Melewati Nikmatnya Pagi ala Hong Kong

Rizki Kha.
Aku, Hong Kong, dan berbagai kisah diantaranya. Pejuang Saga (Sesdilu 63)
Konten dari Pengguna
10 Maret 2019 22:46 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Kha. tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana jalan Jardine Crescent, Causeway Bay, Hong Kong (foto: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:HK_Jardine_s_Crescent_Causeway_Bay.JPG)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana jalan Jardine Crescent, Causeway Bay, Hong Kong (foto: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:HK_Jardine_s_Crescent_Causeway_Bay.JPG)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Baru saja aku selesai mandi dan bergegas mengenakan baju, ketika getar handphone di meja sejenak mengalihkan perhatianku.
ADVERTISEMENT
“Bu, pagi ini saya mau jalan lewat Jardine, mau titip cheong fun?” isi pesan WhatsApp yang kuterima dari salah satu rekan kerja di kantor.
Aku lirik jam di handphone, waktu sudah menunjukkan 30 menit menuju jam 8, jam masuk resmi yang berlaku di kantor. Tanpa berpikir lama, aku jawab pesan itu, “Mau! tambah fish ball-nya yah, laper nih, thank you!” dan bergegas kukenakan lagi bajuku, karena pagi ini aku harus tiba di kantor tepat waktu.
Ragam dimsum Hong Kong (foto: https://lajollamom.com/hong-kong-food/)
Hong Kong adalah salah satu tempat yang sangat menjunjung tinggi budaya tepat waktu. Jujur saja, terkadang masih sulit sekali untuk membudayakan itu di diriku. Kalau pun berhasil, kemungkinan ada satu dua hal yang perlu dikorbankan, seperti halnya sarapan pagiku.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, aku dibiasakan untuk selalu sarapan pagi sebelum memulai hari. Sarapan sangat penting untuk mendukung aktivitas pagi dan mengisi kembali energi tubuh yang hilang. Namun, pilihan sarapan ketika di saat yang bersamaan harus memenuhi tenggat waktu, pastinya tidaklah leluasa.
Tiga tahun tinggal di Hong Kong rasanya cukup membuatku percaya diri untuk memberikan rekomendasi sarapan khas kota yang terkenal dengan surganya restoran bertabur bintang Michelin ini, terutama untuk mereka yang harus melewati paginya dengan tergesa-gesa.

Cheong Fun

Cheong fun atau rice noodle rolls adalah salah satu makanan favoritku untuk sarapan. Cheong fun merupakan varian dimsum yang populer di Hong Kong, selain siau mai dan hakau. Terbuat dari tepung beras dengan campuran tepung kanji, air dan garam yang biasanya disajikan hangat dengan taburan soy sauce, bumbu kacang, dan kecap manis.
ADVERTISEMENT
Aku biasa menikmati cheong fun polos dengan sedikit sambal. Di saat lapar, terkadang aku menambahkan siau mai atau jenis dimsum lainnya untuk mengganjal perut. Sekiranya masih ada waktu, makanan ini biasa aku nikmati dengan sajian teh Oolong hangat yang dituang ke dalam cangkir teh khas Hong Kong. Perfect!
Cheong Fun dengan taburan soy sauce, bumbu kacang, kecap manis dan sambal (foto: https://onthegrid.city/hong-kong/wan-chai/odd-one-out)
“Penjual cheong fun di Jardine ini sudah berbisnis selama tiga generasi. Sejak jaman orang tua saya masih kecil dulu sudah jadi favorit keluarga kami,” jelas salah satu teman yang sudah migrasi ke Hong Kong puluhan tahun yang lalu.

