3 Ciri Khas Suku Dani saat Berkabung

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
8 April 2023 16:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto ilustrasi: 3 Ciri Khas Suku Dani saat Berkabung, sumber: Unsplash, fotografer: Vicki Schofield
zoom-in-whitePerbesar
Foto ilustrasi: 3 Ciri Khas Suku Dani saat Berkabung, sumber: Unsplash, fotografer: Vicki Schofield
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suku Dani merupakan sebuah suku yang mendiami Lembah Baliem di provinsi Papua Pegunungan. Suku ini memiliki keunikan tersendiri dibanding suku lainnya. Salah satunya memiliki kebiasaan saat ditinggalkan keluarga tercinta yang telah tiada atau berkabung.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa 1, berkabung merupakan respon fisiologis dan psikologis yang dinamik terhadap kehilangan. Aktivitas berkabung biasanya dipengaruhi oleh budaya, agama, dan adat istiadat setempat.

Cara Berkabung Masyarakat Suku Dani

Foto ilustrasi: 3 Ciri Khas Suku Dani saat Berkabung, sumber: Unsplash, fotografer: Bob Brewer
3 ciri khas suku Dani saat berkabung memang terdengar mengerikan. Namun, tradisi ini memiliki makna mendalam bagi mereka. Berikut ini penjelasannya:

1. Tradisi Potong Jari

Dikutip dari buku Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya, tradisi potong jari atau iki palek dilakukan oleh masyarakat suku Dani ketika ada anggota keluarga atau kerabat yang meninggal dunia. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedihan dan rasa sakit akibat ditinggal orang yang dicintai.
Tradisi potong jari dilakukan dengan beberapa cara yakni menggigit ruas jari hingga terputus, mengikat ruas jari dengan tali hingga mati rasa lalu dipotong atau ada juga yang langsung memotongnya menggunakan kapak, pisau, atau parang.
ADVERTISEMENT
Menurut mereka, rasa sedih akan menghilang seiring dengan kesembuhan jari yang terpotong tadi.
Bagi masyarakat suku Dani, jari merupakan lambang persatuan, kerukunan dan kekuatan dalam diri manusia maupun keluarga. Makna kebersamaan sangatlah krusial bagi mereka.
Tradisi ini mayoritas dilakukan oleh wanita, namun pria juga boleh mengekspresikan kesedihannya dengan cara ini.

2. Tradisi Iris Telinga

Tradisi iris telinga atau nasu palek juga dipakai untuk berkabung. Bagi mereka, seiris telinga yang terpotong menunjukkan bakti, tanda cinta, dan penghormatan mereka kepada anggota keluarga yang telah tiada.
Meski menyakitkan, makna dari tradisi ini begitu berarti bagi mereka sebagaimana pedoman hidup masyarakat suku Dani yang berbunyi wene opakima dapulik welaikarek mekehasik (pentingnya kebersamaan dalam masyarakat suku Dani).
Biasanya tradisi ini dilakukan kaum pria suku Dani. Meski begitu, kaum wanita juga boleh melakukannya jika jari-jemari mereka sudah habis terpotong karena melakukan tradisi iki palek.
ADVERTISEMENT

3. Mandi Lumpur

Setelah melakukan tradisi iki palek dan nasu palek, masyarakat suku Dani juga kerap mandi lumpur saat berkabung. Menurut mereka, manusia diciptakan dari tanah dan akan kembali pulang ke tanah. Oleh sebab itu, mereka melakukan ritual mandi lumpur untuk menghormati manusia yang telah meninggal dan telah kembali ke alamnya. (Tia)