Menyelusuri Identitas Pendidikan di Indonesia: Hak, Kewajiban, dan Tantangan

Ridha Saffana
Mahasiswa PPG Gelombang 2 tahun 2023 Jurusan Pendidikan Bahasa Jawa Universitas Negeri Surabaya.
Konten dari Pengguna
21 April 2024 9:41 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ridha Saffana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Siswa kelas VII SMPN 34 Surabaya mengikuti kegiatan pembelajaran (24/02/23). Foto: RIdha Saffana/Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Siswa kelas VII SMPN 34 Surabaya mengikuti kegiatan pembelajaran (24/02/23). Foto: RIdha Saffana/Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendidikan telah lama menjadi pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa. Di Indonesia, prinsip ini tercermin dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara. Namun, di tengah implementasinya, banyak kompleksitas yang muncul, terutama terkait dengan identitas dan entitas pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT

Hak dan Kewajiban: Kontradiksi atau Harmoni?

Menilik konstitusi, hak untuk mendapatkan pendidikan sejalan dengan kewajiban negara untuk menyediakan fasilitas pendidikan yang layak. Di sinilah peran wajib belajar selama 12 tahun hadir. Wajib belajar memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan dasar dan menengah, meminimalkan kesenjangan sosial, dan membuka jalan menuju mobilitas sosial.
Namun, pertanyaannya muncul: apakah wajib belajar secara langsung mendukung hak individu untuk pendidikan? Implementasinya yang kadang-kadang terasa memaksa bisa menyulitkan bagi individu yang memiliki tantangan unik, seperti anak-anak dengan kebutuhan khusus atau mereka yang terjerat dalam kemiskinan. Ini menyoroti perbedaan antara hak formal untuk pendidikan dan akses yang nyata terhadapnya.

Identitas Pendidikan: Tantangan dalam Realitas

Sementara konsep pendidikan sebagai hak individu diakui secara internasional, dalam konteks Indonesia, realitasnya sering kali kompleks. Identitas pendidikan di Indonesia tidak hanya terbatas pada ruang kelas dan kurikulum, tetapi juga melibatkan faktor-faktor sosial, budaya, dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan akses pendidikan antara perkotaan dan pedesaan. Meskipun wajib belajar diberlakukan secara nasional, kenyataannya masih banyak daerah terpencil yang kesulitan menyediakan fasilitas pendidikan yang layak. Ini menciptakan ketimpangan dalam kesempatan pendidikan antara wilayah perkotaan yang maju dan pedesaan yang terpinggirkan.
Selain itu, aspek kualitas pendidikan juga menjadi perhatian utama. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan standar pendidikan di Indonesia, tantangan seperti kualifikasi guru yang bervariasi, kurangnya fasilitas yang memadai, dan kurikulum yang tidak selalu relevan dengan kebutuhan zaman, masih menjadi hambatan besar dalam memastikan bahwa hak individu untuk pendidikan terpenuhi sepenuhnya.

Mendefinisikan Entitas Pendidikan: Menuju Solusi yang Berkelanjutan

Penting untuk memandang pendidikan di Indonesia sebagai sebuah entitas yang lebih dari sekadar keberadaan sekolah dan universitas. Ini adalah sistem yang kompleks yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kita bisa mengatasi tantangan akses pendidikan di daerah-daerah terpencil? Salah satu langkahnya adalah dengan meningkatkan investasi dalam infrastruktur pendidikan, pelatihan guru, dan program dukungan bagi anak-anak yang berpotensi terpinggirkan. Selanjutnya, bagaimana kita bisa memastikan kualitas pendidikan yang merata di seluruh Indonesia? Perlu fokus pada penyempurnaan kurikulum, peningkatan kualifikasi guru, dan penerapan teknologi dalam pembelajaran.
Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita bisa memperkuat peran masyarakat dalam mendukung pendidikan. Dukungan dari orang tua, komunitas lokal, dan sektor swasta dapat menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran. Selain itu, bagaimana kita bisa meningkatkan pemahaman akan pentingnya pendidikan sebagai hak individu di tingkat lokal maupun nasional?