3 Contoh Batuan Sedimen Aeris dalam Kehidupan Sehari-hari

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
14 Januari 2024 16:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi contoh batuan sedimen aeris dalam kehidupan sehari-hari. Sumber foto: Unplash/NEOM
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi contoh batuan sedimen aeris dalam kehidupan sehari-hari. Sumber foto: Unplash/NEOM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Material yang terbawa erosi akan mengendap setelah menempuh jarak tertentu karena tenaga pengangkutnya semakin berkurang. Berdasarkan tenaga yang mengendapkan, sedimen dibagi menjadi tiga, salah satunya sedimen aeris. Contoh batuan sedimen aeris penting untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
Biasanya proses sedimentasi tersebut terjadi pada daerah yang cekung, datar atau bagian bawah dari suatu lereng. Batuan sedimen tersebut terbentuk karena sebagian material berasal dari organisme, seperti daun, ranting, atau bangkai binatang yang terendapkan dan tertimbun di dasar laut.

Contoh Batuan Sedimen Aeris dalam Kehidupan Sehari-hari

Ilustrasi contoh batuan sedimen aeris dalam kehidupan sehari-hari. Sumber foto: Unplash/Keith Hardy
Sedimentasi aeris biasa dikenal sebagai sedimentasi aeolis. Mengutip dari buku Geografi Sekolah Menengah Atas Kelas X karya Yusman Hestiyanto, S.Si (2022:75), sedimentasi aeris merupakan proses pengendapan materi-materi yang dibawa atau diangkut oleh angin.
Proses pengendapan batuan ini banyak terjadi di daratan misalnya gurun dan pasir. Oleh karena itu sedimentasi aeris disebut juga sedimentasi terestrial.
Bentuk alam hasil pengendapan angin dalam kehidupan sehari-hari ada berbagai macam. Adapun contoh batuan sedimen aeris beserta penjelasannya bisa dipahami sebagai berikut ini.
ADVERTISEMENT

1. Gumuk Pasir

Gumuk pasir adalah gundukan bukit dari pasir yang terhembus angin. Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama.
Kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir pasir berukuran kecil. Permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah arid (kering).
Bentuk gumuk pasir di antaranya, bentuk melintang (tranverse), sabit (barchan), parabola (parabolic), dan memanjang. Secara umum, gumuk pasir merupakan bentuk lahan bentukan dari proses angin aeris (arah angin).

2. Tuff Vulkanik

Ketika terjadi erupsi vulkanik, tersembur pula batuan-batuan piroklastis atau material-material kecil lepas ke udara bersama-sama dengan uap air dan gas. Partikel yang terkecil disebut abu atau debu, ukurannya lebih besar lagi disebut lapili (pasir dan kerikil vulkanik) dan bom (batu-batu besar).
ADVERTISEMENT
Sedimentasi dari debu vulkanik dan batu-batu pasir akan membentuk batuan kompak yang biasa dikenal dengan sebutan tuff vulkanik. Material ini sangat subur bagi pertanian namun dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan.

3. Tanah Loss

Tanah loss merupakan material hasil erosi yang diangkut oleh angin dan diendapkan dalam beberapa wujud. Pembentukan tanah ini disebabkan karena debu-debu yang terendap di sekitar gurun dan terbawa oleh angin.
Tanah loss termasuk fenomena alam karena lapisan tanahnya mengalami pergerakan atau tergelincir secara tiba-tiba. Terjadinya tanah loss bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perubahan kondisi geologi di suatu daerah, atau tekanan tanah yang berlebihan, dan juga curah hujan tinggi. Jika dimanfaatkan untuk pertanian, jenis tanah ini terbilang cukup subur apabila cukup air.
ADVERTISEMENT
Contoh batuan sedimen aeris terbentuk karena hasil pengendapan angin. Pemahaman mengenai materi batuan ini dapat menjadi dasar dalam belajar ilmu geografi tentang batuan. (NTA)