Kepemimpinan Muda: Kepala Daerah di Indonesia

Muhammad fakhrur rodzi
Lingkar pinggir bima, salah satu NGO yang bergerak di Bidang pendidikan Politik dan penguatan demokrasi lokal.NTB Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
2 April 2024 13:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad fakhrur rodzi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pemimpin memberikan inspirasi dan motivasi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemimpin memberikan inspirasi dan motivasi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinamika politik lokal terkait dengan pemilihan kepala daerah, baik pemilihan gubernur/wakil maupun pemilihan bupati/walikota yang diselenggarakan secara serentak diseluruh wilayah penjuru wilayah nusantara Indonesia. Tahapan dan proses akan segera dilakukan pada bulan April mendatang dilakukan oleh penyelenggara pemilukada ini guna mempercepat proses tahapan kerja.
ADVERTISEMENT
Hal yang selalu menarik dibicarakan dan dikonsumsi oleh publik,ketika bicara terkait dengan pemilihan kepala daerah, karena di sinilah kita bisa melihat munculnya nama-nama atau pemain baru maupun elite lokal yang lama yang kembali meramaikan bursa pemilihan kepala daerah serentak yang akan diikuti oleh seluruh wilayah yang ada di Indonesia.
Isu yang tidak kalah penting dan hangat adalah isu terkait dengan kepemimpinan muda kepala daerah yang ada di Indonesia. Belakangan akhir-akhir ini kepala daerah diisi lebih kurangnya 30 kepala daerah baik itu bupati/walikota yang rata-rata usianya di bawah 40 tahun.
Oleh demikian penulis ingin mengelaborasi apakah kepemimpinan muda itu masih relevan dengan kondisi konteks dinamika demokrasi dan penyelenggara pemerintahan lokal? Apakah kepemimpinan muda pada tingkat kepala daerah ini didapatkan dari sebuah proses dan kerja keras pada saat kontestasi pilkada atau justru fenomena kepemimpinan muda ini didapatkan dari privilege atau keistimewaan tertentu yang dimiliki?
ADVERTISEMENT

Kepemimpinan Muda: Kepala Daerah di Indonesia

Perhelatan demokrasi lokal tingkat kepala daerah diseluruh wilayah yang ada di Indonesia, tinggal menghitung bulan lagi dan pada bulan November yang akan datang akan dilangsungkan kembali proses demokrasi untuk memilih calon pemimpin daerah.
Kontestasi lokal dalam pertarungan memperebutkan bursa kursi orang nomor satu di daerahnya, baik itu Gubernur, Bupati/Walikota biasanya diwarnai dan diisi oleh incumbent/petahana sebagai pemain lama dan juga hadirnya pendatang baru dalam konteks politik lokal dalam pemilihan kepala daerah.
Saya rasa kita semuanya tahu bahwa kepemimpinan adalah proses seni dalam memimpin dan seni untuk bagaimana mempengaruhi orang lain atau dalam konteks kepemimpinan daerah bagaimana seni mempengaruhi, mengelola, mengurus masyarakat agar dapat mengikuti apa yang menjadi keinginan dan kemauan dari orang yang memimpin tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari sejarah, pengalaman dan fakta dalam proses pemilihan kepala daerah yang telah berlangsung dari periode ke periode kepemimpinan, dominasi elite/politisi tua yang mengisi tampuk kepemimpinan kepala daerah yang ada.
Akan tetapi fenomena menarik terlihat pada pemilihan dan kontestasi pemimpin daerah dalam 5 tahun belakang ini. Beberapa daerah di Indonesia kursi kepemimpinannya diisi oleh kalangan muda dengan umur di bawah 40 tahun. Contohnya Emil Dardak, sebelum menjadi wakil Gubernur Jawa Timur, politisi muda dari Partai Demokrat tersebut pernah menjadi Bupati Trenggalek di usia 29 tahun.
Lalu di Jawa Timur juga ada Bupati Tuban Aditya Faridzi yang berusia 32 tahun. Di Jawa Tengah ada Bupati Purbalingga Diah Hayuningyang berusia 35 tahun dan tentu banyak lagi kepala daerah yang muda di wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lantas yang menjadi pertanyaan apakah kepemimpinan muda didapatkan dari proses dan kerja keras atau didapatkan dari privilege/keistimewaan tertentu yang dimiliki secara pribadi/personal?
Tentu tidak ada yang salah dari kepemimpinan muda apalagi didapatkan dari proses demokrasi langsung yang dipilih oleh masyarakat melalui pemilihan umum kepala daerah. Akan tetapi apakah betul proses lahirnya kepemimpinan muda merupakan lahir dari murni proses dari bawah yang dilalui dilewati dengan sepak terjang rekam jejak pengalaman dan proses panjang sampai menuju puncak kepemimpinan?
Atau sebaliknya kepemimpinan muda yang didapatkan hanyalah sebuah embel-embel atau keistimewaan belaka karena berdasarkan anak pengusaha pejabat, keturunan kerajaan dan lain sebagainya.
Kepemimpinan muda merupakan salah satu bentuk transformasi kepemimpinan pada era demokrasi yang modern seperti Indonesia sekarang ini. Pemimpin muda yang ada di daerah justru sangat baik bagi kelangsungan kehidupan daerah karena pemimpin muda mempunyai energi spirit atau semangat mempunyai inovasi, kreativitas, gagasan bahkan pikiran-pikiran yang sangat visioner dan bisa menjadi pionir dalam pembangunan daerah dan menjalankan roda pemerintah yang lebih baik di tingkat lokal.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan muda harus lahir dari proses yang sangat matang baik itu secara pengalaman kapasitas intelektual pendidikan dan melewati tahap proses yang seperti anak tangga dan tidak dilewati secara instan.
Tentu hal demikian juga bisa kita lihat dari beberapa fenomena di tingkat demokrasi lokal kita kepemimpinan mudah hanya lahir karena faktor darah Biru keturunan anak pejabat pengusaha yang mendominasi kekuatan masyarakat pada tingkat pemilihan kepala daerah di wilayah yang ada di Indonesia.
Sebelum menutup tulisan ini penulis berharap pada pemilihan kepala daerah serentak yang akan digelar pada bulan November tahun 2024 mendatang. Harapannya banyak lahir pemimpin dan kepemimpinan muda yang mengisi kursi-kursi kepala daerah baik itu gubernur, bupati atau walikota.
ADVERTISEMENT
Tentunya agar mereka bisa menjadikan daerahnya menjadi daerah yang maju secara pembangunan, sumber daya manusia, sumber daya fisik, menata birokrasi agar bekerja dengan maksimal, mengatur dan manajemen tata kelola keuangan daerah serta mengkondisikan sumber daya dan potensi daerah guna meningkatkan taraf kehidupan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat yang ada di daerah.
Onail, salah satu mantan Senator Amerika Serikat mengatakan bahwa “keberlangsungan kehidupan demokrasi nasional tergantung dari bagaimana keberlangsungan kehidupan demokrasi lokal pada suatu negara”.