Apakah Istilah Framing Dikenal Masyarakat?

Sekar Membumi
Mahasiswi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
14 November 2022 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sekar Membumi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Sendiri
zoom-in-whitePerbesar
Foto Sendiri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sastra merupakan bentuk rekaman yang berwujud bahasa, yang disampaikan kepada orang lain dalam bentuk tulisan maupun lisan. Sastra adalah bentuk imajinasi manusia yang dituangkan melalui rasa dan nalar seorang manusia sebagai bentuk pikirannya. Berbicara sastra pasti akan selalu berkaitan dengan relevansinya dalam media, perlu kita pahami terlebih dahulu mengenai kata relevansi dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Masyarakat mengenal kata relevansi sebagai kata yang saling berkaitan, berhubungan, dan selaras. Dalam masyarakat, bentuk relevansi bisa dilihat dari bahasa yang digunakan, terkait kecocokan dalam bertutur. Relevansi sendiri dapat diartikan sebagai bentuk pola pikir manusia mengenai pokok masalah yang sedang berlangsung.
Memahami adanya penjelasan relevansi, dan sastra kini media perlu memperhatikan mengenai penggunaan bahasa. Banyak dari adanya iklan yang di tayangkan maupun iklan yang terpasang di luar ruang, masih banyak sekali kesalahan bahasa yang digunakan.
Bahasa merupakan sistem yang digunakan seseorang untuk berkomunikasi dengan melalui media maupun non media. Bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi – informasi baik secara lisan maupun tertulis seperti tayangan iklan. Dalam masyarakat pemakaian bahasa pastinya akan mengalami perubahan. Sama hal tersebut dalam penggunaan bahasa pada media luar ruang, banyak sekali perubahan bahasa yang digunakan yang berkaitan dengan perkembangan bahasa gaul.
ADVERTISEMENT
Sederhananya adanya istilah framing (pembingkaian), yang diartikan sebagai pandangan seorang media massa atau reporter ketika menyeleksi isu berita, bahasa yang digunakan masih mengarah pada bahasa yang rancu. Pada era globalisasi ini pergeseran bahasa baku di media luar ruang sangat jarang sekali diperhatikan.
Menurut pandangan saya, penggunaan framing saat ini tidak hanya berfokus pada penggunaan bahasa Indonesia yang benar saja. Adapun framing yang telah disunting media kerap sekali dan tak jarang menggunakan bahasa asing sebagai daya tarik pembaca. Tanpa disadari seorang wartawan atau media massa menganggap pembingkaian bahasa tersebut sebagai point plus dalam penulisannya. Padahal pembingkaian bahasa yang benar dapat dilihat ketika penggunaan bahasa dan makna yang ditangkap pembaca tidak menjadi rancu.
ADVERTISEMENT
Bicara mengenai framing, relevansi sastra juga ikut terlibat di dalamnya. Pemahaman, serta bentuk pemaknaan bahasa dalam media luar ruang menjadikan sastra sebagai bentuk keterikatan dengan framing. Mengapa demikian?, dan sepenting itukah relevansi sastra terhadap media luar ruang?. Sudah tergambarkan dengan jelas, relevansi sastra tentu saja sangat penting, bentuk bahasa yang digunakan selaras dengan sastra sebagai bentuk pemaknaan kalimat. Pengertian framing ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan, tetapi tidak kepada pembaca yang kurang memahami atau mengenal istilah framing.
Framing ataupun kesalahan media luar ruang dapat dilihat dari penelitian berita yang disiarkan mengenai kasus pelecehan ataupun berita lainnya. Saya pernah melihat beberapa media iklan, di mana terdapat pembingkaian bahasa yang dipakai dalam iklan tersebut merujuk pada kata tanya. Dari contoh iklan ini seseorang yang paham betul mengenai kriteria framing akan sangat mudah menerima bentuk framing media iklan ini. Namun, sebaliknya untuk seseorang yang memang tidak memahami kriteria framing akan sangat mengecam bentuk media iklan itu sebagai kesalahan dalam mempromosikan.
