Semangat Janari (Jalani, Nikmati, Syukuri)

Rahman Tanjung
Widyaiswara Ahli Madya BKPSDM Kabupaten Karawang, Dosen STIT Rakeyan Santang Karawang
Konten dari Pengguna
21 April 2021 10:20 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahman Tanjung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi PNS. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PNS. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seperti yang telah saya ceritakan pada tulisan sebelumnya yang berjudul Dedi Dores, Akhirnya Jadi PNS. Bahwa saya diterima dan mulai bekerja sebagai PNS Pemkab. Karawang terhitung mulai Januari 2005 yang ditempatkan di Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Karawang.
ADVERTISEMENT
Saat pertama kali bekerja sebagai PNS, ada perasaan canggung dan bingung serta tidak tahu apa dan bagaimana seharusnya yang saya lakukan. Jujur saja, agak berbeda dengan pengalaman saya ketika bekerja di perusahaan swasta, di mana semua sudah jelas tentang tugas dan hal-hal apa saja yang saya lakukan.
Saya masuk ke ruangan kantor tempat di mana saya akan bekerja bersama teman saya Asep yang juga CPNS seperti saya. Ada beberapa pasang mata yang memperhatikan kedatangan kami, ada yang cuek dan juga ada yang berkomentar, "wah ada PNS baru nih" ucap salah seorang dari mereka.
Ketika kami berusaha untuk membaur dengan "para senior" kami tersebut, masih ada saja suara miring yang menanyakan tentang bagaimana kami bisa diterima jadi PNS, apakah ada "orang dalam" atau saudara yang membantu, bahkan yang membuat saya agak kesal, ada saja yang menanyakan, "keluar uang berapa nih, bisa diterima?".
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah saya jelaskan, bahwa saya tidak punya saudara di lingkungan Pemkab. Karawang atau pun mengeluarkan uang agar bisa diterima sebagai PNS, namun tetap saja tampaknya ada dari mereka yang meragukannya. Mungkin sampai dengan sekarang, masih banyak opini di masyarakat yang beranggapan bahwa untuk menjadi PNS adalah dengan memberikan sejumlah uang kepada pihak-pihak tertentu.
Singkat cerita saya ditempatkan oleh pimpinan di sub bagian yang mengelola BUMD, Koperasi dan Perdagangan.
Dan dari sini lah perjalanan karier saya sebagai PNS di mulai. Suka dan duka mewarnai, mulai dari diberi tugas fotokopi, surat-menyurat dan administrasi, membuat presentasi, menggali potensi hingga sampai dengan sekarang menjadi WI (Widyaiswara).
Fotokopi, administrasi, translasi dan sosialisasi
ADVERTISEMENT
Awal saya bekerja, selama beberapa minggu, saya hanya ditugaskan untuk fotokopi berkas/dokumen kantor dan mengerjakan tugas administrasi, seperti meminta nomor surat, menyusun surat-surat dan bahkan sesekali ikut mendistribusikan surat undangan rapat.
Namun akhirnya, datang juga tugas baru bagi saya, ketika atasan langsung saya meminta untuk mengonsep sebuah surat yang akan ditujukan kepada Bupati.
Bersyukur beliau mengajarkan saya dengan teliti dalam membuat suatu konsep surat yang sesuai dengan tata naskah dinas yang berlaku dan saya pun tak mengalami kesulitan, karena dari tugas fotokopi berkas/dokumen, saya mendapat ilmu dengan membaca dan mencoba memahami bentuk serta isi dokumen yang saya fotokopi.
Dari sana, kemudian saya selalu dipercaya oleh beliau dalam membuat konsep-konsep surat, telaahan/kajian staf dan laporan kegiatan. Bahkan saya dipercaya untuk mewakili beberapa rapat instansi.
ADVERTISEMENT
Selain tugas-tugas tersebut, saya juga diberikan tugas translasi atau menerjemahkan bahasa Inggris, seperti yang pernah saya sampaikan pada artikel sebelumnya yang berjudul Ekskul, Bikin Kerjamu Makin Cool. Dari sana saya mendapatkan pengalaman-pengalaman yang berharga, bertemu dan berdiskusi dengan institusi/lembaga dari luar negeri, seperti Nigerian Agricultural Cooperative and Rural Development Bank Ltd dari Nigeria dan Global Peace Foundation Korea.
