Digitalisasi Zakat Menjadi Solusi Pertumbuhan Ekonomi Baru

Muhammad Rifqi Ramadhan
Mahasiswa ekonomi syariah UIN Jakarta
Konten dari Pengguna
2 Desember 2021 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rifqi Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber poto dari i-Stock
zoom-in-whitePerbesar
sumber poto dari i-Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia. Hal ini menjadikan peluang bagi ekonomi islam untuk terus tumbuh dan berkembang. Dalam islam kita sudah mempelajari jenis-jenis Baitul mal seperti zakat, infaq, waqaf, sadaqah, fa’i, ghanimah dan lain-lain. Salah satu instrumen ekonomi islam dalam mengatasi kemiskinan adalah zakat. Peran zakat itu sendiri untuk meningkatkan keadilan distribusi pendapatan antara orang kaya dan orang miskin.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya zakat, orang yang mempunyai kelebihan harta (muzaki) bisa mendistribusikan harta dan kekayaan nya kepada orang yang membutuhkan (mustahik). Apalagi jika dana tersebut dikelola sebagai zakat produktif, misalnya untuk pemberian modal usaha sehingga menambah penghasilan tetap bagi mustahik.
Seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi yang pesat, Indonesia termasuk negara dengan jumlah pengguna media sosial yang mencapai 61,8 persen dari jumlah penduduk. Kemudian menurut Caf Word Giving Index, Indonesia termasuk negara yang paling dermawan di dunia dan memiliki peringkat kesatu sebagai negara yang sering memberikan donasi.
Apalagi di masa pandemi seperti saat ini, masyarakat Indonesia banyak yang memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak pandemi covid 19, seperti bantuan untuk kesehatan, pendidikan bahkan bantuan sosial. Oleh karena itu zakat bisa dikembangkan melalui digitalisasi. Hal ini berpeluang untuk meningkatkan pengetahuan mengenai zakat, penghimpunan dana zakat, pengelolaan dana zakat serta pendistribusian dana zakat.
ADVERTISEMENT
Lalu apa peran digitalisasi zakat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi baru?
Nah, semakin mudah akses digitalisasi zakat, maka semakin berpeluang dalam pengoptimalan pengetahuan mengenai zakat, saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia didominasi oleh generasi Z yang lebih akrab dengan teknologi hal ini memudahkan mereka untuk belajar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan zakat.
Pasalnya di era teknologi ini, penghimpunan zakat sudah mengoptimalkan media sosial seperti di Link Aja Syariah bisa langsung bayar zakat. Lalu di Aplikasi M-Banking Bank Syariah Indonesia sudah ada menu untuk membayar zakat, kemudian dibeberapa dompet digital sudah terhubung dengan Organisasi Pengelola Zakat dan masih banyak lagi contoh-contoh pemanfaatan digitalisasi zakat lainnya.
Di samping peluang digitalisasi zakat, ada tantangan pula yang harus ditempuh dalam digitalisasi zakat, yaitu:
ADVERTISEMENT
Dengan adanya digitalisasi zakat ini memungkinkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia bergerak positif. Menurut Dr. Metwally mengungkapkan bahwa zakat berpengaruh positif pada perekonomian. Karena instrumen zakat akan mendorong konsumsi dan investasi serta akan menekan penimbunan uang atau harta. Sebab harta yang tidak di investasikan akan habis termakan waktu, sehingga zakat memiliki andil terhadap meningkatnya pertumbuhan ekonomi secara makro.
begitu pula dengan adanya digitalisasi zakat penyaluran dana zakat bisa disalurkan dengan cepat, efisien dan efektif sehingga tujuan zakat itu sendiri tercapai dalam meningkatnya taraf hidup masyarakat.
ADVERTISEMENT
Menurut pandangan saya, peran digitalisasi zakat jika dikelola dan direalisasikan dengan baik maka mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi baru, terutama dalam mengatasi masalah kemiskinan, ketimpangan pendapatan, serta pengangguran.
Bahkan untuk Indonesia sendiri pengoptimalan digitalisai zakat bisa membantu sektor riil seperti usaha mikro kecil menengah dan pertanian, pengembangan sektor inilah yang menjadikan tonggak utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.