Minyak Goreng Mahal Uang Saku Nambah

Rakhmasari Kurnianingtyas
Seorang ibu-ibu PNS Kemenkeu yang mengusir jenuh dengan menulis
Konten dari Pengguna
19 Maret 2022 15:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rakhmasari Kurnianingtyas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Minyak Goreng Kemasan (Sumber Foto : Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak/Kumparan.com)
zoom-in-whitePerbesar
Minyak Goreng Kemasan (Sumber Foto : Lydia Salsabilla/Hi!Pontianak/Kumparan.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Antrean ibu-ibu membeli minyak goreng yang beberapa bulan ini menjadi pemandangan biasa di beberapa tempat sudah berkurang. Jadwal khusus para ibu menunggu minimarket buka juga sudah tidak ada.
ADVERTISEMENT
Karena seperti sulapan minyak goreng tiba-tiba sudah berderet rapi di rak-rak swalayan mengalahkan rapinya barisan anak sekolah sedang upacara bendera. Entah kemarin di mana mereka bersembunyi.
Tapi jangan gembira dulu. Tangan-tangan yang sudah terulur mengambil minyak goreng akan sedikit tertahan melihat banderol harga. Ternyata mereka bersembunyi kemarin karena sedang berunding. Dan inilah hasilnya sekarang. Mereka kompak naik harga.
Sejak Pemerintah melepas harga minyak goreng kemasan ke pasaran, semua seperti berlomba berhitung keuntungan dengan menaikkan harga. Siapa yang susah harga minyak goreng naik? Banyaaaaak… Lha wong rakyat Indonesia ini hampir semua pecinta gorengan.
Mau tidak mau, suka atau tidak suka ya tetap harus dibeli si minyak goreng ini. Masakan asli Indonesia hampir semua diolah dengan menggunakan minyak goreng sebagai bahan bakunya. Memang sih, bisa dikukus atau direbus. Tapi tidak semua makanan cocok diolah dengan cara itu.
ADVERTISEMENT
Atau ada juga yang menganjurkan memasak menggunakan air fryer. Alat masak canggih yang bisa menggoreng tanpa minyak. Bagaimana ibu-ibu yang antre beli minyak goreng itu mau mikir beli air fryer? Sudah harganya mahal, kebutuhan dayanya pun bisa bikin token listrik menjerit-jerit lebih sering.
Ibu-ibu di rumah tidak hanya dipusingkan dengan harga minyak goreng yang naik. Tapi imbas dari kenaikan harga ini akan menular ke masalah lain di rumah. Harga makanan di luar pasti naik. Tukang gorengan saja sudah menaikkan harga dari seribu rupiah menjadi 5 ribu rupiah dapat 3.
Bagi ibu bekerja yang terkadang mengandalkan jasa katering pun kena dampaknya. Per porsi katering sudah naik 5 ribu rupiah. Sebentar lagi tentu gerai-gerai makanan di aplikasi pesan online sama juga. Harganya berubah.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan uang saku anak? Tidak bisa tidak minta naik juga. Harga makanan di kantin sekolah pasti akan menyesuaikan. Atau kalau sekolah menyediakan katering juga kemungkinannya kecil akan tetap dengan harga yang sama.
Masalah kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok memang seperti efek domino. Dikutip dari Wikipedia Efek Domino atau reaksi berantai adalah sebuah efek kumulatif yang dihasilkan saat satu peristiwa menimbulkan serangkaian peristiwa serupa. Kenaikan salah satu jenis kebutuhan pokok akan diikuti oleh kenaikan yang lain.
Jadi sepertinya sudah menjadi hukum alam sebentar lagi kita akan menjumpai kenaikan harga barang-barang lain. Harga minyak goreng naik, harga sayur mayur naik, harga makanan ikut naik dan uang saku anak pun naik.
Apalagi menjelang bulan puasa dan hari raya seperti ini. Ibu-ibu harus lebih mempersiapkan diri menghadapi gejolak harga yang bikin dompet menangis. Jadi ada baiknya mulai sekarang sudah disusun skala prioritas kebutuhan belanja rumah tangga. Walaupun pada praktiknya nanti akan banyak pengeluaran tidak terduga. Namun setidaknya tidak akan terlalu meleset dari perhitungan awal.
ADVERTISEMENT
Selamat berhitung ibu-ibu…