Mengetahui Sejarah Peristiwa 10 November secara Singkat

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
17 Juni 2023 23:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Sejarah Peristiwa 10 November. Sumber: Dio Hasbi Saniskoro/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Sejarah Peristiwa 10 November. Sumber: Dio Hasbi Saniskoro/pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peristiwa 10 November 1945 secara singkat dimaknai sebagai hari bersejarah, yakni Hari Pahlawan. Hal ini bukan tanpa sebab karena kala itu terjadi peristiwa heroik arek-arek Surabaya mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hingga sekarang pun, pada tanggal 10 November di seluruh instansi pemerintahan menjalankan penghormatan, salah satunya dengan melakukan upacara peringatan Hari Pahlawan. Agar semakin paham tentang sejarahnya, simak penjelasan berikut!

Sejarah Peristiwa 10 November di Surabaya

Ilustrasi: Sejarah Peristiwa 10 November. Sumber: Styves Exantus/Pexels.com
Fery Taufiq dalam buku berjudul Pekik Takbir Bung Tomo: Perjalanan Hidup, Kisah Cinta, dan Perjuangannya menjelaskan bahwa peristiwa 10 November 1945 sejatinya diawali dengan kekalahan Jepang.
Kemudian, muncul beberapa kejadian hingga puncak perangnya terjadi pada 10 November 1945, di antaranya:

1. Insiden di Hotel Yamato

Pada tanggal 1 September 1945, muncul seruan serentak untuk mengibarkan bendera Merah Putih di semua wilayah Indonesia.
Namun, pada 18 September 1945, pasukan Belanda mengibarkan bendera Belanda di bawah perintah Mr.W.V.Ch. Ploegman di Hotel Yamato. Kejadian ini tanpa persetujuan pihak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kemudian, esok harinya pada 19 September 1945, para pemuda Surabaya berkumpul. Pihak pemuda Indonesia menyuruh untuk menurunkan bendera, namun pihak Belanda menolak dan akhirnya terjadi perkelahian.
Setelah perjuangan sengit, bendera Belanda diturunkan dan dirobek warnanya menjadi merah dan putih yang kemudian dipasang kembali ke tiang bendera.

2. Kedatangan AFNEI

Pada tanggal 20 Oktober 1945, AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) datang ke Tanjung Perak, Surabaya. Tugas AFNEI ini untuk menerima penyerahan, mengadili penjahat perang, serta mempertahankan status quo sampai ada perundingan selanjutnya.
Pada awalnya, memang disambut baik oleh Indonesia. Namun, kedatangan AFNEI lama-kelaman memunculkan kecurigaan akan penyusup dari NICA.
Hal tersebut menimbulkan konflik antara Surabaya dan AFNEI serta menewaskan A.W.S. Mallaby selaku pimpinan AFNEI. Akibatnya, muncul ancaman jika pasukan Surabaya tidak menyerahkan senjata, Sekutu akan menghancurkan Surabaya.
ADVERTISEMENT

3. Puncak Pertempuran Surabaya

Adanya ultimatum tersebut tidak dihiraukan oleh Pemuda Surabaya. Mereka memilih melawan dan semakin bersemangat dengan orasi Bung Tomo yang menggelorakan semangat arek-arek Surabaya.
Bukan hanya itu, ada tokoh lain yang ikut mengeluarkan fatwa jihad dan mengerahkan santri-santri untuk ikut pertempuran, misalnya K.H. Wahab Hasbullah, K.H. Hasyim Asy’ari, dan sebagainya.
Selanjutnya, pada tanggal 10 November 1945 sampai dua pekan setelahnya, yakni 28 November 1945, terjadi pertempuran di Surabaya. Pertempuran tersebut menelan banyak korban hingga 20.000 orang dari Surabaya dan 1.500 dari Sekutu.
Demikianlah sejarah peristiwa 10 November secara singkat yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat! (Ek)