Proses Terbentuknya Gua di Permukaan Bumi

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
18 Januari 2024 17:10 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi proses terbentuknya gua - Sumber: pixabay.com/diego_torres
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi proses terbentuknya gua - Sumber: pixabay.com/diego_torres
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Proses terbentuknya gua tentu memakan waktu yang tidak singkat. Gua terbentuk secara alami di permukaan Bumi dengan adanya beberapa faktor geologis yang saling terkait.
ADVERTISEMENT
Proses-proses tersebut antara lain seperti pelarutan batuan, pengendapan mineral, dan aktivitas air. Gua dapat berupa lorong-lorong bawah tanah, rongga-rongga, dan kamar-kamar yang membentang di dalam sistem yang cukup kompleks.

Bagaimana Proses Terbentuknya Gua?

Ilustrasi proses terbentuknya gua - Sumber: pixabay.com/stocksnap
Gua adalah struktur geologis alam yang terbentuk di permukaan Bumi. Gua biasanya terbentuk melalui proses pelarutan batuan oleh air yang mengandung asam karbonat. Batuan yang terlibat dalam pembentukan gua adalah batu kapur, batu gamping, dan dolomit.
Berdasarkan keterangan di buku Geografi dan Sosiologi (IPS Terpadu) SMP Kelas 9, Dra.Umasih, dkk, 2007, gua dapat terbentuk di berbagai jenis lingkungan, tetapi yang paling umum adalah gua-gua karst, yang terbentuk di batuan kapur atau batu gamping.
Berikut adalah beberapa tahapan umum dalam proses terbentuknya gua.
ADVERTISEMENT

1. Pelapukan atau Pelarutan Batuan Karst

Gua umumnya terbentuk di daerah yang memiliki batuan karst, seperti batu kapur atau batu gamping. Batuan karst ini rentan terhadap pelarutan oleh air yang mengandung asam karbonat, seperti air hujan yang meresap ke dalam tanah.
Proses pelarutan inilah yang akhirnya mengakibatkan pelapukan. Lalu terjadi pembentukan rongga-rongga di dalam batuan.

2. Pelebaran Rongga oleh Aliran Air

Air hujan atau air permukaan yang meresap ke dalam tanah mengalir melalui lubang yang terbentuk oleh pelarutan. Aliran air ini, biasanya mengandung sedimen, yang dapat memperluas dan memperdalam rongga-rongga yang semakin besar seiring waktu.

3. Pengendapan Mineral

Selama proses pelarutan dan aliran air di dalam gua, mineral-mineral yang larut diendapkan kembali ketika air menguap. Proses ini menyebabkan pembentukan stalaktit dan stalagmit, yang terdiri dari deposit mineral seperti kalsium karbonat.
ADVERTISEMENT

4. Aktivitas Air di Bawah Tanah

Sungai bawah tanah dan aliran air di dalam gua juga berperan dalam membentuk gua. Air yang mengalir di dalam gua dapat mengikis dan membentuk lorong-lorong baru melalui erosinya. Dalam beberapa kasus, sungai bawah tanah dapat membentuk gua yang lebih luas.

5. Aktivitas Organisme dan Pengendapan Organik

Beberapa gua juga dapat terbentuk melalui pengaruh organisme, seperti bakteri dan alga yang dapat mempercepat proses pelarutan batuan. Pengendapan organik, seperti kerangka hewan atau tumbuhan yang masuk ke dalam gua, juga ikut berkontribusi.
Gua dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Tergantung pada jenis batuan, sifat pelarutan, dan waktu yang terlibat dalam proses terbentuknya gua. Proses yang berlangsung selama ribuan hingga jutaan tahun, menghasilkan struktur gua yang unik. (DNR)
ADVERTISEMENT