5 Contoh Kalimat Retoris dalam Teks Editorial dan Pengertiannya

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
13 Februari 2024 15:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Contoh Kalimat Retoris dalam Teks Editorial. Sumber: Pexels/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Contoh Kalimat Retoris dalam Teks Editorial. Sumber: Pexels/Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Teks editorial tidak hanya berfungsi sebagai jendela informasi, tetapi juga sebagai sarana persuasi yang efektif untuk memengaruhi opini publik. Salah satu teknik persuasi yang sering digunakan dalam teks editorial adalah penggunaan kalimat retoris. Agar lebih memahaminya, perlu contoh kalimat retoris dalam teks editorial.
ADVERTISEMENT
Kalimat retoris adalah sebuah pernyataan yang dibuat tidak untuk mendapatkan jawaban. Sebaliknya, kalimat ini menimbulkan efek dramatis atau untuk menekankan suatu poin tanpa memerlukan respons langsung.

Contoh Kalimat Retoris dalam Teks Editorial

Ilustrasi Contoh Kalimat Retoris dalam Teks Editorial. Sumber: Pexels/Talha Riaz
Mengutip dari buku Berfikir Cerdas dengan Bahasa Indonesia karya Rahma Barokah T.J. (2021), kalimat retoris, yaitu kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban.
Berikut adalah contoh kalimat retoris dalam teks editorial.

1. "Apakah Kita Akan Terus Diam dan Membiarkan Keadaan ini Berlarut-larut?"

Pertanyaan ini digunakan untuk membangkitkan kesadaran pembaca tentang suatu masalah yang terus berlangsung tanpa ada upaya perbaikan. Ini menyerukan kepada pembaca untuk tidak apatis dan mulai beraksi.

2. "Bukankah Sudah Saatnya Kita Berubah?"

Kalimat ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya perubahan dalam menghadapi situasi tertentu. Ini mengimplikasikan bahwa sudah terlalu lama berada dalam zona nyaman tanpa ada kemajuan yang berarti.
ADVERTISEMENT

3. "Siapa Lagi yang Akan Peduli Jika Bukan Kita?"

Kalimat ini menekankan pentingnya peran setiap individu dalam menghadapi suatu isu. Ini adalah seruan untuk bertindak, menunjukkan bahwa tanggung jawab terletak pada semua.

4. "Mungkinkah Kita Mencapai Kesuksesan Tanpa Pengorbanan?"

Kalimat retoris ini menantang pembaca untuk mempertimbangkan pentingnya pengorbanan dalam mencapai tujuan. Ini menunjukkan bahwa tidak ada kesuksesan yang datang tanpa usaha keras dan pengorbanan.

5. "Apakah Keadilan Masih Menjadi Hal yang Diperjuangkan?"

Pertanyaan ini digunakan untuk mempertanyakan komitmen masyarakat terhadap nilai-nilai keadilan. Ini merupakan refleksi atas kondisi sosial yang mungkin telah menyimpang dari idealisme.
Melalui contoh kalimat retoris dalam teks editorial di atas, maka dapat dipahami bahwa kalimat tersebut dirancang untuk memprovokasi, mempertanyakan, dan memperkuat. Editorial tidak hanya memberitahu, tetapi juga menggerakkan pembaca untuk berpikir dan pada akhirnya bertindak. (ARR)
ADVERTISEMENT