Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
Konten dari Pengguna
Menghapus Paradigma Lama untuk Pengolahan Sampah Berkelanjutan
16 Maret 2025 2:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Safril Umar Ashiddiqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sampah merupakan salah satu permasalahan global yang hingga saat ini belum terselesaikan. Indonesia termasuk negara yang memiliki permasalahan sampah cukup serius. Menurut KLHK pada 2023 saja Indonesia memghasilkan timbulan sampah sebesar 69,9 juta ton. Indonesia juga menjadi penyumbang sampah plastik lautan terbesar kedua setelah China.
ADVERTISEMENT
Penyebabnya beragam mulai dari sampah plastik yang berasal dari penggunaan produk plastik kemasan, limbah rumah tangga maupun industri yang terus terbentuk dalam jumlah besar secara berulang, sikap serta tatanan pola kehidupan masyarakat, dan tidak matangnya sistem pengolahan sampah dari pemerintah.
Paradigma lama memiliki siklus pengolahan sampah yang sederhana yakni dari sampah menuju pengumpulan, diproses pada tahap pengangkutan dan berakhir di area penimbunan (open dumping). Ini dinilai kurang efektif karena tidak bisa mengurangi keberadaan sampah sehingga paraigma baru pengolahan sampah berkelanjutan dibutuhkan.
Pengurangan dari Sumber (Reduce)
Penanganan sampah harus dimulai dari hulu ke hilir. contoh penggunaan kemasan plastik sekali pakai harus dikurangi dengan mengubah gaya hidup komunitas seperti memakai kantong belanja atau konsumsi makanan secukupnya sehingga tidak tersisa.
ADVERTISEMENT
Daur Ulang dan Pengomposan
Sampah yang tetap dihasilkan memasuki pos-pos daur ulang sehingga dapat diubah menjadi barang yang bernilai ekonomi kembali. Pemilahan jenis sampah menjadi faktor penting pada proses ini. Untuk sampah organik bisa diubah menjadi kompos yang berguna. Kompos juga bermanfaat bagi tanah, meningkatkan kesuburan dan retensi air.
Treatment (Waste to Energy)
Sampah yang tidak bisa didaur ulang akhirnya menuju tempat pembuangan sampah akhir (sanitary landfill). Sampah tersebut masih bisa diolah menjadi energiseperti menggunakan system pembangkit listrik tenaga sampah. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) mampu mengubah sampah menjadi energi listrik dengan proses termal yang dapat menggerakkan turbin.