Dharma Suaka, Upacara Pra Pernikahan di Bali

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
7 Mei 2024 18:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dharma suaka adalah. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dharma suaka adalah. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dharma Suaka adalah salah satu prosesi dalam pernikahan umat Hindu di Bali. Prosesi tersebut dikenal juga dengan istilah meminang atau memadik.
ADVERTISEMENT
Artikel berikut ini akan membahas lebih lanjut tentang Dharma Suaka yang telah berhasil dirangkum dari berbagai sumber.

Upacara Dharma Suaka

Ilustrasi dharma suaka adalah. Foto: Pexels
Dharma Suaka merupakan Bahasa Sansekerta. Kata dharma berarti kebaikan atau sopan santun. Sedangkan, suaka berasal dari dua kata berbeda, yaitu su yang artinya baik dan wak yang artinya ucapan.
Maka, suaka sendiri memiliki arti ucapan baik. Kalau digabungkan, Dharma Suaka memiliki arti dialog kebaikan yang berbasiskan kebudayaan.
Dapat pula diartikan bahwa Dharma Suaka adalah upacara adat Hindu yang dilakukan dengan mempertemukan kedua keluarga calon mempelai untuk membahas tentang pernikahan.
I Gede Sutarya dalam buku Hindutva Inspirasi Hindu dalam Pembangunan Dunia menuliskan bahwa tujuan Dharma Suaka adalah menciptakan rumah tangga yang harmonis atau disebut sukhinah bhawantu.
ADVERTISEMENT
Dharma Suaka umumnya dilakukan sebanyak dua kali. Upacara ini dimulai dengan perkenalan antara keluarga inti dari pihak laki-laki dan perempuan.
Bila kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan pernikahan, maka calon mempelai laki-laki akan mengajak keluarga besarnya untuk mengunjungi rumah calon mempelai perempuan.
Melalui upacara tersebut, kedua belah pihak akan membicarakan tentang rencana pernikahan, termasuk menjabarkan silsilah keluarga besar untuk mencegah terjadinya perkawinan sedarah.
Pihak keluarga juga akan mengundang seorang pandita untuk memimpin doa bersama, dengan harapan perbincangan berlangsung lancar.
Setelah rencana pernikahan disepakati, acara akan dilanjutkan dengan memberikan pagemelan. Pagemelan sendiri adalah seserahan yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan.
Bentuk pagemelan beraneka ragam, antara lain makanan, buah-buahan, pakaian, alat sembahyang, hingga perhiasan yang disesuaikan dengan kesepakatan antar keluarga.
ADVERTISEMENT
Upacara tersebut kemudian ditutup dengan masing- masing perwakilan keluarga yang akan memberi wejangan pada kedua calon mempelai.
Dharma suaka memiliki peranan penting dalam pernikahan umat Hindu, yaitu demi terciptanya kehidupan pernikahan yang sukhinah bhawantu atau keluarga yang harmonis, bahagia, dan sejahtera.
Demikian pembahasan mengenai Dharma Suaka, salah satu upacara adat pernikahan bagi masyarakat Hindu di Bali. (SP)