Roti Nanas (Pineapple Bun)

Bukan hanya untuk sarapan, roti nanas sering kali menjadi pertolongan pertamaku ketika kelaparan melanda. Roti ini sangat mudah diperoleh, bahkan di supermarket pinggir jalan pun selalu tersedia, meskipun rasanya tidak se-autentik roti nanas yang dijual di restoran pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Jangan kecewa apabila begitu digigit, tidak ada sedikitpun rasa nanas di dalamnya. Ingat, ini bukan kue nastar!
Menurut beberapa orang Hong Kong yang kukenal, roti ini diberi nama roti nanas karena lapisan atasnya yang memiliki pola menyerupai kulit nanas dan berwarna kuning keemasan.
Roti nanas (pineapple bun) yang tidak ada rasa nanasnya sedikitpun (foto: http://wherejessate.com/2015/05/hong-kong-kam-wah/)
Pertama kali memakannya, aku pun sedikit kecewa karena sudah terlanjur berharap akan menemukan rasa nanas di dalamnya. Namun, rasa kecewa itu berubah ketika roti yang bertekstur lunak dan manis ini dipadu dengan sejumput mentega saat menyantapnya. “Hmmm, luar biasa!”

Kari Bakso Ikan (Curry Fish Ball)

Rekomendasi makanan lezat dan simple lainnya adalah kari bakso ikan. Kari bakso ikan bisa dibilang makanan paling merakyat di Hong Kong karena makanan ini sangat mudah sekali dijumpai, baik di pinggir jalan maupun di restoran.
Kari bakso ikan (curry fish ball) yang konon kabarnya sudah menjadi makan khas daerah Tiongkok Selatan sejak jaman Dinasti Qing (foto: http://www.crossingtravel.com/must-try-famous-street-foods-in-hong-kong-d1895.html)
Konon kabarnya, makanan ini sudah ada sejak zaman Dinasti Qing, meskipun dengan penyajian yang cukup berbeda dengan yang ada saat ini. Saking merakyatnya, makanan ini bahkan dijadikan simbol perlawanan saat pecah kerusuhan di Mongkok tahun 2016 lalu, yang mereka sebut dengan Fishball Revolution.
ADVERTISEMENT
Entah bagaimana sejarahnya, yang jelas kari bakso ikan ini patut direkomendasikan sebagai makanan andalan di kala sarapan. Porsi yang disajikan umumnya tidak terlalu besar namun cukup untuk mengganjal perutku hingga tiba waktu makan siang.

Wafel Telur (Egg Waffle)

Karena proses pembuatannya yang cukup memakan waktu, wafel ini tidak menjadi pilihan pertama untuk sarapan. Hanya di saat ada waktu senggang, baru aku rela antre di pinggir jalan untuk menyantapnya.
Wafel dengan tekstur bulat seperti telur ini bisa dinikmati dengan ragam pilihan topping sesuai selera. Tapi untukku, wafel polos menjadi pilihan utama karena adonan wafel ini umumnya sudah manis. Dengan ditemani kopi susu, wafel ini menjadi lebih lezat untuk dinikmati di pagi hari.
Egg waffle, salah satu street food khas Hong Kong yang patut untuk dicoba, meskipun kini mulai banyak franchisenya di Indonesia. (foto: https://www.trover.com/d/1PAyi-lee-keung-kee-north-point-egg-waffles-hong-kong-hong-kong)
Tentunya masih banyak makanan khas Hong Kong lainnya yang patut untuk dicoba. Namun, empat camilan ini adalah andalanku saat harus bergegas menuju kantor setiap harinya. Harganya pun sangat bersahabat dengan kantongku, berkisar antara HK$10–HK$50 (kurang dari Rp100 ribu), dan pastinya cukup mengganjal perut hingga waktu makan siang tiba.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan ke kantor, handphone di tasku kembali bergetar, “Bu, cheong fun dan fish ball aku taruh di meja ruangan yah!” rekan satu kantorku kembali memberi kabar lewat pesan WhatsApp. Rasa nyaman sekejap terbesit di dada. Aroma kelezatan cheong fun dan fish ball mulai membayangi kepala, seolah-olah mencoba menampik kenyataan bahwa berat badan dan baju yang kugunakan, kini sudah tidak lagi seirama.