Mengintip Tata Cara Orang Melayu Berladang dalam Tradisi Batobo

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
16 April 2024 19:13 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tata Cara Orang Melayu Berladang dalam Tradisi Batobo. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tata Cara Orang Melayu Berladang dalam Tradisi Batobo. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tata cara orang Melayu berladang dalam tradisi Batobo menarik diketahui akan keunikannya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Hubungan Antar Suku Bangsa di Pangkalpinang oleh Evawarni dan Sita, Melayu merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia.
Orang Melayu mempunyai tata cara tersendiri dalam berladang menurut tradisi Batobo. Bagaimana penjelasannya?

Tata Cara Orang Melayu Berladang dalam Tradisi Batobo

Ilustrasi Tata Cara Orang Melayu Berladang dalam Tradisi Batobo. Sumber: Unsplash
Tradisi Batobo merupakan tradisi asal Riau yang dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia. Batobo atau tobo mempunyai arti berkelompok atau bersama-sama. Tradisi ini dilakukan seperti arisan tani ketika mengolah tanah pertanian.
Cara mempraktikkan batobo yaitu bersama-sama dan bergiliran di antara anggota batobo. Pasalnya, dalam tradisi satu ini prinsip kekeluargaan dan kebersamaan dijunjung tinggi. Walaupun demikian, tradisi terbatas pada pengelolaan lahan serta tidak pada hasil pertanian.
Pelaksanaan batobo dilakukan terutama pada daerah Kuantan dan Kampar. Ada dua kelompok dari batobo, yaitu batobo biasa dan batobo pasukan. Kelompok batoba biasa adalah tobo dengan anggota dari masyarakat dari berbagai suku dan tidak membedakannya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, batobo pasukan adalah batobo dengan anggota dari sebuah suku yang sama. Dilakukannya batobo biasa berdasarkan persetujuan pimpinan kampung. Sedangkan, batobo persukuan harus mengantongi persetujuan ninik mamak di dalam suku yang berkaitan.
Ada berbagai acara persiapan penganan sebelum dilakukannya batobo lengkap dengan berbagai pertunjukan kesenian. Penganan yang disediakan yaitu makanan yang biasanya disediakan ketika aktivitas komunal.
Misalnya bubur beras, lemang, dodol, pulut, wajik, dan kue talam. Sedangkan, pertunjukan seni yang dilakukan yaitu bedondong, pantun batobo, dan gondang baraguong. Menurut legenda, mulanya batobo dilakukan kaum wanita.
Pasalnya, kaum lelaki biasanya merantau sehingga pertanian menjadi aktivitas tanggung jawab wanita. Biasanya, anggota wanita sudah menikah dengan usia 25 sampai 40 tahun. Tobo semakin berkembang sehingga terdapat anggota lelaki dengan sebutan tobo bujang.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, seiring berjalannya waktu, tradisi batobo makin ditinggalkan karena pemilik ladang memilih menyewa tenaga orang lain untuk mengurus ladang.
Nah itu dia sekilas pembahasan mengenai tata cara orang Melayu berladang dalam tradisi batobo.(LAU)