Pentingnya Pengendalian Emosi Orang Tua saat Mendampingi Anak Belajar Online

Salma Hadini
Bachelor of Psychology. Also an aspiring writer.
Konten dari Pengguna
30 Juli 2021 10:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salma Hadini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pembelajaran daring. sumber: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembelajaran daring. sumber: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi Covid-19 merajalela dan kehidupan seperti tiba-tiba dijeda begitu saja. Tidak ada yang tahu kapan jeda itu akan berakhir dan kehidupan bisa dimulai seperti biasa lagi. Padahal semua orang sudah memiliki kesulitan hidup masing-masing tapi kini kita semua harus menghadapi kesulitan baru akibat pandemi.
ADVERTISEMENT
Kita seolah sedang diuji berlipat ganda, permasalahan-permasalahan hidup baru yang muncul menambah beban kita sehari-hari, memaksa kita untuk segera beradaptasi untuk bertahan. Hanya saja kapasitas setiap orang itu berbeda, maka beban mental yang diemban tiap orang juga pasti berbeda-beda. Ada yang masih kuat bertahan, namun tidak sedikit yang sudah merasa kewalahan. Tidak semua orang bisa mengendalikan diri sebaik yang seharusnya karena tekanan dari segala tuntutan yang ada malah menimbulkan stres, dan tak semua orang tahu bagaimana cara yang efektif untuk mengendalikan emosi.
Seorang orang tua bahkan tega membunuh anaknya karena sulit diatur saat belajar daring. Seorang ibu di Banten itu menyiksa anaknya akibat kesal. Awalnya anak tersebut hanya dicubit dan dipukuli dengan tangan kosong, namun kekerasan berlanjut sampai pelaku menggunakan gagang sapu untuk menyiksa anaknya hingga anak malang itu harus meregang nyawa di usia muda (tribunnews.com). Inilah dampak tidak langsung dari pandemi.
ADVERTISEMENT
Tanggungan beban saat menjadi orang tua pasti tidaklah sedikit. Sayangnya, akibat emosi yang tidak terkontrol dengan baik, kejadian yang seharusnya bisa dihindari itu harus terjadi. Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa? Tentu saja kita tidak mau anak-anak malah menjadi korban lagi akibat pembelajaran daring, bukan?
Untuk meminimalisasi penyebaran virus, kegiatan belajar mengajar sekarang sudah dilakukan secara daring atau online. Akibatnya, kini anak harus belajar di rumah tanpa dampingan langsung dari guru, dan orang tua mengemban peran baru yaitu sebagai pendamping anak saat belajar di rumah. Tentu saja banyak orang tua yang berhasil membimbing anaknya, namun sayangnya tidak sedikit juga orang tua yang gagal mengendalikan emosi hingga harus sampai melampiaskannya pada anak saat mereka tidak bisa belajar dengan baik, seperti kasus yang diceritakan tadi. Padahal anak, terutama yang masih berusia muda, membutuhkan pendampingan dengan pendekatan yang penuh kehati-hatian dan kesabaran.
ADVERTISEMENT
Amarah dan kekesalan memang merupakan emosi yang wajar, namun orang tua tetap harus mampu mengendalikannya terutama di hadapan anak agar anak tidak terluka dan tumbuh dengan trauma, atau melihat orang tuanya sebagai orang yang jahat. Karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk melatih pengendalian emosi mereka supaya anak dapat mendapatkan bimbingan yang penuh kasih sayang sehingga belajar di rumah menjadi optimal dan bahkan dapat mempererat ikatan antara orang tua dan anak.
Dirangkum dari alphamor.id dan parenting.co.id, ada beberapa tips dan trik yang dapat dilakukan para orang tua dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Dengan cara-cara ini, semoga orang tua dapat mengendalikan emosi dengan lebih baik dan tidak akan ada lagi anak yang menjadi korban akibat emosi orang tua yang kurang terkelola.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat bahwa tidak ada hal yang mudah selain karena diberi kemudahan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu, berdoalah pada Tuhan untuk diberikan kemudahan agar anak dapat menangkap materi dengan baik.
Jangan hanya terlalu berfokus pada kesalahan dan kekurangan yang dilakukan anak saat belajar, namun lihat juga dan syukurilah atas apa yang berhasil mereka lakukan serta keinginan mereka untuk mencoba. Kecerdasan seseorang tidak hanya ditentukan oleh satu hal, bukan berarti ketika anak gagal dalam melakukan sesuatu maka ia tidak mampu. Kecerdasan setiap orang dengan orang lainnya juga dapat berada di bidang yang berbeda, sehingga jangan pula bandingkan pencapaian anak Anda dengan anak lain.
ADVERTISEMENT
Berikan anak apresiasi berupa pujian, hadiah kecil, atau pelukan dan ciuman saat anak telah berusaha banyak dalam belajar. Selain meningkatkan pengalaman berhasil bagi anak, hal itu juga dapat menambah kepercayaan anak kepada orang tua dan mempererat hubungan.
