Catatan Perjalanan Miniatur Semeru: Gunung Guntur

Muhammad Rayhan
Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN
Konten dari Pengguna
8 April 2024 8:35 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Rayhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu papan yang berada di puncak Gunung Guntur; Sumber: galeri penulis
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu papan yang berada di puncak Gunung Guntur; Sumber: galeri penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Haloo, pada catatan perjalanan kali ini saya akan menceritakan keseruan dalam pendakian gunung yang sering disebut sebagai miniatur Gunung Semeru, yaitu Gunung Guntur. Tulisan ini dibuat guna membantu teman-teman yang ingin berkunjung, tetapi seperti sebelumnya kita harus tau terlebih dahulu informasi singkat mengenai Gunung Guntur.

Informasi Singkat

Gunung Guntur (2249 mdpl) merupakan gunung berapi berjenis stratovolcano, terletak di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Menurut sejarahnya, gunung ini pernah menjadi gunung paling aktif di pulau Jawa sekitar abad ke-19. Mungkin, hal inilah yang menjadi asal muasal kenapa gunung ini dinamakan Gunung Guntur.
Gunung Guntur memiliki dua jalur resmi, yakni jalur Citiis dan Jalur Cikahuripan. Diantara kedua jalur ini, jalur Citiis merupakan jalur favorit para pendaki. Selain karena lebih singkat, basecamp Citiis juga terbilang lengkap, mulai dari toilet, penginapan, musola, kantin, dan parkiran mobil.
ADVERTISEMENT
Pada pendakian kali ini, saya ditemani tiga orang, yaitu adik saya Regina, Om Irvan, dan Om Syahfi. Kami memilih jalur Citiis karena selain poin-poin di atas, jalur ini juga lebih dekat dengan Bandung.

Persiapan Perjalanan

Pendakian ini terbilang dadakan, karena pada awalnya saya dan adik tidak merencanakan akan pergi ke Gunung Guntur, melainkan ingin ke Gunung Sindoro. Namun, dikarenakan tidak mendapatkan restu, maka kami memutuskan untuk ke Gunung Guntur saja daripada tidak sama sekali.
Tanggal 2 Maret 2024 kami merencanakan untuk berangkat ke Garut via darat dari Jakarta dengan mobil pribadi. Namun, sebelum itu, tentu segala perlengkapan harus dipersiapkan. Kebetulan adik saya juga suka berolahraga, sehingga saya tidak terlalu khawatir dengan persiapan fisiknya. Akan tetapi, untuk perlengkapan kami harus membeli beberapa hal, dikarenakan perlengkapan adik saya tidak begitu langkap.
ADVERTISEMENT
Kami melakukan perjalanan menuju Garut setelah melaksanakan salat asar, sekitar pukul 16:00, perjalanan ditempuh dengan durasi empat setengah jam dengan jalan tol. Sesampainya di Garut kami bermalam di salah satu hotel sebelum esoknya memulai pendakian.

Perjalanan Naik

Saya dan adik telah bangun pukul 04:00 untuk segera membersihkan diri dan mengemas kembali barang bawaan, setelah memakai pakaian tempur kami sarapan terlebih dahulu sebelum otw ke basecamp Citiis. Kami berangkat pukul 06:00 dan hanya memerlukan waktu 15 menit untuk tiba di lokasi basecamp. Proses registrasi di gunung ini berbeda jika dibandingkan dengan gunung lain, bukannya dilakukan di basecamp melainkan registrasi dilakukan di pos 1.
Setelah melakukan pemanasan dan sedikit bersenda gurau kami memulai pendakian pukul 06:54. Terdapat 3 pos yang harus dilalui dan pada pendakian kali ini kami tidak akan bermalam karena dilakukan dengan cara tektok, atau naik kemudian langsung turun kembali.
ADVERTISEMENT

Basecamp - Pos 1

Perjalanan kami mulai dengan semangat yang masih 100%, trek diawali dengan melewati area pertambangan pasir yang sesekali juga terdapat truk lalu lalang, di sini sebenarnya kami dapat menebeng dengan truk agar lebih cepat sampai, tetapi kami baru mengetahui hal ini ketika perjalanan turun. Petunjuk jalan terbilang jelas karena plang yang ditancap terlihat seperti baru.
Setelah melewati area pertambangan, kami mulai memasuki hutan, trek mulai didominasi oleh bebatuan dan tanah yang semakin lama tentunya semakin menanjak. Jalan setapaknya tidak terlalu lebar. Untunglah ada pepohonan kecil yang rimbun di sepanjang jalan, mengurangi teriknya sinar matahari. Perjalanan dilalui dengan durasi sekitar satu jam saja, sebelum tiba di pos 1 akan terdapat warung yang cukup lengkap.
ADVERTISEMENT
Kami tidak beristirahat lama di sini, jarak warung menuju pos 1 sebenarnya tidak jauh, hanya 5 menit berjalan santai. Seperti yang dikatakan sebelumnya, proses registrasi dilakukan di pos ini dengan membayar sejumlah Rp15.000 per orangnya.
Pos 1; Sumber: galeri penulis

