Periode Erupsi Panjang 100 Tahun Gunung Kie Besi: Lebih dari 2.300 Korban Jiwa

Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api)
Mempercepat Edukasi Vulkanologi di Indonesia - Master Student of Geology Engineering (UGM) - Bachelor of Geography Education (UNY) - SMA N 1 Martapura - Indonesia
Konten dari Pengguna
11 Mei 2021 10:25 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Roni Marudut Situmorang (Geologi Gunung Api) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Geologi, Sejarah, KRB, dan Aktivitas Gunung Kie Besi atau Makian

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maluku Utara selalu menjadi destinasi wisata kekinian yang memadukan keindahan laut dengan gunung api-nya. Tentunya hal inilah yang menyebabkan masyarakat lokal telah hidup jauh sebelum abad ke-15 dan menjadi kota-kota kepulauan yang sangat berisiko terkena dampak dari Gunung api.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Gunung Kie Besi di Pulau Makian.
Gunung api di Busur Kepulauan Maluku Utara, Tampak Kota Ternate berada di Utara dan Gunung Kie Besi di selatan Persebaran. Oleh Roni Marudut Situmorang 2021
Orang luar lebih mengenal Gunung Kie Besi dengan sebutan Gunung Makian, hal ini karena nama gunung yang berasal dari nama pulau lebih mudah diingat oleh bangsa Belanda saat itu. Hal ini juga didukung oleh fakta seluruh pulau Makian merupakan bagian dari bentang lahan vulkanik Gunung Kie Besi. Tidak jarang banyak Gunung api di Indonesia memiliki nama yang disematkan dari nama pulaunya di catatan sejarah global sejak abad ke-15.

Geologi Gunung api Kie Besi

Gunung Api Kie Besi merupakan bagian Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara dengan posisi geografis di Latitude 0.32°LU, Longitude 127.4°BT dan memiliki ketinggian 1357 mdpl. Gunung api Kie Besi merupakan tipe gunung Strato dengan beberapa kerucut pirolastik di sekitarnya. Tatanan tektonik Gunung Kie Besi adalah Zona Subduksi dengan material yang dikeluarkan secara mayor yaitu andesit hingga basaltik-andesit dan basalt hingga pikro-basalt.
ADVERTISEMENT
Kawah Gunung Kie Besi mempunyai ukuran luas sekitar 1500 x 1400 meter, sehingga kawah Gunung Kie Besi tergolong Kawah berukuran besar. Di bagian tengah Gunung Kie Besi terdapat kubah lava yang terbentuk pasca letusan 1988. Di bagian timur laut terdapat sebuah telaga di mana airnya sudah berkurang karena erupsi tahun 1988 lalu.
Pusat Kawah Gunung Kie Besi berupa kubah lava membentuk bundar di tengah, terlihat bukaan kawah ke arah timur dan utara, Dok Magma Indonesia 2021
Pulau Makian adalah sebuah pulau yang terletak di barat Pulau Halmahera. Lebih detail, Pulau Makian berjarak ±50 km ke selatan dari Kota Ternate, Maluku Utara. Jika Sobat Gunung ingin mencapai Pulau Makian, Sobat Gunung dapat mendarat di Pulau Ternate dan menggunakan kapal yang melewati beberapa pulau.
Seperti Pulau Tidore, Pulau Mare dan Pulau Moti, Gugusan gunung api kepulauan (arc volcano) yang berjejer dari Utara hingga Selatan.
ADVERTISEMENT
Adapun Gunung Kie Besi memiliki sejarah kelam di masa lalunya, Bagaimana fakta menariknya? Mari kita simak fakta Gunung Kie Besi berikut.

