Pilkada Makassar dan Keunikannya

Rahmatullah Syabir
Mahasiswa Manajemen Dakwah UIN Alauddin Makassar
Konten dari Pengguna
10 Desember 2020 7:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmatullah Syabir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
4 Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Makassar. Sumber: voi.id
Hiruk pikuk pergelaran Pilkada Serentak 2020 yang menuai pro kontra diberbagai kalangan tersebut, ternyata selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Tidak ada kendala serius yang menghambat proses pemungutan dan perhitungan sampai selesai. Alhamdulillah.
ADVERTISEMENT
Walaupun kita ketahui, yang namanya kerumunan atau tidak jaga jarak disaat adanya wabah seperti ini, memang sangat sulit untuk dihindarkan. Apalagi ketika sedang perhitungan suara, konvoi kemenangan, dan lainnya yang tentunya tidak terlepas dari euforia. Mungkin yang perlu dievaluasi dari pilkada ini adalah praktik protokol kesehatan dengan 3M yang masih dilanggar.
Beberapa hal yang menarik dari pilkada serentak ini selain diselenggarakan di 270 daerah dan dilaksanakan di tengah wabah, juga dikarenakan hasil quick count yang sangat menarik perhatian. Misalnya saja, kemenangan Gibran-Teguh dengan telak di Pilkada Surakarta dan Bobby-Aulia di Pilkada Medan memperlihatkan bahwa "Dinasti Politik" yang gembar-gemborkan netizen ternyata tak berpengaruh sama sekali.
Begitupun di Pilkada Surabaya ketika kemelut internal PDIP dalam menentukan calon ternyata tidak membendung kemenangan atas Machfud-Mujiaman yang didukung oleh banyak partai itu. Begitupun di Pilkada Tangsel, ketika keponakan Prabowo dan anak Wapres Ma'ruf Amin ternyata belum mampu mengalahkan Benyamin-Pilar yang telah mencicipi jadi wakil walikota tersebut.
ADVERTISEMENT
Ini memperlihatkan bahwa masyarakat dalam memilih atau mempergunakan hak suaranya sudah tidak dipengaruhi lagi oleh embel-embel kata orang, nama besar keluarga, dan gemuknya koalisi parpol. Mereka memilih sesuai hati nurani mereka, terutama para pemilih yang tidak banyak omong kosong di media sosial. Mau tidak mau, yang hasilnya menang ya bersyukur, yang kalah ya legowo.
Selain hasil quick count yang cuman menyoroti pilkada yang banyak menarik perhatian tadi, tentu juga kita tidak boleh lupa Pilkada Makassar yang tak kalah serunya karena diikuti oleh 4 paslon. Yang pilkada sebelumnya cuman diikuti satu paslon saja melawan kotak kosong, walaupun akhirnya yang menang adalah kotak kosong.
Pertaruhan Pilkada Makassar kali ini merupakan pertaruhan yang sangat ditunggu-tunggu hasilnya. Dikarenakan 4 calon ini memiliki keunikan tersendiri. Pertama, Kekuatan Koalisi Parpol Merata. Misalnya saja Paslon 1 Danny-Fatma didukung oleh Gerindra, Nasdem, PBB, dan Gelora dengan total 11 kursi. Paslon 2 Appi-Rahman yang didukung oleh Demokrat, PPP, Perindo, dan PSI dengan total 13 kursi DPRD. Paslon 3 Rizal-Fadli yang didukung oleh PDIP, Hanura, PKB, dan Garuda dengan total 10 kursi. Dan yang terakhir paslon 4 Irman-Zunnun yang didukung oleh Golkar, PKS, Berkarya, PAN, dan PKPI dengan total 16 kursi DPRD. Komposisi dukungan parpol yang terbagi rata disetiap paslonnya memperlihatkan bahwa Pilkada Makassar sangat bergengsi dan patut diikuti.
ADVERTISEMENT
Kedua, Latar Belakang Paslon. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap dinamika persaingan politik di Makassar ini. Misalnya saja, paslon 1 untuk Danny Pomanto--merupakan walikota Makassar 2013-2018 dengan sederet penghargaan yang diraihnya. Begitupun wakilnya, satu-satunya perempuan di pilkada kali ini yang sekaligus merupakan Ketua TP-PKK Kab. Sidrap 2008-2018. Paslon 2, Munafri Arifuddin yang tentunya dikenal banyak orang karena merupakan Pengusaha dan CEO PSM Makassar, begitupun wakilnya Abdul Rahman Bando--merupakan Kadis Pertanian dan Perikanan Kota Makassar.
Begitupun halnya Paslon 3, Syamsu Rizal adalah Wakil Walikota Makassar 2013-2018, dan Fadli Ananda yang merupakan seorang dokter. Adapun paslon 4, Irman Yasin Limpo yang sekarang menjabat Staf Ahli Gubernur Sulsel dan merupakan adik kandung Syahrul Yasin Limpo, dan wakilnya Andi Zunnun Nurdin Halid, yang merupakan Anggota DPRD Sulsel 2017-2019. Kompetisi berdasarkan latar belakang ini tentunya juga mempengaruhi peta politik di Pilkada Makassar.
ADVERTISEMENT
Ketiga, Hasil Quick Count. Berbagai lembaga survei telah memperlihatkan hasil quick countnya masing-masing dan yang memenangkan Pilkada Makassar adalah Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi. Dengan rincian sesuai Quick Count LSI Denny JA yang sudah 100% suara masuk, yaitu Paslon 1 Danny-Fatma (ADAMA) 41,50%, Paslon 2 Appi-Rahman 34,66%, Paslon 3 Rizal-Fadli (DILAN) 19,09 %, dan Paslon 4 Irman-Zunnun (IMUN) 4,75%. Ketika diperhatikan secara seksama, urutan hasil perhitungan suara ini sesuai dengan urutan paslonnya juga.
Namun yang paling menarik setelah kemenangan atas hasil ini adalah sikap legowo oleh paslon yang kalah tanpa menuding curang dan sebagainya. Hal inilah yang patut diapresiasi, apalagi ketika proses kampanye sering terjadi adu gagasan bahkan adu hoax yang dilancarkan oleh pihak lawan, ternyata tidak mengurangi sikap ksatria para kontestan pilkada. Patut diacungi jempol.
ADVERTISEMENT