Coronavirus Disease 2019

PPI Dunia
PPI Dunia adalah wadah organisasi yang menaungi seluruh pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri.
Konten dari Pengguna
14 April 2020 21:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PPI Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
COVID-19 adalah penyakit infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus Corona tipe SARS-CoV-2. Sebagian besar virus Corona menyebabkan infeksi virus ringan yang dapat sembuh sendiri. Namun, terdapat 3 jenis virus Corona yang pernah mewabah dan dapat menyebabkan kematian yaitu: SARS-CoV yang menyebabkan SARS pada tahun 2002 dengan menginfeksi 8.098 orang; MERS-CoV yang menyebabkan MERS tahun 2012 yang menginfeksi 2.494 orang; dan SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 dengan total kasus pertanggal 15 Maret 2020 adalah 156.116 orang. Di Indonesia, terdapat 96 kasus positif, 8 orang sembuh, dan 5 orang meninggal dunia.1
ADVERTISEMENT
Jumlah kasus COVID-19 yang tinggi memperlihatkan negatif dan positif tingkah masyarakat Indonesia. Sisi negatifnya adalah bahwa banyaknya keterjangkitan covid-19 menandakan pola hidup masyarakat Indonesia yang tidak baik. Penyakit ini sangat mudah menular antar-manusia, hanya saja penularannya tidak akan sampai kepada orang yang memiliki imunitas tubuh yang baik. Imunitas tubuh yang baik didapatkan dengan menerapkan pola hidup sehat. Banyaknya keterjangkitan pada masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa pelaksanaan pola hidup sehat masih kurang.
Adapun sisi positif yang dapat kita baca dari adanya pandemi ini adalah kesadaran berobat masyarakat sudah lebih baik. Tanpa kesadaran yang baik, cakupan deteksi kasus tidak akan seluas sekarang. Semakin banyak kasus yang terdeteksi sebanyak itu juga banyak kasus dapat ditangani. Kemajuan teknologi diagnosis penyakit yang semakin canggih dan cepat menjadikan deteksi kasus semakin mudah. Kemajuan teknologi informasi turut memudahkan akses dan komparasi data dari seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Angka kematian COVID-19 relatif rendah (3%) jika dibandingkan SARS (9%), MERS (34%), TBC (12%), dan ebola (50%). Artinya ada 3 orang yang meninggal dari 100 orang yang terinfeksi COVID-19. Kematian karena COVID-19 relatif banyak terjadi pada kelompok tertentu misalnya pada orang dengan penyakit berat seperti diabetes melitus, kanker, dan lainnya. Kelompok ini yang akan mendapat perhatian lebih agar tidak sampai tertular.
Kemajuan teknologi transportasi membuat mobilisasi manusia tidak terbatas. Hal ini menjadi bahaya bagi penularan COVID-19, ia akan menyebar seperti menyebarnya manusia, ia akan ikut berpindah bersama dengan berpindahnya manusia dari suatu wilayah ke wilayah lain. Kebijakan isolasi termasuk kebijakan yang sulit karena bersinggungan dengan kepentingan politik dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang sakit infeksi ringan bisa tetap masuk kerja atau bepergian lintas negara. Sementara penderita COVID dengan gejala berat harus benar-benar melakukan isolasi. Konsumsi berita COVID juga perlu ditinjau, berita utama tentang edukasi pencegahan termasuk pengetahuan dasar yang harus dimiliki semua. Sedangkan informasi lain perlu tetap dikontrol agar tidak stress dan malah mengalami penurunan imun. Penurunan imun sama dengan menambah risiko keterjangkitan.
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/cases-updates/world-map.html
Keterangan: Gambar 1. Peta persebaran COVID-19
https://www2.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/gallery/FLYER%20ETIKA%20BATUK.jpg
Keterangan: Gambar 2. Etika batuk.
