Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia, Benarkah?

Risna Marista
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember
Konten dari Pengguna
1 November 2022 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Risna Marista tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/@mali/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/@mali/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam konteks ini akan membahas mengenai sejarah kemaritiman di Indonesia, dalam pembangunan maritim Indonesia sejarah menjadi penting sebagai fondasi atau dasar kebijakan dan pengembangan karakter. Peristiwa-peristiwa kemaritiman telah berlangsung sejak 60.000 tahun yang lalu hingga saat ini. Sejarah maritim merupakan sejarah peradaban secara umum, dalam perspektif nasional laut diartikan sebagai penghubung ekonomi, sosial dan budaya (Widjaja,2019 : 2). Konsep sejarah kemaritiman juga dibangun berdasarkan perkembangan peristiwa Kesejarahan hubungan politik dan pola perniagaan kemaritiman antar Kerajaan-Kerajaan besar Maritim di Nusantara, mulai dari Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Melayu, Samudera Pasai hingga Kerajaan Malaka. Sementara itu fase kemaritiman setelah kemerdekaan, yang dimulai dari masa era orde lama, orde baru hingga reformasi melengkapi wawasan konsep sejarah kemaritiman Nusantara.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, sejarah maritim juga melihat bahwa Deklarasi Djuanda telah membuka jalan untuk berkembangnya konsep Wawasan Nusantara di masa Orde Baru. Sebuah gagasan yang menyatukan tanah (daratan) dan air (laut) menjadi suatu kesatuan yang utuh tak terpisahkan. Presiden Megawati Soekarnoputri melalui Keppres No. 126/2001 menetapkan tanggal 13 Desember ini sebagai Hari Nusantara. Konsekuensinya sungguh menguntungkan bagi Indonesia. Jika sebelumnya luas laut tak lebih dari 1 juta km persegi, maka melalui UNCLOS 1982, kini luas laut Indonesia bertambah menjadi 5,8 juta km persegi. Terdiri dari laut teritorial dan perairan pedalaman seluas 3,1 juta km persegi dan ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) seluas 2,7 juta km2 . Dengan areal tersebut membuat Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas (Widjaja, 2019 : 3)
ADVERTISEMENT
Fakta geografis dan perjalanan historis Indonesia telah menunjukan bahwa bangsa Indonesia sejak masa lampau merupakan bangsa maritim. Fakta sejarah menunjukkan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia adalah pelaut ulung. Penemuan situs prasejarah dan data-data sejarah kebaharian Nusantara membuktikan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia dengan teknologi perkapalan yang dimiliki pada jamannya sudah mampu mengarungi samudra luas lintas benua melalui aktivitas pelayaran dan perdagangan. Meski demikian, karakter kepulauan dari wilayah Indonesia telah memberikan akses yang sangat mudah bagi pengaruh bangsa-bangsa lain.
Fakta bahwa kepulauan Nusantara menghasilkan banyak komoditas berlimpah dan bernilai ekonomis tinggi menjadi magnet tersendiri bagi para pedagang dan penakluk asing untuk datang. Sejarah telah mencatat bahwa pulau-pulau dan laut di Nusantara menjadi medan pertempuran bagi banyak kekuatan. Perang dagang, ekonomi dan politik sejak era kerajaan hingga era kolonialisme telah mewarnai perjalanan dan dinamika sejarah Bangsa Indonesia (Kadar, 2015 dalam Widjajaj, 2019 : 106).
ADVERTISEMENT
Referensi : Widjadja, S., Kadarusman. 2019. Buku Besar Maritim Indonesia : Sejarah Maritim dan Politik Maritim Indonesia. Amafredpress