Pos 1 - Pos 2

Setelah membayar registrasi kami langsung melanjutkan berjalan pada pukul 07:50. Tak berselang lama, mungkin sekitar 1o menit kita akan menjumpai aliran sungai kecil di sebelah kiri yang kemudian harus disebrangi karena ternyata treknya memang melintasi aliran tersebut. Belum lama setelah kami mengucapkan hati-hati satu sama lain, kaki adik saya terpleset dari batu dan tercemplung ke sungai, dingin katanya wkwk.
Setelah melewati sungai, kami dihadapkan dengan trek bebatuan besar yang menanjak, ya walaupun tidak terlalu jauh, tetapi cukup membuat berkeringat. Pukul 08:13 kami tiba di pos 2, tidak ada apa-apa di pos ini, hanya plang saja yang ditancap menandakan pos tersebut. Sehingga total durasi perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 sekitar 30 menit.
Sungai yang harus dilewati menuju pos 2; Sumber: galeri penulis

Pos 2 - Pos 3

ADVERTISEMENT
Trek medan dari pos 2 menuju pos 3 tidak terlalu terjal, didominasi oleh tanah dan pepohonan rimbun. Durasi kami tempuh hanya dengan 30 menit berjalan santai, ketika sampai di pos 2 kami juga diharuskan untuk melakukan pelaporan terlebih dahulu. Di pos inilah satu-satunya tempat mendirikan tenda jika ingin bermalam, fasilitas di pos ini juga sangat lengkap untuk ukuran pos, mulai dari toilet, warung, bahkan penyewaan alat outdoor ada di sini.
Sebelum melanjutkan perjalanan, kami sempat melihat-lihat sebentar area lokasi camp, di sini juga terdapat landmark yang dimana kita dapat menyaksikan pemandangan Kota Garut secara penuh, ga kebayang betapa cantiknya jika disaksikan pada malam hari. Setelah cukup melihat-lihat sebentar, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Guntur.
Pos 3; Sumber: galeri penulis

Pos 3 - Puncak Bayangan

ADVERTISEMENT
Perjalanan dari pos 3 dimulai pukul 08:45, artinya dari basecamp menuju pos ini hanya memakan waktu kurang lebih dua jam saja. Namun, percayalah, trek dari pos 3 ke puncak merupakan trek yang sebenarnya baru kami mulai. Trek menuju puncak adalah batuan kerikil kecil dan sesekali tanah, di awal berjalan kami selalu melipir ke sebelah kanan untuk menghindari trek yang dominan kerikil di tengahnya, ibaratnya jika kita naik dua langkah maka akan mundur satu langkah. Sebenarnya, jika dilihat dari peta jarak antara basecamp menuju pos 3 dan jarak pos 3 menuju puncak itu hampir sama, tetapi akibat medan yang sulit ditambah tidak adanya vegetasi pepohonan membuat perjalanan terasa sangat lama.
Di trek menuju puncak ini, ketahanan dan kekuatan fisik benar-benar diuji, selain itu persiapan perlengkapan dan logistik juga tak boleh diremehkan. Saya dan adik membawa lima botol air minum dan beberapa makanan ringan seperti coklat dan biskuit. Sadisnya, kami mengonsumsi tiga setengah air hanya untuk perjalanan naik dan menyisakan sisanya untuk perjalanan turun.
ADVERTISEMENT
Setelah perjalanan yang menguras banyak sekali tenaga dan juga mental, kami akhirnya tiba di puncak bayangan pada pukul 11:10, artinya dibutuhkan waktu 2 jam 30 menit untuk sampai di sini. Kami berempat langsung duduk untuk melemaskan kaki sembari melepas sepatu yang banyak sekali kemasukan kerikil. Tips ketika ke sini adalah memakai gaiter untuk menghindari masuknya kerikil. Ketika beristirahat adik saya baru menyadari ternyata sol sepatu yang ia gunakan hampir terlepas, sehingga kami mengakali dengan mengikatkan tali sepatu ke bagian bawah sol.
Gambaran perjalanan yang dipenuhi batu kerikil; Sumber: galeri penulis

