Kisah Pendiri Brownies Amanda Berawal dari Usaha Rumahan Sampai Punya 100 Outlet

Konten dari Pengguna
10 Mei 2021 12:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Brownis Amanda/Instagram/@amandabrownies
zoom-in-whitePerbesar
Brownis Amanda/Instagram/@amandabrownies
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tak tahu brownis kukus Amanda yang legit dan lembut ini. Sebelum membludaknya berbagai bisnis kue kekiniaan dari berbagai artis yang tersebar di seluruh kota besar, nyatanya brownis Amanda telah eksis terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Rasanya yang lembut dengan berbagai varian rasa membuat bisnis brownis tersebut masih jaya hingga saat ini karena rasa dan kualitas yang konsisten sejak lama. Di balik kesuksesan brownis Amanda yang kini memiliki berbagai outlet seluruh Indonesia terdapat pendirinya yang juga memiliki kisah inspiratif dalam membangun bisnisnya.
Ia adalah ibu Sumi Wiludjeng, yang mendirikan Brownies Amanda sejak tahun 1999. Awal mula mulanya bisnis ini berasal dari bisnis rumahan kateringnya. Ibu Sumi membuka bisnis katering dan juga menerima pesanan berbagai kue untuk acara-acara tertentu.
Awal mula ia mencoba resep brownis kukus yang didapatkan dari saudaranya. Tak langsung berhasil, ia terus mencoba resep tersebut berulang kali hingga mendapatkan resep brownis yang dirasanya pas dan enak.
ADVERTISEMENT
Ia pun akhirnya menambahkan menu brownis kukus di daftar menu kateringnya. Tak disangka ternyata mendapatkan respon yang positif dari beberapa pelanggannya. Bermula dari mulut ke mulut dan hanya konsumen langganannya saja. Brownis kukus buatannya ternyata telah menyebar dan memiliki beberapa pelanggan.
Karena permintaan brownis kukus yang melonjak, ia dan keluarga pun memutuskan untuk membuka usaha tersebut pada tahun 2000 dengan menggunakan merek Amanda. Pemberian nama ‘Amanda’ pun memiliki makna tersendiri.
‘Amanda’ memiliki arti berarti ‘Anak Menantu Damai’. Ibu Sumi menamakan merek brownis tersebut karena memiliki filosofi tersendiri agar nantinya bisnis yang dijalani bersama anak dan menantunya berjalan dengan damai, baik, dan lancar.
Pesanan terus meningkat dan membuat ia memutuskan untuk membuka toko kecil di Bandung untuk dapat melayani lebih banyak pelanggan. Tentu saja bisnis yang ia jalani tak seluruhnya berjalan dengan mulus dan lancar.
Brownis Amanda/Instagram/@amandabrownies
Beberapa tantangan dan hambatan pernah ia lalui. Pertama toko kecilnya, pernah mengalami kecelakan yaitu kebakaran yang menhabiskan semuanya dan maka dari itu bisnisnya sempat mengalami kegagalan.
ADVERTISEMENT
Karena kabakaran, tempat usahanya akhirnya harus pindah. Hal tersebut ternyata menimbulkan tantangan tersendiri karena ia dapat menggaet para pelanggan baru. Tak disangka,walaupun pindah lokasi, ternyata memberikan keuntungan sendiri bagi brownis Amanda. Minat konsumen pun semakin meningkat setelah pindah lokasi baru.
Merek Amanda pun dipantenkan pada tahun 2004. Seiring dipatenkan merek Amanda, membuat penjualan dan minat pada brownis legit nan lembut ini semakin laris hingga penjualan semakin meningkat. Penjualannya meningkat hingga 50 persen per tahun.
Dalam memasarkannya, brownis Amanda seringkali mengikuti berbagai event seperti bazaar dengan menggunakan pengemasan yang disesuaikan dengan pengembangan pasar. Saat itu brownis Amanda masih belum dapat dipasarkan secara online karena produk yang tidak tahan lama.
Seiring berjalannnya waktu, karena penjualan meningkat dan bisnis terus berkembang sehingga brownis Amanda pun memulai membuka berbagai cabangnya di berbagai kota di Indonesia tak hanya Bandung tapi juga merambah ke Jakarta, Surabaya, dan kota besar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, brownis Amanda juga terus menggencarkan berbagai inovasi varian rasa yang bermacam-macam sehingga membuat semakin banyak memiliki penggemarnya. Hingga kini cabang outlet brownis Amanda tersebar dalam 100 gerai di seluruh Indonesia dengan penjualan ribuan kotak tiap cabangnya.