Asal Usul Upacara Ruwatan di Jawa dan Tujuan Pelaksanaannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
26 April 2024 22:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi asal usul upacara ruwatan. Sumber: Alena Darmel/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asal usul upacara ruwatan. Sumber: Alena Darmel/pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ruwatan adalah tradisi penyucian yang kerap dilaksanakan oleh masyarakat Jawa. Asal usul upacara ruwatan berasal dari cerita wayang dengan tokoh Batara Guru yang memiliki dua istri.
ADVERTISEMENT
Susanti dan Lestari dalam Tradisi Ruwatan Jawa pada Masyarakat Desa Pulungdowo Malang menyebutkan bahwa ruwatan adalah suatu tradisi yang umumnya dilakukan untuk memohon keselamatan serta mengalahkan rintangan.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut seputar asal usul upacara ruwatan, simak selengkapnya di artikel berikut.

Asal Usul Upacara Ruwatan

Ilustrasi asal usul upacara ruwatan. Sumber: RDNE Stock project/pexels.com
Ruwatan adalah suatu upacara tradisi asal Jawa yang dilakukan untuk melepaskan maupun membebaskan seseorang dari kutukan berbahaya. Adapun asal usul upacara ruwatan berasal dari cerita wayang dengan tokoh Batara Guru.
Dikisahkan bahwa Batara Guru mempunyai dua istri bernama Pademi serta Selir. Melalui istrinya Pademi, dirinya memiliki anak bernama Wisnu, sedangkan dari Selir, lahir anak bernama Batarakala.
Saat dewasa, Batarakala tumbuh menjadi sosok yang jahat dan sering mengganggu anak manusia untuk dimakan. Konon, hal itu diturunkan dari sang ayah yang memiliki hawa nafsu tak terkendali.
ADVERTISEMENT
Batarakala diwujudkan sebagai raksasa dan sering meminta makan dengan wujud manusia. Batara Guru juga mengizinkan selama manusia yang dimakan termasuk sebagai orang yang mendapat kesialan atau wong sukerta, seperti anak tunggal. Maka dari itu, setiap anak tunggal perlu diruwat agar terhindar dari marabahaya.

Tujuan Upacara Ruwatan

Pada dasarnya, upacara ruwatan dilaksanakan untuk menghindari seorang anak dari marabahaya, seperti penyakit, kesialan, maupun hal-hal yang dianggap berasal dari karma buruk atau roh jahat.
Selain itu, pelaksanaan upacara ruwatan juga dilakukan untuk memperoleh berkah, ketenteraman jiwa, kesehatan, kedamaian, keselamatan, kebahagiaan, serta kesejahteraan.
Tradisi ruwatan juga ditujukan sebagai bentuk penyucian diri serta pembebasan dari kesialan hidup serta malapetaka. Masyarakat Jawa percaya jika orang-orang yang telah melakukan ruwatan akan bebas dari marabahaya dalam hidupnya. Hingga saat ini, sejumlah masyarakat masih melaksanakan upacara ini.
ADVERTISEMENT
Demikian berbagai informasi penting mengenai asal usul upacara ruwatan beserta tradisinya. [ENF]