Asal-usul Halal Bihalal beserta Maknanya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
11 April 2024 23:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi asal-usul halal bihalal. Foto: Gradikaa Aggi/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asal-usul halal bihalal. Foto: Gradikaa Aggi/Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asal-usul halal bihalal sebetulnya ada beberapa versi. Salah satunya disebut berasal dari penjual martabak India yang ada di Taman Sriwedari, Solo, sekitar 1935-1936.
ADVERTISEMENT
Mari simak penjelasan tentang asal-usul halal bihalal serta makna selengkapnya di sini.

Asal-usul Halal Bihalal di Indonesia dan Maknanya

Ilustrasi asal-usul halal bihalal. Foto: Mufid Majnun/Unsplash
Perayaan Idulfitri di Indonesia selalu meriah dan memiliki ciri khas dibanding negara-negara muslim lainnya. Sebagian besar negara muslim menjalankan Salat Ied pada pagi hari, tetapi praktis tak ada aktivitas lain setelahnya.
Ini berbeda dari tradisi di Indonesia. Di mana setelah shalat akan dilanjutkan dengan silaturahmi atau berkunjung ke rumah orang tua, sanak saudara, anggota keluarga, hingga sahabat, untuk saling bermaafan.
Selain dalam bentuk kunjung mengunjungi, tradisi ini pun bisa dilakukan dengan cara menggelar pertemuan besar di suatu tempat yang menghadirkan banyak orang. Inilah yang dikenal sebagai halal bihalal. Lalu, sebenarnya seperti apa asal-usul halal bihalal itu?
ADVERTISEMENT
Halal Bihalal berasal dari kata “Halla atau Halala” yang berarti meluruskan benang yang kusut, melepas ikatan yang membelenggu, mencairkan yang beku, atau menyelesaikan kesulitan.
Sementara itu, dalam kamus Jawa-Belanda karya Dr. Th. Pigeaud 1938, tercantum kata “halal behalal” berarti salam (datang, pergi) untuk saling memaafkan di hari raya Idulfitri atau Lebaran.
Seperti dilansir kemenkopmk.go.id, halal bihalal merupakan tradisi yang amat lekat dengan hari raya Idulfitri sampai berkembang menjadi ajang open house.
Halal bihalal juga diyakini sudah ada sejak zaman Mangkunegara I. Di mana sang raja pernah mengadakan pertemuan dengan seluruh penghuni istana untuk mengadakan sungkeman atau saling memaafkan.

1. Asal-usul Halal Bihalal Versi 1

Tradisi halal bihalal disebut berasal dari KH Abdul Wahab Hasbullah, ulama pendiri Nahdatul Ulama, yang memperkenalkannya pada Bung Karno pada 1948. Tradisi ini menjadi ajang silaturahmi para pemimpin politik yang kala itu masih berkonflik.
ADVERTISEMENT
Atas saran dari KH Abdul Wahab Hasbullah pula, pada perayaan Idulfitri 1948, Bung Karno mengundang seluruh tokoh politik ke Istana Negara untuk bersilaturahmi.

2. Asal-usul Halal Bihalal Versi 2

Istilah halal bihalal bermula dari pedagang martabak asal India yang ada di Taman Sriwedari, Solo, sekitar tahun 1935-1936. Pedagang martabak dibantu oleh pekerjanya yang merupakan orang Indonesia, lantas mempromosikan makanan yang terbilang baru itu.
Kata-katanya adalah “Martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal.” Sejak itu, istilah halal bihalal mulai populer di Solo dan masyarakat lantas memakai istilah tersebut guna menyebut pergi ke Sriwedari di hari raya atau silaturahmi di hari Lebaran. Hingga akhirnya berkembang menjadi ajang saling memaafkan di hari raya Idulfitri.

3. Makna Halal Bihalal

Halal Bihalal tak bisa diartikan satu per satu. Istilah “halal” berasal dari kata “halla” dalam bahasa Arab, yang bermakna halal al-habi (benang kusut yang terurai lagi), halla al-maa (air keruh yang diendapkan), dan halla as-syai (halal sesuatu). Kesimpulannya, melalui tradisi halal bihalal diharapkan kekusutan atau kesalahan dapat dihalalkan lagi atau melebur dan hilang.
ADVERTISEMENT
Demikian asal-usul halal bihalal serta maknanya. Tradisi ini tak bisa lepas dari momen Idulfitri dan dimanfaatkan sebagai ajang saling memaafkan satu sama lain. (DN)