Sebagai masyarakat, kita dapat berperan aktif dalam menekan laju penularan COVID-19 dengan menjaga pola hidup sehat. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, lakukan olahraga rutin, makan dalam jumlah cukup dan gizi seimbang, menjaga kebersihan lingkungan, rutin periksa diri ke dokter terutama jika merasa kurang sehat. Gunakan masker sekali pakai dengan benar, yaitu menutupi hidung dan mulut. Jika tidak ada masker, gunakan tisu untuk menutup hidung dan mulut, setelah digunakan buang ke tempat sampah tertutup, lalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Jika tidak ada tisu, gunakan sisi dalam lengan atas untuk menutup hidung dan mulut saat batuk/bersin.
ADVERTISEMENT
Batasi agenda yang melibatkan banyak orang, hindari mengunjungi tempat ramai. Jika merasa kurang sehat, segera periksa diri dan lakukan isolasi mandiri diri di rumah. Hentikan share info yang tidak jelas referensinya. Hentikan menimbun barang terutama masker. Masker hanya diperuntukkan bagi orang yang sakit dan bagi para tenaga kesehatan di situasi tertentu. Prinsipnya adalah, berebut pasti kurang, berbagi pasti cukup!.
Bagi tenaga kesehatan, saatnya mengencangkan ikat pinggang. WHO dan Kementerian telah membuat panduan menghadapi wabah COVID-19. Setiap fasilitas kesehatan harus mengkaji panduan tersebut serta membuat algoritma khusus yang secara teknis sesuai dengan kondisi lapangan, termasuk bagaimana menjaring pasien suspek, telusur kontak, langkah diagnosis, rujukan, pengiriman spesimen, serta tatalaksana dan isolasi pasien. Pelaporan kasus juga penting sebagai bahan pembelajaran, serta dasar penentuan kebijakan selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah dituntut membentuk kebijakan yang konkret, taktis, tidak sekedar meredam kepanikan namun juga meningkatkan kewaspadaan. Pemerataan fasilitas kesehatan di 17.000 pulau Indonesia bukan hal yang mudah, namun harus selalu diusahakan. Menjaga garda terluar negeri dengan memperketat imigrasi dan skrining di bandara/pelabuhan juga harus dipastikan terlaksana optimal. Kebijakan teleworking, belajar di rumah bagi siswa, hingga lock-down daerah terdampak sebaiknya dipertimbangkan lebih lanjut demi menjaga keselamatan kelompok yang rentan.
Media harus lebih bijak dalam mengolah dan menyajikan informasi. Pemilihan judul berlebihan baiknya dijauhkan, hal-hal hiperbolis yang sekiranya membuat stres pembaca dihentikan. Media harus tetap menghargai privasi, data diri pasien bukanlah objek pemberitaan.
Kita semua pasti prihatin dengan munculnya pandemi COVID-19, namun jangan lupa untuk tetap bersyukur. Dengan adanya wabah, banyak orang jadi memperhitungkan pola hidup sehat. Semoga setelah pandemi level hidup sehat setiap orang jadi semakin membaik.
ADVERTISEMENT
Referensi
1. Coronavirus COVID-19 Global Cases by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University. [internet] cited on 2020 March 15. Available on: https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda7594740fd40299423467b48e9ecf6
2. Walls AC, Park YJ, Tortorici MA, Wall A, McGuire AT, Veesler D. Structure, function, and antigenicity of the SARS-CoV-2 spike glycoprotein. [internet] cited on 2020 March 14. Available on: https://www.cell.com/cell/fulltext/S0092-8674(20)30262-2?dgcid=raven_jbs_aip_email
Sumber Gambar
1. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/cases-updates/world-map.html
2. https://www2.kemenkopmk.go.id/sites/default/files/gallery/FLYER%20ETIKA%20BATUK.jpg
Penulis: Dr. Dianita Susilo Saputri, PhD candidate, Department of Genome Informatics, Research Institute for Microbial Diseases, Graduate School of Medicine, Osaka University, Perhimpunan Pelajar Indonesia Osaka-Nara
Editor: Nuansa Garini, Mass Media, Pusat Media dan Komunikasi, PPI Dunia 2019/2020