Igo Blado, Kabar Musik Indie? Pergerakan Berkarya Ciptakan Identitas

Konten dari Pengguna
9 Juni 2018 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Santana Ja Dewa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Igo Blado,  Kabar Musik Indie? Pergerakan Berkarya Ciptakan Identitas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Igo Blado saat bertutur menceritakan nostalgia musik indie pada eranya
ADVERTISEMENT
DENPASAR, Musik era 90-an hingga 2000-an pasa masa kejayaan merajai belantikan musik nasional. Kemunculan band top berawal dari indie yang bisa keluar kepermukaan diluar komunitas. Perjalanan panjang musik indie bisa diterima telingan publik luas adalah konsisten mereka dalam berkarya sebagai citra jadi diri. Band-band indie bertansformasi namanya mulai menanjak digemari seperti Payung Teduh, Efek Rumah Kaca, atau Sore. Lagu Akad dari Payung Teduh mengalun berbagai tempat baik radio televisi maupun lainya. Bali, mengalami fase hal serupa musik indie menapak keberadaannya. Pergerakan mereka hampir sama yang dialami band seperti yang disebutkan, diera milenial karya musisi indie Bali melesat berkarya tanpa ada batasan " merdeka". Karyanya ngga melulu menyempit pada ranah komunitas melainkan bergema sebut saja Dialog Dini Hari. Meretas dari berkarya tanpa batasan menembus batas telinga diluar ekslusif komunal indie.
ADVERTISEMENT
Perjuangan identitas karya mereka melewati pergolakan fase, ruang, waktu dan situasional. Foundamental dari semua yang berkesenian adalah produksi, promosi dan konsisten dalam berkarya. Tiga tersebut wajib dilakukan menciptakan citra jati diri terbentuk sedimikan rupa sehingga punya ciri khas dari pada yang lainya, “ ucap Igo Blado saat mengisi acara Nutur di Natah Kantoor, Sanur.
Vokalis Band Telephone bernostalgia musik indie pada eranya. Ia lantang bertutur pergerakan teman-teman indie musik menapak jaman. Keterbatasan teknologi yang ngga seperti sekarang ini serba digital, ketika saat itu menghasilkan sebuah karya menabrak egomoni yang berkembang, godaan, dibully, diolok-olok. Dari sana kekuatan emosi melawan mainstream. Capaian keberhasilan mencitrakan diri sebagai ciri khas dalam setiap karya dihasilkan. Memang tatkala dirunutkan dengan era sekarang memang kemampuan lebih jauh, cuma kekuatan jati diri atau ciri khas “ taksu” karya melemah.
ADVERTISEMENT
Kemunculan band seperti Moel - Eternal Madness, Rudolph Detu, ceppy dan jeppy juga octav sicillia dan Windu estianto melintas di awal awal pembahasan, Hingga sosok Bagus Mantra dengan pasukan Preginanya yang telah berhasil Membuat Dua Panggung Besar Jambore Musik Festival dan Rock me basa Bali "LOLOT" yang di dapuk sebagai the best Indie Musician di acara SCTV Awards.
“ tonggak estafet perjuangan yang layak diwariskan kepada generasi selanjutnya yang berpijak pada semangat masa lalu membangun visi masa depan pergerakan musik indie. Disadari, evolusi menjadi salah satu sub culture baru dalam era milenial, pekerjaan rumah kdepannya adalah menjaga spirit energi terus menyala bergerak melampui waktu, “ tutupnya Igo. (*sjd)
ADVERTISEMENT