Saya pun bersyukur, awal penempatan saya bekerja sebagai PNS adalah di Bagian Perekonomian, karena di sini begitu banyak pelajaran, pengetahuan dan keterampilan baru yang saya dapatkan, yang kelak menjadi bekal saya dalam mendukung tugas di beberapa unit kerja selanjutnya.
Saya belajar bagaimana berkoordinasi dengan baik, menyampaikan paparan dalam acara sosialisasi, mengelola beberapa event besar, mengevaluasi kinerja BUMD sampai dengan mengikuti beberapa pelatihan, seperti : pelatihan manajemen pasar tradisional dan evaluasi kinerja BUMD.
ADVERTISEMENT
Edukasi, pengembangan kompetensi dan mitigasi
Dari bagian perekonomian, perjalanan karier saya selanjutnya adalah sebagai staf Bagian Tata Usaha Setda pada sub bagian kepegawaian. Bidang tugas kali ini bagi saya merupakan tempat mengaplikasikan ilmu yang saya dapat tentang Manajemen SDM. Di sinilah saya bisa memperdalam pengetahuan lebih lanjut tentang manajemen kepegawaian.
Atas izin Allah SWT dan kepercayaan dari pimpinan, saya kemudian dipromosikan menjadi Kepala Seksi Pemakaman dan Pertamanan pada Dinas Cipta Karya. Walaupun saya bertugas sebentar di instansi tersebut, ada beberapa hal penting yang saya dapatkan. Mulai dari membenahi administrasi data pemakaman sampai belajar manajemen pemakaman milik pemerintah daerah ke Kota Bogor.
Kemudian, saya dimutasikan ke Kantor Diklat Kabupaten Karawang. Entah mengapa, di sana saya benar-benar menemukan passion kerja saya, karena selain belajar tentang bagaimana mengedukasi dan mengembangkan kompetensi pegawai, sesekali dengan bimbingan para Widyaiswara (WI) saya diajarkan cara mengajar, memberikan materi dan diberi kesempatan untuk menjadi instruktur diklat.
ADVERTISEMENT
Mungkin karena pengalaman mengajar yang saya miliki sebelumnya sewaktu di Unsoed dulu sebagai Instruktur Bahasa Inggris, membuat saya sangat menikmati pekerjaan tersebut. Bahkan saya berkeinginan untuk bisa menjadi seorang Widyaiswara kelak.
Dari Kantor Diklat, saya melanjutkan karier saya sebagai kasi ekonomi dan pembangunan di Kecamatan Rawamerta. Jujur saja, sebenarnya saya agak sedikit kecewa, ketika saya menemukan passion kerja saya di Kantor Diklat, saya harus menerima bahwa saya tidak lagi bekerja di sana.
Sebagai seorang PNS kita sudah disumpah untuk siap di tempatkan di mana saja, oleh sebab itu, saya berusaha menjalani, menikmati dan mensyukuri tugas saya saat itu.
Dengan menjalankan prinsip tersebut, saya berusaha menikmati setiap gerak dan langkah bertugas mengabdi sebagai aparatur Kecamatan. Mulai dari bagaimana berkomunikasi langsung dengan masyarakat desa, mengedukasi mereka dalam hal pengembangan usaha dengan memanfaatkan bantuan modal pemerintah daerah, sampai dengan ikut serta dalam ToT Pemberdayaan Masyarakat Desa.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapatkan banyak ilmu tentang pengelolaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa ketika bertugas di Kecamatan, kemudian saya dialihtugaskan menjadi Kepala Seksi Tanggap Darurat pada Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana.
Sarasehan Manajemen Penanganggulangan Bencana Bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Sumber: Dok. Pribadi)
Merupakan sebuah tugas dan tantangan baru bagi saya, ketika berkecimpung dalam bidang penanggulangan bencana. Saat awal bertugas di tahun 2012, saya sudah dihadapkan pada kasus evakuasi beberapa wisatawan religi yang tengah berwisata di goa petilasan, Kampung Goa Masigit Kuta Mariem Desa Mulyasejati Kecamatan Ciampel yang terjebak air di dalam Goa ketika hujan deras terjadi.
Beberapa kasus penanganan bencana telah mewarnai pengalaman kerja saya dan selain itu, saya pun berkesempatan mengikuti berbagai pelatihan kebencanaan yang diadakan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta menjadi pemateri di beberapa kegiatan sosialisasi mitigasi bencana kepada warga masyarakat di beberapa Kecamatan di Kabupaten Karawang.
