Profil Bos Wardah yang Sumbang Rp 40 M untuk Tangani Corona, Sering Jatuh Bangun

Konten dari Pengguna
18 Desember 2020 12:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Founder Wardah, Nurhayati Subakat. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Founder Wardah, Nurhayati Subakat. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tak kenal dengan produk kosmetik Wardah? Tak hanya terkenal di dalam negeri, Wardah berhasil melebarkan sayapnya hingga ke Negeri Jiran. Wardah diluncurkan di bawah bendera PT Paragon Technology and Innovation pada tahun 1995 dan menyasar segmen wanita muslimah.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan brand Wardah tentunya tidak lepas dari sosok wanita yang mengawali bisnisnya dari sebuah usaha rumahan. Nurhayati Subakat, perempuan tangguh yang berhasil membuat usaha rumahan menjadi peluang bisnis yang menggiurkan.
Wanita kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat ini merupakan anak kedua dari delapan bersaudara. Berkat kecerdasan yang ia miliki, Nurhayati berhasil diterima masuk perguruan tinggi favorite di daerah Bandung dengan jurusan Farmasi.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan tepat waktu, Nurhayati kemudian pulang ke kampung halamannya untuk bekerja di rumah sakit umum sebagai apoteker. Selang beberapa tahun, Nurhayati memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan bekerja di perusahaan Wella Cosmetic dari tahun 1979 sampai 1985.
Namun, lantaran harus menjalani rute perjalanan panjang, Jakarta-Bogor dan sebaliknya. Nurhayati memutuskan berhenti dari perusahaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Tahun 1985, berbekal pengalaman ketika bekerja di perusahaan kosmetik, Nurhayati memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Nurhayati memproduksi sampo dengan merek dagang ‘Putri’, yang menargetkan salon-salon pinggiran di daerah Tangerang.
Bisnis pertamanya tersebut berjalan dengan lancar, hingga Nurhayati bisa mendirikan sebuah PT Pusaka Tradisi Ibu dalam manajemen usaha shamponya.
Perjalanan usahanya tak selalu mulus, cobaan datang setelah lima tahun bisnisnya berkembang pesat. Pabrik sampo miliknya habis dilalap api.
Kejadian tersebut tentu saja membuat nasib usaha sampo yang telah dirintisnya, berada di ujung tanduk. Nurhayati sempat berpikir untuk menutup bisnisnya tersebut, lantaran belum terbayarnya utang di bank ditambah lagi dengan gaji karyawan yang belum diberikan.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, Nurhayati berhasil bangkit dan memulai bisnisnya kembali dari nol. Modal usaha ia peroleh dari tabungan suami dan digunakan untuk membayar gaji karyawan serta membangun lagi tempat produksi usahanya.
ADVERTISEMENT

Berdirinya Wardah

Pabriknya yang baru akhirnya berdiri dan beroperasi lagi, selain itu Nurhayati mencoba untuk berinovasi dengan membidik konsumen muslimah. Pada 1995, Wardah tercipta dari tangan Nurhayati Subakat. Nama Wardah yang memiliki arti bunga mawar dipilih karena ia membuka usaha yang bertema islami.
Usahanya kali ini berjalan mulus, Wardah dapat dengan cepat diterima masyarakat khususnya perempuan muslimah. Hal ini terbukti dari penjualan produk Wardah yang melonjak drastis di tahun 1999-2003.
Di tahun 2011, PT Pusaka Tradisi Ibu berganti nama menjadi PT Paragon Technology & Innovation yang membawahi merek Putri, Wardah, Make Over, Emina, dan Innovative Xalon (IX). Perusahaan ini mempunyai lebih dari 7.500 karyawan dan memiliki kapasitas produksi lebih dari 95 juta produk personal care dan makeup.
ADVERTISEMENT

Selalu bersyukur dan berderma

Sejak awal, PT. PTI berkomitmen untuk selalu memberi manfaat bagi sekitar. Tujuan tersebut kemudian didukung dengan menciptakan kampanye Wardah Inspiring Movement (WIM), sebuah gerakan kebaikan inisiatif Wardah yang melibatkan serta mengundang partisipasi individu, kelompok, maupun organisasi untuk bersama-sama berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia di bidang Pendidikan, Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan, dan Lingkungan.
Salah satu bentuk kontribusi PT. Paragon terhadap Indonesia yakni melalui sumbangan sebesar Rp 40 miliar untuk penanganan virus corona Covid-19. Rumah sakit itu antara lain RS Persahabatan, RS Pelni, dan RS Sulianti Saroso. Alat-alat kesehatan yang sudah dipesan PT Paragon mulai dari alat swab senilai Rp 5 miliar, mobile X-Ray senilai Rp4 miliar, ventilator senilai 5 miliar, dan banyak lainnya.
ADVERTISEMENT
Nurhayati merupakan salah satu profil orang sukses Indonesia, yang berhasil bangkit dari keterpurukan. Berinovasi, semangat, dan tekun merupakan kunci sukses dalam perjalanan hidupnya. Jangan lupa bersedekah karena satu sedekah yang tulus sama dengan seribu langkah menuju surga.
(AAG)