Puncak Bayangan - Puncak

Setelah beristirahat kurang lebih 10 menit, kami melanjutkan berjalan kembali. Pada awalnya trek masih tanah biasa, tetapi pada akhirnya juga sama seperti perjalanan sebelumnya, yaitu batu kerikil.
Setelah berjuang kembali melewati tanjakan yang dipenuhi kerikil, akhirnya kami tiba di puncak Gunung Guntur setelah 40 menit berjalan. Suasana ketika kami berhasil mencapai puncak sungguh campur aduk, rasanya segala kelelahan dan kerisauan selama di perjalanan terbayarkan sesaat dengan melihat pemandangan indah dari puncak.
ADVERTISEMENT
Fakta menarik di gunung ini ialah ketika sedikit menggali tanah batuan yang berada di puncak kemudian menempelkan tangan di galian tersebut maka kita akan dapat merasakan uap panas yang keluar. Hal ini menandakan jika di bawah perut bumi Gunung Guntur masih terjadi aktivitas vulkanik yang aktif.
Kami sempat menggali dua lubang untuk menghangatkan tangan karena angin yang bertiup kencang di atas sini, sembari beristirahat dengan menyaksikan pemandangan.
Tak mau kehilangan momen, setelah itu kami langsung mengambil banyak dokumentasi, agar kenangan pada saat itu dapat kami kenang di kemudian hari. Sesekali kami harus menunggu agar awan kabut tertiup angin terlebih dahulu sebelum mendokumentasikannya, agar hasilnya maksimal.

Perjalanan Turun

Setelah merasa cukup dengan dokumentasi yang diambil, kami memutuskan untuk turun pada pukul 12:53, dengan matahari yang sudah tepat berada di atas kepala. Tentunya perjalanan turun memang terasa lebih mudah dibandingkan dengan perjalanan naik, tetapi tetap perlu kehati-hatian ekstra, karena salah mengambil pijakan akan berakibat fatal. Fakta menarik lainnya adalah gunung ini juga terkenal dengan kuburan sol, terbukti banyak sekali sol sepatu yang kami jumpai ketika perjalanan turun dari puncak menuju pos 3.
ADVERTISEMENT
Sesekali kami harus mengambil posisi duduk, karena turunan yang terjal dan sangat terbuka, sehingga rawan jatuh. Dalam mengambil langkah pun juga tidak boleh sembarangan karena dikhawatirkan akan memicu banyak kerikil atau bahkan batu besar juga ikut terbawa ke bawah.
Perjalanan turun diwarnai dengan angin yang bertambah kencang seolah meniup awan mendung mendekat. Syukur saja, karena hujan turun tepat ketika kami telah tiba di pos 3 pukul 14:40. Sembari menunggu hujan reda, kami memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu dengan memesan minuman hangat dan bakso cuanki untuk masing-masing dari kami berempat.
Setelah menunggu lama, tetapi hujan tak kunjung reda, akhirnya kami memutuskan untuk menerabas rintikan hujan karena waktu juga sudah semakin larut. Mungkin kami turun dari pos 3 sekitar pukul 16:00, dengan melewati kembali jalur yang sama dengan perjalanan naik, kami tiba di basecamp pada pukul 17:24.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di basecamp kami bergegas untuk membersihkan diri dengan mandi di lokasi dan melaksanakan salat asar dan jamak zuhur. Setelah tenang dengan hal itu, kami menaiki mobil untuk mencari makan di salah satu restoran di Kota Garut. Senda gurau dan cerita seputar pendakian selama di restoran menghiasi malam pada hari sebelum kami pulang, dengan perut yang kenyang dan perasaan senang, kami kembali ke Jakarta setelahnya.
Gambaran perjalanan turun dari puncak; Sumber: galeri penulis

Akhir Kata

Pendakian Gunung Guntur mengajarkan kami bahwa tinggi rendahnya sebuah gunung tak lekas mengurangi keindahannya, kebesaran-Nya terwakili dalam segala bentuknya, besar maupun kecil. Dalam setiap pendakian juga mengajari kami akan pentingnya kebersamaan dan tentunya persiapan yang matang, ucapan terima kasih kepada Om Irvan, Om Syahfi, dan Kang Munir yang telah menemani saya dan adik dalam perjalanan yang berkesan ini.
ADVERTISEMENT

Ringkasan Perjalanan

Simaksi : Rp15.000
Kontak Guide : +6282130029340 (Kang Munir)
Warung : Pos 1 dan Pos 3
Basecamp - Pos 1 : 60 Menit
Pos 1 - Pos 2 : 30 Menit
Pos 2 - Pos 3 : 30 Menit
Pos 3 - Puncak Bayangan : 120 Menit
Puncak Bayangan - Puncak : 50 Menit