Storigami, Konsep Baru Dunia Literasi yang Punya Banyak Manfaat untuk Anak

Rachmi Yamini
ASN Pemprov. DKI Jakarta - Pustakawan - Pecinta Damai
Konten dari Pengguna
2 Maret 2023 6:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rachmi Yamini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pendongeng dengan metode storigami (sumber foto: dokumentasi @perpusjkt_selatan).
zoom-in-whitePerbesar
Pendongeng dengan metode storigami (sumber foto: dokumentasi @perpusjkt_selatan).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Istilah storigami mungkin masih terdengar agak asing, setidaknya bagi saya. Baru-baru ini saya dibuat takjub dengan konsep storigami yang dibawakan oleh salah seorang pendongeng (storyeller) di Perpustakaan Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Di hadapan anak-anak SD, Kak Nia membawa sebuah kertas berwarna kuning berukuran besar. Kak Nia lalu bercerita tentang petualangan dua orang sahabat. Sambil bercerita, tangannya tidak berhenti melipat-lipat kertas dari bentuk yang satu ke bentuk lainnya seirama dengan jalan cerita yang dibawakannya. Hingga di akhir cerita, kertas di tanggannya sudah berubah bentuk menjadi seekor kelinci kuning. Ajaib!
Telinga saya bagaikan terbius mendengarkan cerita Kak Nia dan mata saya tidak bisa melepaskan pandangan dari lipatan kertas di tangan Kak Nia yang seperti memvisualisasikan cerita yang saya dengar. Terus terang, itu adalah pertama kalinya bagi saya menyaksikan atraksi storigami.

Apa itu Storigami?

Ilustrasi bermain origami. Foto: Shutterstock
Secara sederhana, storigami adalah gabungan antara storytelling dan origami. Storytelling atau mendongeng merupakan sebuah seni bercerita yang dapat digunakan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai pada anak yang dilakukan tanpa perlu menggurui sang anak (Asfandiyar, 2007 dalam Wardiah, 2017).
ADVERTISEMENT
Wardiah juga menyebutkan bahwa selain merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, dan aspek konatif (penghayatan) anak-anak, storytelling juga memiliki banyak manfaat.
Di antara manfaat storytelling untuk anak, yaitu sebagai sarana pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai tanpa menggurui; sebagai media informasi, komunikasi, dan melatih daya konsentrasi anak; serta mendorong anak mencintai buku dan merangsang minat baca dan menulis.
Sedangkan origami adalah suatu teknik berkarya seni atau kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan kertas dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk mainan, hiasan, benda fungsional, alat peraga dan kreasi lainnya (Sumanto, 2005 dalam Wardhani, 2019).
Anak-anak memamerkan hasil karya origami (sumber foto: dokumentasi @perpusjkt_selatan).
Dalam bidang pendidikan, menurut Hasanah (2019), origami bermanfaat untuk melatih motorik halus, serta menumbuhkan motivasi, kreativitas, keterampilan serta ketekunan, terutama bagi anak usia dini.
ADVERTISEMENT
Penggabungan antara storytelling dan origami membentuk sebuah konsep yang inovatif dan menarik, yaitu storigami. Dalam storigami, anak akan diajak untuk mendengarkan sebuah cerita yang menyenangkan. Cerita tersebut dapat berupa cerita sederhana, mnemonik, atau puisi yang disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman anak.
Lalu peristiwa-peristiwa dalam cerita tersebut diilustrasikan melalui lipatan origami sesuai dengan plot cerita. Plot dasar cerita tersebut membantu anak mengingat lipatan dan menarik minat mereka dalam menyelesaikan origami, hingga di akhir cerita tercipta objek tiga dimensi yang sederhana.

Apa Kelebihan Storigami?

Ilustrasi anak sedang mengikuti storigami (sumber foto: dokumentasi @perpusjkt_selatan).
Storytelling dan origami tentu bukan konsep baru dalam dunia literasi atau pendidikan, tetapi pencampuran antara cerita dan lipatan kertas membentuk sebuah dimensi baru yang dapat memberikan dampak lebih besar bagi anak.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia pendidikan, storigami dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan kreativitas, meningkatkan daya ingat dengan mengingat urutan pelipatan, dan mengajarkan berbagai mata pelajaran dari kurikulum pendidikan.
Menurut Mastin (dalam Hasanah, 2018), storigami memiliki banyak kelebihan. Beberapa di antaranya yaitu, storigami mampu meningkatkan kemampuan koordinasi motorik kecil karena adanya interaksi otak kiri dan otak kanan. Kemampuan mendengar, visualisasi, dan berbahasa anak dirangsang melalui cerita dan aktivitas melipat.
Dihadapkan dalam sebuah proses belajar, anak juga dapat menghubungkan lipatan-lipatan dengan sesuatu yang konkret karena anak juga mempelajari konsep simetri, arah, dan dimensi secara langsung.
Selain itu, storigami memberikan peluang luar biasa untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Anak diajari konsep ketertiban karena dengan storigami anak harus mengikuti setiap urutan dan proses dalam cerita.
ADVERTISEMENT
Storigami dapat memicu anak berpikir kritis karena adanya interaksi dua arah antara storyteller dan anak serta keterlibatan aktif anak, baik secara fisik maupun mental. Storigami juga dapat mengembangkan kepercayaan diri anak dan mendorong keberanian anak untuk berbicara di depan umum, mengambil risiko, dan memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.

Siapa Saja yang Memanfaatkan Storigami?

com-Ilustrasi ibu sedang mendengarkan cerita anak Foto: Shutterstock
Pertama kalinya saya mengenal storigami dari seorang pendongeng atau storyteller, Kak Nia. Saat itu saya langsung berpikir bahwa storigami sudah umum dimanfaatkan oleh storyteller sebagai metode bercerita dengan menggunakan alat peraga yang berbeda dari biasanya seperti boneka. Dengan storigami, storyteller juga dapat lebih mengembangkan interaksi dengan anak atau audience di hadapannya.
Namun ternyata storigami juga dapat dimanfaatkan oleh profesi lain, seperti guru, seniman, bahkan terapis. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, storigami juga dimanfaatkan di dunia pendidikan karena memungkinkan guru untuk mengenalkan berbagai topik pelajaran kepada siswa dengan cara yang unik melalui cerita dan mengaitkannya dengan origami.
ADVERTISEMENT
Komunikasi dan interaksi dua arah yang terjadi selama proses storigami mampu menumbuhkan keterikatan dan hubungan yang lebih dalam. Kelebihan ini dapat dimanfaatkan oleh seniman maupun terapis untuk membangun pendekatan dengan klien sehingga dapat membentuk kepercayaan.
Selain itu, storigami juga sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan saat team building atau aktivitas kelompok. Cerita dan aktivitas (melipat) yang saling berkaitan membuat suasana menjadi lebih cair dan menyenangkan.
Pemanfaatan storigami ternyata tidak sekadar bercerita dan berkreasi, tetapi juga mencakup penanaman nilai dan moral yang dapat membantu dalam kehidupan sehari-hari.