dengan harga Rp10.000. Seporsi sate kere ini bisa dinikmati dengan lontong untuk melengkapi pengalaman makan.
Tempat ini berada di Jalan Pabringan No.16, area Ngupasan di Gondomanan, yang merupakan bagian dari Kota Jogja. Lokasinya cukup strategis, berada di emperan dekat pintu selatan Pasar Beringharjo Jogja. Hal ini membuatnya mudah diakses oleh siapa saja yang ingin mencicipi.
ADVERTISEMENT
Mbah Suwarni, pemilik lapak ini, mulai berjualan setiap hari sejak pukul 10.00 pagi, menawarkan kesempatan bagi pengunjung pasar untuk menikmati hidangan lezat ini. (CR)