Mengenal Perbedaan Orang Indonesia yang Merantau ke Malaysia Dulu dan Sekarang

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
13 Desember 2023 10:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perbedaan orang Indonesia yang merantau ke Malaysia dulu dan sekarang. Sumber: pexels.com/ZukimanMohamad.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perbedaan orang Indonesia yang merantau ke Malaysia dulu dan sekarang. Sumber: pexels.com/ZukimanMohamad.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perbedaan orang Indonesia yang merantau ke Malaysia dulu dan sekarang dapat dirasakan melalui berita-berita di media. Berita tentang pendatang haram sudah jarang terdengar.
ADVERTISEMENT
Peningkatan pendidikan dan kesadaran akan proteksi diri membuat persoalan migran di negara bertetangga ini jauh berubah. Ini ditambah dengan sistem keimigrasian yang makin modern sehingga sulit dipalsukan oleh sindikat tenaga kerja.

Perbedaan Orang Indonesia yang Merantau ke Malaysia Dulu dan Sekarang

Ilustrasi perbedaan orang Indonesia yang merantau ke Malaysia dulu dan sekarang. Sumber: pexels.com/DanishAhmad.
Dikutip dari Pendidikan Anak Pekerja Migran, Della Amrina Yusra dan Kawan-kawan (2023:2), merantau atau migrasi adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu negara ke negara lain untuk sementara atau permanan dengan tujuan lebih dari sekedar wisata.
Sejarah perantauan orang Indonesia ke Malaysia sudah berlangsung sejak lama. Kesamaan rumpun dan kedekatan wilayah membuat warga Indonesia menjadikan Malaysia sebagai tujuan utama migrasi.
Untuk mengetahui lebih lengkap, berikut adalah perbedaan orang Indonesia yang merantau ke Malaysia dulu dan sekarang.
ADVERTISEMENT

1. Dulu

Bangsa Indonesia sudah merantau ke Malaysia sejak zaman penjajahan Belanda akibat adanya perdagangan di Selat Malaka. Kedatangan bangsa Indonesia makin masif dan masuk hingga ke pedalaman ketika booming perkebunan karet pada awal abad ke-20.
Para pekerja kasar didatangkan dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk dari Jawa dan Kalimantan. Orang-orang yang tidak berpendidikan ini direkrut secara legal maupun diselundupkan.
Pada tahun 1970-an, bidang pekerjaan para pekerja meluas ke sektor rumah tangga. Para wanita Indonesia berbondong-bondong merantau sebagai pembantu rumah tangga. Perantau Indonesia masih didominasi oleh orang-orang yang berpendidikan rendah.
Karena makin luasnya sektor yang diisi oleh pendatang, maka pada tahun 1980-an, pemerintah Malaysia melakukan penataan para pekerja asing.

2. Sekarang

Sekarang Indonesia masih mengirimkan para pekerja rumah tangga dan perkebunan, namun pemerintah Indonesia mewajibkan pelatihan. Tenaga kerja yang terampil, misalnya mampu mengoperasikan mesin cuci dengan baik, akan mengurangi perselisihan dengan majikan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pekerja Indonesia sudah banyak mengisi sektor yang membutuhkan pendidikan tinggi, seperti perawat, dosen, engineer dan sebagainya. Banyak pula anak rantau yang berada di Malaysia tidak untuk bekerja, melainkan kuliah.
Globalisasi disikapi masyarakat Indonesia dengan meraih pendidikan setinggi-tingginya untuk berkarier di level yang lebih baik dimana pun di dunia ini, termasuk di Malaysia. Pendatang haram merupakan pelajaran mahal yang tidak boleh terulang.
Itulah perbedaan orang Indonesia yang merantau ke Malaysia dulu dan sekarang. Warga Indonesia bebas pergi ke mana pun di dunia. Namun, yang diharapkan adalah warga Indonesia merantau sebagai bangsa yang bermartabat dan dihormati. (lus)