Menikmati Alam di Bumi Perkemahan Ipukan

Rizki Kha.
Aku, Hong Kong, dan berbagai kisah diantaranya. Pejuang Saga (Sesdilu 63)
Konten dari Pengguna
25 Maret 2019 0:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Kha. tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Memiliki anak balita terkadang membutuhkan trik-trik khusus terutama saat harus mengatur jadwal di akhir pekan dan libur sekolah. Sebagai warga Jakarta, sebagian besar waktu libur dan akhir pekan, umumnya kami habiskan untuk mengunjungi pusat belanja yang tersebar di seluruh pelosok kota.
ADVERTISEMENT
“Mama, ayo kita ke mol!” menjadi ajakan yang seringkali keluar dari mulut anak kami yang baru berusia 3 tahun tiap menjelang akhir pekan. Mengunjungi pusat belanja seolah-olah menjadi cara paling mudah untuk menikmati waktu bersama keluarga setelah satu minggu sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Pemandangan Gunung Ciremai (sumber: www.nujabar.or.id)
Namun, kali ini kami ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Setelah sekian banyak rencana liburan yang berakhir tanpa ada realisasi, bulan Desember lalu kami ‘nekat’ pergi meninggalkan zona nyaman kami. Mengikuti rekomendasi salah seorang teman, kami pun pergi menuju arah bumi pekemahan Ipukan di daerah Kuningan.
Bermodalkan arahan peta yang tersedia di media sosial Starcamp Ipukan, siang itu kami berangkat tanpa banyak persiapan. Perjalanan sekitar 250 Km dari Jakarta ke Ipukan kami tempuh secara perlahan karena hujan deras dan padatnya kendaraan yang juga ingin menikmati waktu liburan.
ADVERTISEMENT
Starcamp Ipukan, Kuningan (sumber: dok pribadi)
Berada di kaki Gunung Ciremai, tepatnya di Desa Palutungan, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Starcamp Ipukan menawarkan wisata petualangan alam, lengkap dengan semua kebutuhan. Untuk berkunjung kesini, disarankan agar melakukan persiapan jauh-jauh hari mengingat banyaknya wisatawan yang juga ingin menikmati indahnya alam dengan fasilitas yang nyaman. Beruntung hari itu kami masih bisa mendapatkan tenda sewaan meskipun tidak sebesar tenda yang awalnya kami harapkan.
Suasana di salah satu sudut lokasi Starcamp Ipukan, Kuningan (sumber: www.jestpic.com)
Tiba di lokasi perkemahan, hari sudah menjelang malam. Suara jangkrik, rintik hujan dan angin dingin langsung menyambut kami begitu keluar dari pintu mobil. Anakku pun langsung mengeratkan pelukannya di leherku, sambil berulang kali merengek, “Mama, what sound is that? Let’s go home!”. Anak kota ini akhirnya bisa mendengar suara jangkrik, batinku sambil tersenyum memeluknya.
ADVERTISEMENT
Menikmati kabut pagi di Gunung Ciremai (sumber: dok pribadi)
Selama ini, wisata alam memang tidak pernah menjadi pilihan utama keluarga kami, sehingga wajarlah nada protes itu terlontar dari mulutnya untuk kesekian kali. Beruntung kami membawa serta beberapa mainan dan buku favoritnya. Lelah perjalanan membuat anak kami akhirnya terlelap meskipun tanganku tetap dipegangnya dengan erat.
Malam yang dingin kemudian berganti menjadi pagi. Hawa segar pegunungan dan harum wangi seduhan kopi mulai tercium dari balik tenda kami. Kubuka pintu tenda untuk menikmati suasana pagi, rasa norak kegirangan mulai menyelimuti begitu ku lihat balutan kabut putih di sekeliling tenda kami.
Kabut menyelimuti area perkemahan (sumber: www.video.tribunnews.com)
Jarang sekali bisa merasakan fenomena alam dengan begitu dekat seperti ini. Sudah terlalu lama kami menghabiskan waktu dengan menikmati asap polusi. Begitu kabut mereda, terlihat hamparan pemukiman penduduk di bawah bukit dan hijau pegunungan di sekeliling bumi perkemahan ini.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, kami belum beruntung karena tidak bisa menikmati pesona Elang Jawa yang katanya sering terlihat terbang diantara kerimbunan pepohonan di Gunung Ciremai ini.
Toilet with the best view (sumber: https://www.picbon.com/tag/langitresto)
Sambil menikmati pemandangan pagi, kami menikmati sarapan yang sudah disediakan oleh pihak pengelola. “Baru pertama kali ajak keluarga kesini, Bu?” sapa seorang ibu yang duduk di sebelah meja. Berbeda dengan kami, keluarga mereka sudah sering kali menghabiskan akhir pekan di tempat ini. Anaknya yang belum lagi genap berusia 1 tahun terlihat sudah sangat menikmati suasana di sekelilingnya.
“Kami ingin mengajarkan anak kami sejak dini. Biar bisa menghargai indahnya alam sebelum terusik polusi. Bulan depan kami akan ajak dia untuk naik Gunung Ciremai ini lagi, ketempat yang lebih tinggi.” ujarnya sambil mengaduk susu untuk bayi yang ada dalam pelukannya.
ADVERTISEMENT
Bisa melewati satu malam di tempat perkemahan ini sudah merupakan suatu prestasi bagi keluarga kami. Sore itu kami kembali ke Jakarta dengan harapan dapat bertemu kembali dengan keindahan alam seperti yang ditawarkan oleh Gunung Ciremai ini.