Sejarah Sunan Ibu dan Daya Tarik Wisata Alamnya

Seputar Bandung
Menyediakan informasi serba serbi Bandung, mulai dari travel, kuliner, sejarah, dan lainnya.
Konten dari Pengguna
9 Mei 2024 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bandung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sejarah Sunan Ibu. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya, sumber gambar: Unsplash/TimBagdanov
zoom-in-whitePerbesar
sejarah Sunan Ibu. Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya, sumber gambar: Unsplash/TimBagdanov
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejarah Sunan Ibu adalah informasi yang menarik untuk diulik, terutama bagi wisatawan yang ingin mengunjungi tempat tersebut. Pasalnya, wisata alam ini sangat terkenal di kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tidak banyak orang yang tahu tentang asal-usul atau legenda yang beredar tentang puncak tersebut. Agar tidak hanya sekadar mampir tanpa membawa wawasan, wisatawan perlu mengetahui sejarah dari Sunan Ibu.

Sejarah Sunan Ibu

Ilustrasi sejarah Sunan Ibu, bukan tempat sebenarnya, sumber gambar: Unsplash/CarloMarzetti
Sejarah Sunan Ibu dipercaya sebagai tempat ibu para wali yang masih berhubungan dengan Domba Lukutan. Wisata Sunan Ibu awalnya merupakan tempat petilasan yang dianggap keramat. Tidak heran jika banyak orang yang datang untuk berziarah atau berdoa.
Menurut cerita yang beredar, terdapat kerajaan gaib yang berdiri di Kawah Putih yang terdapat di bawah Sunan Ibu. Kerajaan tersebut dipercaya melindungi Tanah Pasundan dari berbagai gangguan. Selain itu, terdapat makhluk menyerupai domba yang sering menampakkan diri di tempat ini.
Kawah Putih dan Gunung Patuha Mountain juga dianggap sebagai tempat suci oleh para tetua lokal. Mereka sering melakukan ruwatan sebagai tanda penghormatan untuk roh leluhur. Sebut saja Eyang Jagasatru, Eyang Baskom, Eyang Ngabay, dan Eyang Jambrong.
ADVERTISEMENT
Para roh leluhur tersebut dipercaya masih menjaga Kawah Putih sampai saat ini dan akan menjelma sebagai sosok domba besar berwarna putih bernama Domba Lukutan.
Setelah mempertimbangkan potensi wisata yang dimiliki tempat ini, akhirnya Sunan Ibu disulap menjadi puncak untuk menikmati keindahan Kawah Putih dari ketinggian.

Daya Tarik Wisata Sunan Ibu

sejarah Sunan Ibu, foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya, sumber gambar: Unsplash/PabloHeimplaz
Mengutip Travelnatic Magazine Volume 9 oleh Nurul Amin, dkk (2015), Sunan Ibu merupakan sunrise point dan apache camp yang bisa ditempuh dari pusat Bandung sejauh 46 km. Sementara itu, jarak dari parkiran ke sunrise point sekitar 15 menit dengan berjalan kaki.
Jalannya cukup landai, sehingga para “kaum mager” tidak perlu khawatir akan kelelahan saat menuju ke tempat ini. Puncak yang berada di ketinggian 2343 mdpl ini lebih sering berkabut dibandingkan cerah. Saat cuaca cerah, maka pengunjung bisa menikmati pemandangan hijau dan birunya kawah yang indah.
ADVERTISEMENT
Di kawasan ini juga terdapat apache atau penginapan yang bentuknya menyerupai rumah Suku Indian. Penginapan ini dibuat untuk para pengunjung yang ingin menginap dan menghabiskan waktu lebih lama di tempat ini.
Fasilitasnya cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan bermalam selama beberapa hari. Harga per malamnya sekitar Rp800.000 untuk setiap tenda.
Sejarah Sunan Ibu dan daya tarik wisata alamnya yang dijelaskan di atas bisa menjadi pertimbangan untuk liburan sekaligus napak tilas. Selain indah, tempat ini juga penuh dengan kisah yang melegenda di kalangan warga Bandung. (DLA)