Pemikiran Wanita Tidak Harus Sekolah Tinggi Bisa Menghambat Perkembangan Diri

Monica Putri
Saya seorang mahasiswa semester 4 di ITB-AD
Konten dari Pengguna
10 Juni 2021 12:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Monica Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/illustrations/pengusaha-tim-roh-kerja-sama-tim-1492563/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/illustrations/pengusaha-tim-roh-kerja-sama-tim-1492563/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak sekali orang berkata, “buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujung nya ke dapur juga?” Saya pun sering kali menerima perkataan ini, memang wanita harus selamanya di dapur? Nyatanya wanita bisa bekerja sekaligus mengurus rumah, hebat bukan?
ADVERTISEMENT
Ketika menikah nanti, ada banyak hal yang akan mengejutkan yang mungkin saja tidak sesuai dengan bayanganmu sebelum menikah. Yang tadinya berpikir bahwa wanita enggak perlu sekolah tinggi-tinggi, ketika menghadapi realita kehidupan pernikahan nanti baru akan menyesal karena telah beranggapan demikian.
Berhenti berpikir bahwa wanita harus di dapur enggak perlu sekolah tinggi, karena menurut saya, tugas seorang ibu tidak hanya sekadar memasak dan membersihkan rumah tetapi juga harus bisa mendidik anak, ibu adalah tempat sekolah pertama anak, di mana anak akan dididik mulai dari menaati aturan, sopan santun terhadap orang lain hingga belajar membaca. 
Tidak hanya itu dengan bersekolah tinggi juga dapat membantu perekonomian suami, seperti membuka usaha di rumah atau usaha online, wanita juga dapat mandiri dan tidak ketergantungan serta dapat mengatur manajemen keuangan dan dapat menyelesaikan masalah, wanita yang berwawasan dapat menyelesaikan permasalahan dengan mengandalkan pengetahuan dan wawasan yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, stigma ini masih menghambat untuk mengembangkan diri, Untuk kaum wanita di luar sana teruslah berjuang untuk apa yang kalian impikan.