Strategi Pengembangan UMKM dalam Menghadapi Resesi 2023

Rizal Hafidz Ulin Nuha
Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi UM
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2022 16:49 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizal Hafidz Ulin Nuha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Diskusi dalam bisnis. Foto: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi dalam bisnis. Foto: freepik.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada tahun 2023 nanti, ekonomi global berada di ambang kegelapan. Untuk mengatasi hal tersebut, Malpass mengatakan pembuat kebijakan harus mengalihkan fokus mereka dari pengurangan konsumsi ke peningkatan produksi, yang membutuhkan upaya untuk menghasilkan investasi tambahan dan meningkatkan produktivitas.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan global melambat tajam, dengan kemungkinan perlambatan lebih lanjut karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi. Kekhawatiran mendalam saya adalah bahwa tren ini akan bertahan, dengan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan orang-orang di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang,” kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass.
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Kasan Mukhuri menjelaskan bahwa kondisi Indonesia yang masih baik tersebut juga tidak terlepas dari kontribusi konsumsi rumah tangga dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
“Konsumsi rumah tangga dalam negeri masih memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, dan tentunya hal ini berimplikasi pada aktivitas perdagangan dalam negeri, termasuk sosial dan ritel,” kata Kazan Mukhri.
Selain itu Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Produktivitas dan Daya Saing, Eddy Satria memprediksi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) akan menjadi usaha yang dapat menyelamatkan Indonesia dari bayang-bayang resesi 2023.
ADVERTISEMENT
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung dari sistem ekonomi kerakyatan yang berperan untuk memberantas permasalahan kemiskinan, serta pengembangannya mampu memperluas basis ekonomi dan memberi kontribusi yang siginifikan dalam meningkatkan perekonomian daerah dan ketahan ekonomi nasional.
Sektor ini memiliki peran yang sangat penting dalam menekan angka pengangguran, kemiskinan, memajukan kesejahteraan, serta membentuk karakter bangsa (Rahayu, 2011).
Kekuatan yang diberikan oleh UMKM kepada perekonomian Indonesia tersebut menjadikannya sebagai salah satu prioritas pembangunan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) oleh pemerintah Indonesia.
Hal ini juga dinilai mampu membawa potensi yang besar untuk menggerakkan perekonomian masyarakat dan menjadi tumpuan bagi sumber pendapatan sebagian masyarakat terhadap kesejahteraannya. Disebutkan bahwa UMKM juga berperan 97% dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga juga mendorong pengurangan kemiskinan dan pengangguran.
ADVERTISEMENT
Meskipun memiliki peran yang besar, pada kenyatannya banyak para pelaku UMKM yang masih belum mampu mengelola bisnisnya secara maksimal sehingga tidak dapat bersaing dengan produk lainnya. Hal tersebut disebabkan kebanyakan pelaku UMKM masih terlalu berfokus pada proses perdagangan konvensional dan mengabaikan sisi branding produknya. Selain itu, mereka juga belum mengikuti tren pemasaran secara digital yang lebih efektif dan efisien.
UMKM perlu mengikuti perkembangan teknologi untuk pemasaran produk yang lebih luas, sehingga hal ini akan menciptakan peluang yang besar dan mendorong pertumbuhan industri di tanah air.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan UMKM agar mampu bertahan di masa resesi dan go internasional yaitu dengan pelatihan branding dan digitalisasi bisnis.
Pelatihan membuat logo dan kemasan. Foto: Rizal Hafidz
ADVERTISEMENT
Branding merupakan hal yang penting dalam sebuah bisnis. Dengan adanya branding akan menjadikan suatu produk unique dan menarik di mata konsumen. Cara mudah untuk membuat branding adalah melalui desain logo dan kemasan. Kita harus mampu membuat logo dan kemasan semenarik mungkin agar konsumen tertarik terhadap produk kita. Di sisi lain, pemilihan logo juga harus simpel dan elegan agar mudah diingat oleh konsumen. Sebagai contoh, Indomie dengan logo dan kemasan khasnya
Digitalisasi UMKM adalah perubahan dari sistem konvensional ke digital sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis dan operasional UMKM. Digitalisasi UMKM membuat pelaku usaha UMKM mengubah pengelolaan bisnisnya dari praktik konvensional ke modern. digitalisasi UMKM bukan sekadar menggunakan teknologi untuk menjual produk. Lebih dari itu, digitalisasi UMKM memungkinkan UMKM untuk mengatur keuangan, memantau cash flow bisnis, hingga memperoleh bahan baku secara online. Dengan begitu, digitalisasi berperan penting bagi berjalannya proses bisnis UMKM secara keseluruhan. Berbagai platform yang dapat digunakan untuk membantu penjualan dan mengatur keuangan antara lain : Dana, Shopee, Tokopedia, Gojek, Bukukas, dll. Aplikasi tersebut memberikan akses layanan yang mudah dan cepat sehingga pelaku UMKM lebih mudah dalam mengatur usahanya. Dengan pemanfaatan digitalisasi ini dapat mendorong pelaku UMKM yang tadinya hanya berjualan di sekitar tempat tinggalnya, kini dapat dijangkau oleh semua masyarakat di seluruh Indonesia serta juga dapat mendorong UMKM untuk go internasional bersaing dengan produk luar negeri.
ADVERTISEMENT
Menurut penulis, Pemerintah sebagai pemangku kebijakan juga harus turut andil dalam mengembangkan UMKM ini. Adanya program yang dilakukan oleh BRI dan Dana merupakan salah satu bentuk upaya pihak pemerintah dan swasta dalam membantu pengembangan pelaku UMKM.
Apabila program ini terus dilaksanakan maka kedepannya Indonesia akan jauh lebih aman ketika mengalami resisi karena produktivitas dan konsumsi rumah tangga tetap berjaga.