ADVERTISEMENT
Menggali potensi, belajar regulasi dan menjadi WI
Selepas bertugas di Bidang Penanggulangan Bencana, saya kembali bertugas di Bagian Perekonomian Setda, sebagai Kasubag. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, setelah itu saya kembali dialihtugaskan ke DPPKAD Kabupaten Karawang yang kemudian berganti nomenklatur menjadi Badan Pendapatan Daerah (Bapenda).
Banyak pelajaran dan ilmu yang saya dapatkan di sana. Jika di beberapa OPD saya berpikir bagaimana membelanjakan anggaran sesuai dengan aturan dan ketetentuan yang berlaku, sekarang saya harus belajar bagaimana caranya mencari dan menggali potensi serta mengelola pajak daerah sebagai salah satu sumber PAD terbesar di Kabupaten Karawang.
Selanjutnya saya juga sempat merasakan tugas sebagai Kepala Seksi Regulasi dan Penyuluhan Pajak Daerah, di mana saya dituntut untuk belajar dan lebih memahami tentang regulasi-regulasi perpajakan daerah. Bahkan pada beberapa kesempatan, pimpinan mempercayai saya untuk mewakili beliau sebagai narasumber tentang pengelolaan pajak daerah di beberapa acara.
Sertifikat FGD bersama MPR RI (Sumber: Dok. Pribadi)
Ada beberapa momen yang cukup berkesan ketika menjadi narasumber, salah satunya adalah saat kegiatan Focus Group Discusssion pada 30Maret 2019 yang diselenggarakan oleh MPR RI, di mana banyak tokoh-tokoh wakil rakyat yang juga ikut serta sebagai dalam Narasumber dalam acara tersebut, seperti misalnya Prof. Dr. Didik J. Rachbini. Saya merasa bangga dan beruntung bisa berada dalam satu kegiatan bersama mereka.
ADVERTISEMENT
Suatu saat sekitar bulan Oktober, saya mendapatkan informasi bahwa ada seleksi Inpassing untuk menjadi Widyaiswara (WI). Saya jadi teringat kembali, masa-masa ketika saya bertugas di Kantor Diklat dan passion kerja yang begitu kuat saat itu. Kemudian tanpa pikir panjang, setelah meminta restu dari Ibunda tercinta dan mengkomunikasikannya dengan sang istri, akhirnya saya pun ikut seleksi Inpassing WI tersebut.
Tahapan demi tahapan test saya lalui, dan atas izin-Nya lah saya akhirnya lulus seleksi tersebut dan sampai sekarang mengabdi sebagai WI di bumi Karawang yang saya cintai.
Manfaatkan setiap waktu dan kesempatanmu
Mengacu pada pasal 23 huruf h PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 17 Tahun 2020, disebutkan bahwa PNS bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau negara lain yang ditentukan oleh Instansi Pemerintah, yang artinya seorang PNS harus siap dan bersedia ditempatkan di mana saja.
ADVERTISEMENT
Memang jalan karier yang saya tempuh sebagai PNS mungkin tidak sesukses rekan kerja yang lain yang sudah lebih dulu diamanahi jabatan yang lebih tinggi, namun di balik itu semua, banyak hikmah dan pelajaran hidup yang sangat berharga yang saya dapatkan melalui tour of area yang begitu beragam, sehingga bisa menjadi bekal yang cukup dalam menjalankan tugas saat ini sebagai WI.
Terkadang, ada rasa keluh, jenuh dan kecewa mewarnai perjalanan tugas ini ketika apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Namun saya teringat sebuah pepatah bijak dari seorang filsuf terkenal, Confucius yang mengatakan, "Nikmatilah pekerjaanmu, dan kamu tidak akan pernah merasa bekerja seumur hidupmu.”
Saya berusaha memanfaatkan setiap waktu dan kesempatan di mana pun saya ditugaskan untuk belajar dan mengembangkan kompetensi dalam diri saya, sehingga di setiap unit kerja tempat saya bertugas, saya selalu ikut serta dalam pelatihan, bimtek, diklat dan sejenisnya.
ADVERTISEMENT
Kita harus bisa memanfaatkan waktu yang Tuhan berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya dan mengisinya dengan hal yang bermanfaat, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-'Asr ayat 1-3, yang menyampaikan:
Maka sebagai PNS, tetaplah jalani setiap tugas yang kita emban saat ini, dengan prinsip semangat Janari (Jalani, Nikmati dan Syukuri).