Persebaran Batu Nisan di Nusantara Sebagai Seni dan Bukti Awal Masuknya Islam

Rahmat Mubaroq
Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
25 Oktober 2022 21:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmat Mubaroq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seperti yang kita ketahui, untuk mengetahui jejak suatu peradaban dapat dilihat dari bukti-bukti peninggalannya, begitu pula dengan peradaban Islam di Nusantara. Salah satu peninggalannya adalah batu nisan, batu nisan dapat menjadi salah satu bukti untuk mengetahui awal masuknya Islam, karena terdapat pahat-pahatan mengenai nama, asal daerah, jabatan, bahkan ayat-ayat Al-Qur'an. Untuk itu marilah kita bahas beberapa temuan batu nisan dan fungsi dari batu nisan.
ADVERTISEMENT
Beberapa Penemuan Batu Nisan di Sumatra
Batu nisan pertama yang dapat menjadi bukti awal masuknya Islam di Nusantara ialah, di Sumatra batu nisan Sultan Malik as-Saleh tahun 1297, beliau merupakan Sultan pertama Kesultanan Samudra Pasai dalam (Jurnal komunika Islamika, vol. 8, no. 1, 2021: 27). Batu nisan beliau juga memiliki kesamaan dengan motif nisan Bengali menurut S. Q. Fatimi dalam Jurnal (Teori dan Proses Islamisasi di Indonesia, 2014: 140).
sumber: https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB31:039763000:00022&query=grafsteen+malik+as+saleh&coll=boeken&rowid=1&pres%5Bmaxperpage%5D=36
Selain makam Sultan Malik As-Saleh, ditemukan juga batu nisan yang lebih tua dari makam sang Sultan dan Kerajaan Samudra Pasai yakni, di Komplek pemakaman Ibrahim syah, Barus. Di pemakaman itu, ditemukan batu nisan seorang perempuan berbentuk vas bunga, bernama Tuhar Ummi Suri (Tuhar Amisuri) yang wafat pada tanggal 6 Oktober 1205 M/ 602 H (Jurnal Inskripsi Islam pada makam-makam kuno Barus: 117).
Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbaceh/konservasi-di-kompleks-makam-sultan-ibrahim-syah-di-barus-bpcb-aceh-menangani-16-makam-kuno-dan-33-objek-lepas-lainnya-iii/
Bicara tentang Barus, ada yang menyatakan bahwa kota ini yang pertama disinggahi oleh pedagang Muslim Arab, terbukti dari catatan terawal daerah Fansur dalam tulisan berjudul Akhbar as-Sin wa'l-Hind tahun 851 (Barus: Bandar Dagang Rempah Pesisir Barat Pulau Sumatra: 3). Kemudian ada beberapa hal yang membuktikan bahwa, komunitas Islam lebih dulu ada sebelum kerajaan Islam pertama di Nusantara yakni Samudra Pasai, buktinya ialah situ-situs pemakaman kuno Islam di Barus seperti: pemakaman Mahligai, Tuan Makhdum, dan Ibrahim syah (Inskripsi Islam Pada Makam-makam Kuno Barus: 105).
ADVERTISEMENT
Bukti Internal Majapahit Sudah Banyak Yang Masuk Islam
Kemudian, Majapahit sebagai Kerajaan Hindu-Budha terbesar kekuasaannya, ternyata tidak luput dari Islamisasi. Ketika masa jayanya, Islam sudah dianut oleh keluarga kerajaan Majapahit itu sendiri (Islam di Ibu Kota Majapahit, 2012). Pendapat tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukannya makam Muslimah Putri dari Campa yang menikah dengan Raja Brawijaya V, bertarikh 1370H/1448M (Peran Wanita Dalam Islamisasi Jawa Pada Abad XV, vol. 21, no. 1, 2011: 8).
Jenis Huruf yang Dipakai Pada Batu Nisan
Ada banyak jenis huruf yang ditemukan pada peninggalan batu nisan di Nusantara, tetapi lebih banyak ditemukan jenis huruf kufi pada batu nisan di Nusantara. Penulisan huruf kufi sendiri berasal dari kata dan daerah bernama Kufah, penulisan kufi pertama kali ditemukan di kawasan Bukit Druze, di sana ditemukan inskripsi bertuliskan Ummul Jimal 250M dan Imru Al-Qeis (Pertemuan Ilmiah Arkeologi VII, 2000: 6).
ADVERTISEMENT
Sedangkan contoh batu nisan dengan jenis Kufi salah duanya adalah, makam Fatimah binti Maimun di Kab. Gresik dan makam Maulana Malik Ibrahim di Kota Gresik (Pertemuan Ilmiah Arkeologi VII, 2000: 6-7).
Fungsi Batu Nisan dan Pahatan Pada Batu Nisan
Batu nisan memiliki beberapa fungsi bagi sebuah makam seseorang yang sudah wafat, yang pertama ialah sebagai penanda jenis kelamin atau nisan genetis (pria berbentuk bulat panjang atau persegi, wanita pipih dan melebar ke bawah seperti segitiga). Pemakaman yang menggunakan fungsi batu nisan ini ialah, pemakaman Sultan Kutai (Pertemuan Ilmiah Arkeologi VII, 2000: 122-131). Selain sebagai pembeda genetik, batu nisan juga bisa sebagai tanda penghormatan pada tokoh atau seseorang yang sudah wafat.
Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim/komplek-makam-raja-kutai-kartanegara/
Selain sebagai pembeda genetik, batu nisan di Indonesia banyak ditemukan dengan ukiran-ukiran ayat Qur'an atau do'a, fungsi dari ukiran tersebut diantaranya ialah sebagai pengingat akan kematian atau agar orang membaca do'a yang terpahat di nisan tersebut, serta menjadi bukti bahwa al-Qur'an dikenal dan dibaca dengan baik oleh Ulama, Raja, dan masyarakat setempat (Kutipan ayat-ayat Al-Qur'an Pada Batu Nisan, 2015: 250, 264 ).
ADVERTISEMENT
Batu nisan yang banyak ditemukan di Indonesia selain sebagai bukti untuk mengetahui awal masuknya Islam, juga memiliki pesan tersirat bagi kita yakni, tentang bagaimana seni dan budaya dijadikan sebagai wasilah penyebaran Islam di Nusantara dan sebagai bukti bahwa al-Qur'an betul-betul dipahami serta dapat dikembangkan menjadi seni. Hal ini juga menjadi bukti bahwa Islam tidak bisa dibenturkan dengan ilmu lain yakni seni.