Perjalanan Gofar Hilman Jadi Pengusaha, Sempat Jadi Pedagang Kaki Lima

Konten dari Pengguna
20 Januari 2021 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gofar Hilman. Foto: Instagram @pergijauh
zoom-in-whitePerbesar
Gofar Hilman. Foto: Instagram @pergijauh
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa kata pertama yang akan kamu lontarkan ketika mendengar ‘anak punk’? Mungkin banyak dari kalian yang punya kesan serupa, seperti seram, bandel, dekil, dan sebagainya. Itulah persepsi yang ada di benak masyarakat. Walaupun lekat dengan dunia jalanan, mereka juga bisa meraih kesuksesannya, lho.
ADVERTISEMENT
Seperti kisah profil orang sukses yang satu ini, dulunya hanya anak punk, tapi ia telah membuktikan bahwa dirinya bisa berhasil dan jadi terkenal saat ini. Ia adalah Gofar Hilman, seorang pengusaha di balik nama Lawless, penyiar radio di Hard Rock FM, Youtuber yang terkenal dengan program bertajuk “Ngobam” (ngobrol bareng musisi), dan sempat membintangi sederet film layar lebar, salah satunya “Jomblo Ngenes”.
Mungkin bagi kamu pengguna media sosial Twitter tak asing lagi dengan akun bernama @pergijauh, ya akun itu merupakan milik Gofar. Pria kelahiran April 1983 itu namanya mulai dikenal karena sering kali mencuitkan konten-konten lucu nan nyeleneh yang ia namakan “Kotbah Timeline”. Kumpulan cuitan komedi tersebut sukses dijadikan buku dengan judul yang sama.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang penyiar radio, Gofar telah memecahkan rekor siaran terlama. Ia tercatat berhasil siaran selama 34 jam penuh dengan 20 musisi dan seniman sebagai bintang tamunya. Siaran “Radiothlon” yang dipandu Gofar itu merupakan program sosial penggalangan dana untuk membangun seratus sekolah bagi korban bencana.
Sementara Lawless, bisnis yang didirikan Gofar ini sukses mencuri perhatian masyarakat. Bermula dari bisnis clothing, Lawless berhasil berkembang menjadi sebuah bengkel, label records, dan juga restoran yang digandrungi kalangan anak muda.
Jadi Anak Punk dan Pedagang Kaki Lima
Sebelum dirinya menyabet kesuksesan seperti ini, tentunya pria yang memopulerkan kata “sekut” itu sudah mencicipi asam garam kehidupan. Sesuai di narasi awal, Gofar dulunya merupakan anak punk dan sempat menjajal berbagai pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Sekitar tahun 1993 – 1994, saat itu Gofar duduk di bangku kelas 5 SD dan kehidupannya sangat dipengaruhi oleh musik punk. Karena hal ini, ia mulai diajarkan bermain alat musik. Di tahun 1996, Gofar manggung untuk pertama kalinya. Saat itu, ia menjadi drummer di band anak kuliahan yang bergenre hard rock. Tahun 1997, Gofar membentuk band yang bernama Social Distress dan akhirnya rutin nge-band.
Tak hanya itu, ketika kelas 3 SMA, Gofar sudah mencoba jualan kecil-kecilan buat menambah uang SPP sekolahnya. Gofar memang punya pemikiran yang kreatif, ia bisa melihat peluang bisnis di mana saja. Setiap hari Jumat, Gofar menjajakan kantong plastik yang berguna untuk menaruh sepatu saat kaum pria sedang menjalankan sholat Jumat di masjid. Penghasilan yang ia dapatkan sekitar Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu.
ADVERTISEMENT
Karena keterbatasan finansial, Gofar tidak bisa melanjutkan ke pendidikan tinggi. Maka, selepas SMA pada 1998, ia memutuskan jadi pedagang kaki lima untuk menyambung hidup. Sebagai anak punk, Gofar sering datang ke konser musik, lalu ia menggelar lapak beralaskan terpal untuk menjual aksesori punk, seperti kaset, kaus, jaket, dan ikat pinggang.
Saat berjualan, tak jarang pria lulusan SMAN 3 Jakarta itu juga harus tidur di jalanan. Bahkan, dirinya sempat menjadi pengamen untuk menambah penghasilan. Ia berprofesi sebagai pedagang kaki lima dilakoninya selama 3 tahun.
Pada tahun 2003 sampai 2008, Gofar bekerja kantoran. Awal bekerja, Gofar mendapat gaji sebesar Rp 500 ribu per bulan. Gaji tersebut harus diirit-irit olehnya, tak hanya untuk biaya makan sehari-hari, tapi ia harus membayar listrik dan juga uang sekolah adiknya.
ADVERTISEMENT
Gofar mengaku, kalau bekerja secara formal tidak sesuai dengan karakternya. Karena tidak betah, akhirnya ia resign dan membangun impiannya yang lain, “Akhirnya, yaudah ngejar impian gue yang lain. Gue bikin toko tahun 2008, toko kecil 2 m x 3 m. Itu toko baju dan sekarang berkembang jadi Lawless,” beber Gofar dalam video yang diunggah di kanal Youtube Bank OCBC NISP.
Dirikan Lawless dan Jadi Pengusaha
Lawless Burgerbar, salah satu unit bisnis milik Gofar. Foto: Instagram @lawless.burgerbar
Pada tahun 2011, Gofar mulai membuat gebrakan terhadap bisnisnya. Ia menggabungkan tokonya yang bernama Pistone dengan toko milik personel band Seringai, yakni Howling Wolf. Dengan digabungnya dua toko ini mereka memutuskan untuk mengganti nama menjadi Lawless.
Awalnya, Lawles hanyalah toko yang menjajakan merchandise band dan juga seputar motor. Tapi, pertumbuhan Lawless sangat pesat dan bisa berekspansi menjadi bengkel motor custom. Bengkel ini terletak di kawasan Gandul, Cinere.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, di tahun 2017, Gofar dan rekannya berhasil membuka usaha baru, yakni Lawless Burgerbar. Restoran yang menjual menu seputar burger ini berhasil memikat hati masyarakat karena mengusung konsep interior heavy metal. Ya, memang, Lawless merupakan brand yang dibentuk oleh anak punk dan juga personel band metal, jadi semua produk yang dikeluarkan Lawless tak jauh dari pengaruh itu.
Pertama kali dibuka, Lawless Burgerbar hanya ada di Kemang, Jakarta Selatan, tapi karena antusias publik yang tinggi, restoran tersebut sudah membuka cabang di Bintaro dan juga Menteng, Jakarta Pusat. Tahun lalu, Lawless kembali mendirikan restoran dengan mengandalkan menu hot dog, bernama Lawless Dogbar di Melawai.
Hingga kini, Lawless sudah punya sederet unit bisnis, antara lain bengkel, merchandise band, food and beverage, tattoo, dan juga label records. Dengan segala perjuangan yang pernah diukir Gofar rasanya memang pantas dirinya berada di posisi kesuksesan ini.
ADVERTISEMENT