ADVERTISEMENT
Membahas adanya framing, tidak hanya berfokus pada media iklan yang dapat dilihat dalam layar televisi saja, melainkan media luar ruang juga menggunakan framing dalam membuat iklan berupa spanduk. Kesalahan media luar ruang dalam penggunaan bahasa seringkali saya jumpai, seperti contohnya Terima Kost. Kata Terima Kost merupakan bentuk kalimat yang salah, pertama kalimatnya rancu, kedua kata kost seharusnya ditulis kos. Menurut saya ini merupakan bentuk framing, mengapa demikian?. Sebab cara media yang membuat iklan spanduk ini tidak memperhatikan terkait penggunaan bahasa yang benar, tetapi hal ini disebut sebagai kewajaran sebab informasi yang diberikan oleh media memiliki cara tersendiri dalam menyampaikan sebuah berita dan informasi baik secara tayangan maupun spanduk.
Adapun berita yang pernah saya baca mengenai analisis framing berita mengenai kasus pelecehan, yang ditayangkan oleh media Suara.com dan tribun News. Di dalam kedua media ini terdapat penyajian berita yang berbeda. Dari segi waktu, dan judul waktunya jelas berbeda, sebab seseorang yang meneliti dan menyajikan berita tersebut beda prosesnya. Hal itulah yang menunjukkan framing kedua berita media tersebut berbeda pembingkaiannya.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari kedua media berita ini, didapatkan hasil analisis framing dalam media Suara.com cara membawakan berita bersifat tenang, sedangkan dalam tribune News berita yang disampaikan masih menduga duga karena ketidakpastian informasi yang didapatkan. Lalu dari kedua media yang saya baca terdapat perbedaan dalam penggunaan kata, dalam Suara.com menggunakan kata ganti secara detail, sedangkan dalam Tribun News hanya menggunakan kata ganti nama saja. Lalu yang terakhir ada penggunaan retoris, dalam media Suara.com penggunaan kata atau susunan kalimat serta bahasa yang digunakan mudah dimengerti dan tidak membuat pembaca untuk bertanya-tanya. Sedangkan dalam Tribun News penggunaan kata, susunan kalimat, serta bahasanya sama-sama mudah dimengerti pula, tetapi pembaca ada yang merasa tidak paham mengenai isu yang dibahas dikarenakan judul yang dibuat memuat unsur tanya yang membuat pembaca menjadi penasaran.
ADVERTISEMENT
Penjelasan hasil analisis framing di atas, menunjukkan dua persamaan dan perbedaan di setiap media mana pun. Hasil analisis framing lebih memfokuskan tentang pemahaman yang ditangkap oleh pembaca mengenai makna bahasa yang bisa dipahami oleh pembaca. Dengan hasil analisis framing tersebut dikaitkan kembali mengenai relevansi sastra, dan bahasa terhadap dunia media.
Perbedaan analisis media berita Suara.com dan Tribun News ini dilihat dari berbagai sudut pandang, mulai dari kaidah kebahasaan yang digunakan, dan struktur kalimat yang dipakai. Hal ini menunjukkan terkait relevansi sastra bekerja dalam sistem media. Pengaruh yang diberikan oleh sastra, bahasa terhadap dunia media sangat besar dampaknya. Relevansi sastra, dan bahasa dalam dunia media sangat berperan penting, berdasarkan pada penggunaan kaidah kebahasaan yang sesuai, diksi, serta penggunaan bahasa dan makna bahasa.
ADVERTISEMENT
Dalam lingkup masyarakat, framing jarang sekali disadari. Hal itu disebabkan karena masyarakat yang peminatnya kurang dalam memahami penggunaan makna bahasa. Tetapi tak sedikit pula masyarakat yang paham akan istilah framing yang dipakai oleh orang-orang yang memasang spanduk iklan di luar ruang.
Pada dasarnya penggunaan framing dalam berita memiliki fungsi yang baik untuk media, terlepas dari penyuntingan yang dilakukan oleh wartawan atau editor berita biasanya mereka masih mengikuti gaya bahasa yang mereka sukai. Oleh sebab itu framing dalam media iklan maupun media luar ruang masih mengalami tingkat pemahaman yang minim dalam pelayanan informasi yang tepat dan sesuai.