Di beberapa kondisi, pengendalian emosi bisa menjadi sedikit lebih sulit dibanding kondisi lain, misalnya saat lapar atau merasa tidak sehat. Karena itulah sebisa mungkin jaga kesehatan diri dan pastikan Anda sedang dalam kondisi yang baik saat mendampingi anak. Namun apabila keadaan baik tersebut sedang sulit dicapai, tidak perlu memaksakan diri dan biarkan anak belajar mandiri, dan jangan berikan terlalu banyak tuntutan pada anak.
ADVERTISEMENT
Sejak awal, anak telah menganggap rumah sebagai tempat beristirahat dan bermain, dan sekolah sebagai tempat belajar. Memindahkan tempat belajar sepenuhnya ke rumah dapat membuat suasana yang tidak kondusif karena anak masih merasa bahwa ini tempatnya bermain, bukan belajar. Karena itu, ciptakanlah suasana produktif di rumah yang dapat dicontoh anak. Orang tua bisa membuat jadwal belajar yang harus dipatuhi, serta memberikan contoh bahwa berada di rumah bukan berarti bersantai saja, melainkan harus menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan.
Agstried Elisabeth Piether, seorang psikolog pendidikan sekaligus co-founder Rumah Dandelion mengatakan bahwa alangkah baiknya jika di rumah disediakan tempat atau area yang didedikasikan khusus untuk bekerja atau belajar agar anak paham ketika mereka ada di sana, tugas mereka adalah belajar. Apabila memungkinkan, hindari belajar di kamar tidur, di atas tempat tidur atau di depan TV.
ADVERTISEMENT
Jadwal dapat mengondisikan kegiatan anak dan menciptakan keadaan yang lebih produktif saat anak dan orang tua berkomitmen dalam mematuhinya. Namun jangan lupa bersikap lebih fleksibel. Beri juga waktu untuk beristirahat dari belajar dan waktu khusus untuk bermain. Pada saat itu Anda juga bisa ikut beristirahat. Perhatikan juga apabila anak sudah terlalu banyak duduk, misalnya, anak butuh bergerak, maka biarkan anak belajar dengan metode lain dan bukan paper and pencil.
Kunci dari mengendalikan emosi adalah bersabar. Anak-anak mungkin membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan suasana rumah yang baru dan menyingkirkan keengganannya untuk memindahkan aktivitas sekolah ke rumah. Orang tua juga harus ingat bahwa bukan hanya orang tua yang kewalahan saat harus beradaptasi dengan situasi ini. Anak juga mempunyai konflik sendiri dalam beradaptasi belajar di rumah tanpa guru dan teman-temannya.
ADVERTISEMENT
Di satu sisi, kegiatan sekolah yang dirumahkan bisa menjadi berkah bagi Anda. Manfaatkan waktu tak terbatas bersama anak di rumah untuk mendekatkan diri lebih jauh dengan anak. Waktu ini juga bisa digunakan untuk memberikan kesempatan pada anak untuk belajar hal di luar pelajaran akademik. Orang tua dapat mengajak anak berdiskusi mengenai hal-hal yang anak sukai, perasaan mereka, dan juga orang tua bisa mengajak anak berbicara mengenai pencegahan Covid-19 dengan bahasa yang mudah dipahami. Dengan banyak berdiskusi bersama anak, orang tua dapat lebih mengenal anak, dan metode ini juga dapat meningkatkan kemampuan analisis anak.
Ilustrasi pembelajaran daring. Sumber: pixabay
Nah, itulah beberapa tips dan trik bagi orang tua untuk mengendalikan emosi saat mendampingi anak belajar online dan juga tips dalam memberikan suasana belajar yang produktif, nyaman, dan menyenangkan bagi orang tua dan anak.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat bahwa anak adalah titipan dari Tuhan yang harus kita sayangi dan rawat sebaik-baiknya. Banyak pasangan di luar sana yang menginginkan anak tetapi belum bisa memilikinya. Anggaplah Anda sebagai orang yang beruntung karena telah diamanahi buah hati. Karena itu, jagalah anak Anda sebaik mungkin mengingat betapa berharganya kehadiran seorang anak dalam keluarga. Didik dan rawat mereka dengan penuh kasih sayang sebagai salah satu bentuk syukur pada Tuhan.
Ditulis oleh:
Salma Tya Hadini (1805180) DPL: Dr. Cik Suabuana, M.Pd.
Referensi:
https://www.tribunnews.com/regional/2020/09/17/orang-tua-bunuh-anak-karena-sulit-diajari-belajar-online-terancam-hukuman-seumur-hidup?page=all
https://alphamor.id/artikel/trik-mengendalikan-emosi-saat-mendampingi-anak-sulit-belajar-daring/
https://www.parenting.co.id/usia-sekolah/7-tip-mendampingi-anak-belajar-di-rumah-selama-sekolah-ditutup