Pura Tanah Kilap, Pura di Denpasar yang Punya Cerita Mistis

Seputar Bali
Mengulas serba serbi kota Bali, mulai dari pariwisata hingga budayanya.
Konten dari Pengguna
14 Januari 2024 13:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Seputar Bali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pura Tanah Kilap (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: unsplash.com/ Priyank Pathak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pura Tanah Kilap (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: unsplash.com/ Priyank Pathak
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pura Tanah Kilap merupakan tempat peribadatan umat Hindu di kawasan Denpasar Selatan. Dulu tempat tersebut hanya berupa gundukan batu tak bernama.
ADVERTISEMENT
Lambat laun, dibangunlah pura dengan nama Tanah Kilap yang memiliki sejarah cerita cukup menarik. Penamaan tersebut berhubungan dengan adanya kilatan cahaya saat seorang tokoh terpandang di sana mencapai moksa.

Sejarah Penamaan Pura Tanah Kilap

Ilustrasi Pura Tanah Kilap (Foto hanya ilustrasi, bukan tempat sebenarnya) Sumber: unsplash.com/ David Dwipayana
Pura Tanah Kilap terletak di Jl. Griya Anyar No.104, Pemogan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali 80361. Pura yang sakral ini letaknya berdampingan dengan vihara tempat ibadah umat Buddha.
Banyak wisatawan yang datang ke sini untuk melakukan wisata spiritual. Di sekitar pura terdapat sungai besar yang kerap digunakan untuk bersantai. Untuk fasilitas, di sini telah tersedia toilet modern.
Mengutip dari situs denpasarkota.go.id, sejarah penamaan Tanah Kilap berasal dari sekelebat kilatan cahaya yang muncul ketika Danghyang Nirartha Moksa di Pura Uluwatu.
ADVERTISEMENT
Moksa bagi umat Hindu artinya kebebasan dari ikatan karma, penderitaan duniawi, dan ikatan kelahiran yang melekat di dalam diri seseorang. Sebelum menjadi pura, lokasi ini hanya berupa gundukan batu yang dibuat oleh seorang nelayan.
Nelayan ini dulunya sangat sial karena setiap memancing, tidak mendapatkan hasil tangkapan. Akhirnya dia berdoa kepada Ida Bhatara penguasa lautan dan terjadilah keajaiban yang nyata.
Ketika nelayan ini memancing, segala jenis hasil laut diperolehnya. Sebagai bentuk syukur, dibuatlah gundukan batu di sana. Anehnya pada suatu hari, ada suara dari batu tersebut. Suara itu mengatakan bahwa penunggu batu itu adalah Bhatari Nirswabawa yang merupakan anak Danghyang Nirartha.
Suara misterius tersebut meminta agar tempat itu diberi nama Pemogan. Pemogan diambil dari kata Boga yang bermakna makanan.
ADVERTISEMENT
Danghyang Nirartha yang merupakan orang tua penunggu Pemogan melakukan perjalanan suci dari Pura Sakenan menuju Pura Petitenget kemudian ke Pura Uluwatu.
Di Pura Uluwatu, Danghyang Nirartha melakukan moksa dan nampak kilatan cahaya jatuh tepat di sana. Sang anak mengikuti jejaknya dengan melakukan moksa. Akibat adanya cahaya itu, disebutlah daerah tersebut Tanah Kilap.
Pura Tanah Kilap memiliki cerita mistis yang unik dan dipercaya masyarakat Bali sebagai tempat yang sakral. Bagi yang ingin wisata spiritual, bisa menjajal ke pura ini untuk melihat kegiatan peribadatan masyarakat setempat. (IMA)