Asal Kata Sekaten dalam Bahasa Arab dan Fakta Tradisinya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
24 April 2024 23:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sekaten berasal dari kata dalam bahasa Arab. Sumber: Mutefekkirane/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sekaten berasal dari kata dalam bahasa Arab. Sumber: Mutefekkirane/pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekaten adalah tradisi Islam yang dilakukan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Sekaten berasal dari kata dalam bahasa Arab "syahadatain", yang artinya dua kalimat syahadat.
ADVERTISEMENT
Purwaningsih dalam Upacara Tradisional Sekaten menyebutkan bahwa sekaten adalah upacara tradisional di Jawa yang dilakukan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai asal kata sekaten dan fakta mengenai tradisinya, baca dalam artikel berikut.

Asal Kata Sekaten

Ilustrasi sekaten berasal dari kata dalam bahasa Arab. Sumber: Ariful Islam/pexels.com
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, sekaten adalah tradisi Islam yang ada di Jawa dan dilaksanakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi.
Sekaten berasal dari kata dalam bahasa Arab "syahadatain", yang artinya dua kalimat syahadat. Upacara adat ini umumnya akan diselenggarakan selama seminggu dengan berbagai kegiatan, seperti doa bersama, upacara keagamaan, hingga pertunjukan wayang kulit.
Sekaten adalah kombinasi antara budaya Jawa dengan tradisi Islam. Dahulu, para ulama melaksanakan sekaten sebagai media dakwah dan memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Jawa.
ADVERTISEMENT
Pada pelaksanaan sekaten, masyarakat akan berkumpul di Masjid Agung Kauman Solo maupun Masjid Agung Keraton Yogyakarta untuk turut memeriahkan acara yang diselenggarakan.

Fakta Tradisi Sekaten

Terdapat beberapa fakta menarik dari tradisi sekaten di Jawa, antara lain.

1. Waktu Pelaksanaan

Upacara sekaten diselenggarakan setiap setahun sekali, tepatnya pada 5-11 Rabi'ul Awal dalam kalender Hijriah. Setelah upacara sekaten berakhir, acara akan ditutup dengan upacara Grebeg Mulud.

2. Tahapan Upacara Sekaten

Pada dasarnya, upacara sekaten dilangsungkan selama tujuh hari. Selama penyelenggaraan upacara sekaten, akan dilaksanakan Grebeg Mulud dan Numpak Wajik.
Grebek Mulud diselenggarakan tanggal 12 Rabi'ul Awal sebagai acara puncaknya. Acaranya dimulai pukul 8 pagi dan dikawal 10 kompi prajurit keraton, mulai dari wirabraja, patangpuluh, dhaheng, prawiratama, jagakarya, ketanggung, nyutra, surakarsa, bugis, hingga mantrirejo.
ADVERTISEMENT
Pada pelaksanaan tersebut, terdapat gunungan berisi beras ketan, buah-buahan, makanan, dan sayuran untuk dibawa menuju Masjid Agung.
Saat Numpak Wajik dilaksanakan, gunungan akan diarak selama selama Grebeg Mulud dan diiringi dengan lagu tradisional.
Demikian informasi penting mengenai sekaten berasal dari bahasa Arab dan fakta tradisinya. [ENF]