Sejarah dan Kronologi Erupsi Gunung Kie Besi

Sejarah pengamatan pertama Gunung api Kie Besi tercatat sekitar tahun 1550-an, dengan Skala VEI 3. Sejarah ini didapatkan melalui cerita masyarakat saat itu dan temuan batuan oleh bangsa barat (portugis dan belanda), namun peneliti belanda mulai mencatat erupsi Gunung Kie Besi secara resmi pada tanggal 19-21 Juli 1646, ketika itu erupsi Gunung Kie Besi sangat besar, Skala VEI 4. Kawah utama Gunung Kie Besi adalah lokasi keluarnya material. Banyak kampung yang musnah dan banyak korban manusia yang tidak terhitung.
Foto tertua Gunung Kie Besi diambil oleh Ruska Hadian pada tahun 1985 dari arah Barat Laut, Dok. Volcanological Suvey of Indonesia
Sekitar 114 tahun berselang, tepatnya 22-30 September 1760 erupsi Gunung Kie Besi kembali terjadi dengan Skala VEI 4. Korban jatuh ketika itu diperkirakan 2000 orang. Adapun penduduk yang mengungsi ke Ternate lebih dari 5000 orang. Arahan rekomendasi saat itu, kemungkinan dilakukan oleh kerajaan ternate dan bangsa Belanda.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1860 terjadi erupsi kecil yang hanya berupa abu (freatik). Namun setahun berselang, erupsi besar Skala VEI 4 terjadi pada periode erupsi 28 Desember 1861-Oktober 1862. Ketika itu, puncak erupsi terjadi antara 28-31 Desember 1861 di kawah utama. Material yang keluar sebagian berupa aliran lava. Korban manusia diperkirakan sebanyak 300 orang. Sebagian penduduk telah mengungsi ke luar pulau, namun sebagian lagi terkubur dalam laut.
Tinggi Kolom asap Erupsi Gunung Kie Besi mencapai 10 km, Willem Rohi 1988 Dok. Volcanological Survey of Indonesia
Tercatat terjadi erupsi pada tahun 1863 dan 1864 namun erupsi tersebut tergolong kecil dengan Skala VEI 1. Erupsi terakhir pada abad ke-19 terjadi 26 tahun berselang, tepatnya pada tahun 1890 dengan Skala VEI 2. Erupsi ini tergolong erupsi besar di kawah utama pada bulan Juli yang menyebabkan korban manusia dan hancurnya kampung-kampung.
ADVERTISEMENT
Periode erupsi yang terakhir terjadi pada tahun 1988. Ketika itu, Kolom asap meningkat di atas Gunung Kie Besi pada periode erupsi 25 Juli-5 Agustus 1988 ini. Laporan Survei Vulkanologi Indonesia mencatat bahwa erupsi besar, pada periode erupsi ini, terjadi selama 6 hari , dimulai sejak tanggal 29 Juli 1988.
Kolom abu asap mengikuti arah angin disertai keluarnya aliran piroklastik, Williem Rohi, 1988, Dok Volcanological Survey of Indonesia
Erupsi besar ini diabadikan oleh Willem Rohi pada tanggal 31 Juli 1988, dari Pulau Moti di utara Pula Makian. Adapun kolom asap Gunung Kie Besi meningkat dar tanggal 29 Juli hingga 31 Juli, tinggi kolom asap mencapai kurang lebih ketinggian 8-10 km. Aliran piroklastik mengisi segala penjuru Pulau Makian hingga menyentuh laut. Tipe Erupsi Gunung Kie Besi saat itu yaitu tipe Saint Vincent atau Volcano.
Erupsi Gunung Kie Besi mengarah ke Utara dan Timur Pulau Makian, Foto diambil dari Pulau Moti 1988, Dok. Direktorat Vulkanologi
Syukurnya, Direktorat Vulkanologi pada saat itu bertindak cepat, mengingat catatan sejarah pengamatan, SVI dapat mengungsikan lebih dari 15.000 penduduk Pulau Makian. Penduduk Pulau Makian memang berada di wilayah pesisir Pulau baik, di barat, utara, selatan dan timur. Namun, kepadatan penduduk lebih terpusat di utara dan selatan. Sekarang ini daerah di Pulau Makian terpusat di Ngofakiaha di Utara dan Tahane di selatan Pulau Makian.
Bukaan kawah kearah timur berdekatan dengan beberapa permukiman warga di pesisir Timur, Dipotong oleh Roni M S Modifikasi Magma Indonesia 2021
Karakter erupsi Gunung Kie Besi sejak pertama tercatat hingga sekarang, yaitu magmatik eksplosif (awan panas, piroklastik), magmatik efusif (aliran lava pijar), freatik (asap, abu), freatomagmatik (asap,abu dan lava). Tipe erupsi Gunung Kie Besi pada umumnya adalah eksplosif dengan tipe Saint Vincent (tipe volcano), di mana letusan ini sangat dahsyat dan disertai dengan semburan awan panas secara melingkar (radial) melalui puncak kawah.
ADVERTISEMENT
Adapun Gunung api Makian sekarang ini berstatus Normal, sehingga dapat didaki oleh kalangan luar. Namun perlu diketahui, bahwa kejadian masa lalu dapat terulang lagi di masa yang akan datang. Untuk itu mari Sobat Gunung melihat Kawasan Rawan Bencana dan rekomendasi PVMBG berikut ini.
KRB dan Aktivitas Terkini Gunung Kie Besi
Peta KRB Gunung Kie Besi, Dok. Magma Indonesia, PVMBG 2021
Kawasan Rawan Bencana Gunung Kie Besi terbagi menjadi tiga kawasan, yaitu:
Pengamatan Visual Gunung Kie Besi 9 Mei 2021, Dok. PVMBG 2021
PVMBG merekomendasikan di status Normal Gunung Kie Besi, tertanggal 10 Mei 2021, masyarakat di sekitar Gunung Kie Besi dan pendaki agar tidak beraktivitas dalam area kawah aktif. PVMBG juga mewajibkan pendaki agar tidak mendekati lubang tembusan gas, serta tidak berlama-lama berada di sekitar kawah Gunung Kie Besi, Pulau Makian.
ADVERTISEMENT
Terima kasih buat Sobat Gunung yang sudah membaca fakta menarik Gunung Kie Besi, semoga tetap sehat dimanapun berada yaa!
ADVERTISEMENT
Referensi
Global Volcanism Program, 2013. Makian (268070) in Volcanoes of the World, v. 4.9.4 (17 Mar 2021). Venzke, E (ed.). Smithsonian Institution.
Kusumadinata K, 1979. Data Dasar Gunungapi Indonesia. Bandung: Volc Surv Indonesia, 820 p.
Matahelumual J, 1986. G Makian. Bull Volc Surv Indonesia, 110: 1-37 (in Indonesian).
Morris J D, Jezek P A, Hart S R, Gill J B, 1983. The Halmahera Island arc, Molucca Sea collision zone, Indonesia: a geochemical survey. In: Hayes D E (ed) The Tectonic and Geologic Evolution of Southeast Asia Seas and Islands, part 2, Amer Geophys Union, Geophys Monogr, 27: 373-387.
ADVERTISEMENT
Neumann van Padang M, 1951. Indonesia. Catalog of Active Volcanoes of the World and Solfatara Fields, Rome: IAVCEI, 1: 1-271.
PVMBG, 2014. Gunung Kie Besi. Sumber URL: https://vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/505-wakiong
PVMBG, 2021. Laporan Aktivitas Gunung Kie Besi 09 Mei 2021. Sumber URL: https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan/161567?signature=c267fade8975f12e057a31e1f71391f353e69b3b6a820cd9c7916b1c9ba84815