Rangkum Edisi 25 September 2017: KPK, BIN, Panglima TNI, NikahSirri

Konten Media Partner
25 September 2017 9:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kami akan memulai pagi ini dengan permintaan maaf untuk pembaca. Maaf, karena kami absen berhari-hari. Maklum, admin belum punya modal untuk punya anak buah.
ADVERTISEMENT
Tapi yang lalu biarlah berlalu. Berikut sajian khas kami, 3 isu yang menyita perhatian sepanjang akhir pekan lalu.
1. Polisi Tangkap Pendiri NikahSirri.com
Aris Wahyudi, pendiri nikahsirri.com (Foto: Facebook: Aris Wahyudi.)
Polisi menangkap Aris Wahyudi, pemilik sekaligus pendiri situs www. nikahsirri.com yang ramai dibicarakan media sosial saat ini. Aris ditangkap polisi pada Minggu dini hari (24/9).
Aris telah ditetapkan sebagai tersangka lantaran diduga melanggar UU ITE dan UU Pornografi.
Kemunculan Situs NikahSirri.com membuat geger publik karena menawarkan beragam layanan yang tidak lazim, seperti lelang keperawanan dan fasilitas nikah siri kepada seluruh penikmat dunia maya. Situs ini pun menuai kecaman karena dianggap merendahkan wanita.
ADVERTISEMENT
2. KPK Tangkap Wali Kota Cilegon
Basaria Panjaitan dan KPK Febri Diansyah (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Wali Kota Cilegon, Tubagus Iman Ariyadi, Jumat (22/9). Dia diduga menerima suap terkait izin Amdal pembangunan Transmart. KPK menyebut suap Wali Kota Cilegon ini merupakan modus baru karena melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
Suap berawal dari proyek akan dibukanya Transmart Cilegon oleh PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC). Mereka sudah mengantongi izin bangunan, namun belum mendapatkan Amdal.
Tubagus Iman minta dana sebesar Rp 2,5 miliar agar izin Amdal keluar, yang kesepakatannya adalah Rp 1,5 miliar.
Berikut berita serupa dari Kompas: KPK Jelaskan Kronologi OTT Kasus Suap di Cilegon
3. Panglima TNI dan 500 Pucuk Senjata BIN
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: M Agung Rajasa/Antara)
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo buka suara terkait rekaman suaranya yang menyebut ada institusi di luar militer yang memesan 5.000 senjata. Gatot membenarkan bahwa suara dalam rekaman tersebut adalah dirinya.
ADVERTISEMENT
Belakangan, Menkopolhukam Wiranto mengklarifikasi. Senjata yang dibeli itu, menurutnya, hanya sebanyak 500 pucuk dan digunakan untuk Badan Intelijen Negara (BIN). Senjata itu juga disebutnya bukan dibeli impor, melainkan buatan PT Pindad untuk sekolah intelijen BIN.
Wiranto berharap masalah ini tidak menjadi polemik. Adapun Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan tak berkomentar apapun.