Pesta Demokrasi Indonesia di Negeri Jiran Malaysia

Konten dari Pengguna
5 Juli 2018 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Prakoso Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pesta demokrasi kembali kita laksanakan dua minggu lalu dengan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang aman dan lancar serentak di 17 provinsi di Indonesia. Kesuksesan pelaksanaan Pilkada tersebut kembali mengingatkan saya terhadap pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif dan Presiden Republik Indonesia tahun 2014 di Malaysia.
ADVERTISEMENT
Pasti ada yang bertanya, Pemilu di luar negeri? Memangnya ada Pemilihan Umum Indonesia di Malaysia? Seandainya ada, siapa yang ikut memilih? Bagi yang belum tahu, Pemilu Legislatif dan Presiden tahun 2014 lalu, ikut dirasakan oleh Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal dan bekerja di Malaysia. Khususnya di Malaysia bagian timur yaitu di Sabah, terdapat kurang lebih 44.288 WNI yang telah dicatatkan sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilu Legislatif dan Presiden 2014. Jumlah tersebut terbagi ke dalam empat daerah yaitu Tawau, Lahad Datu, Kunak dan Semporna. Rata-rata WNI yang berada di Negeri Jiran sebagian besar adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang telah lama tinggal dan bekerja di Malaysia.
Pemilu di Sabah yang dilakukan di empat wilayah tersebut adalah daerah akreditasi Konsulat Republik Indonesia di Tawau yang merupakan sebagian dari Kerajaan Negeri (setara dengan provinsi di Indonesia) Sabah. Sebaran Warga Negara Indonesia (WNI) pada wilayah tersebut adalah WNI yang umumnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di sektor peladangan sawit / kilang Crude Palm Oil (CPO). Jarak antara Konsulat Republik Indonesia Tawau sebagai Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan domisili WNI di wilayah-wilayah tersebut beragam. Ada yang dapat dtempuh dengan satu jam berkendara mobil ada juga yang perlu perjalanan 6 jam lebih untuk sampai pada TPS.
ADVERTISEMENT
Satu hal yang menarik yang perlu dicatat adalah antusiasme WNI pada Pemilu tahun 2014 tersebut. Walaupun jarak yang bisa dibilang jauh, namun hal tersebut tidak menyurutkan niat mereka untuk ikut berpartisipasi dan memberikan suaranya pada pesta demokrasi tiap 5 tahun itu. Walaupun mereka telah lama meninggalkan tanah air, ikatan emosional WNI dengan tanah air masih sangat tinggi sehingga mereka rela berbondong bondong bersama sanak keluarga menuju TPS di Konsulat Republik Indonesia Tawau untuk melaksanakan hak memilihnya.
Untuk memudahkan para DPT yang tidak memiliki akses ke Tawau Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) yang sejak Agustus 2013 telah menghimpun data TKI dari 32 titik ladang yang tersebar di wilayah kerja dengan menyusun DPT yang jumlah totalnya 44.288 orang. Dari jumlah DPT tersebut ditetapkan 9 TPS dengan jumlah per DPT 4030 orang dengan perinciannya 6 TPS yang akan di gelar di kantor KRI Tawau dan 3 TPS yang akan menyisir kantong kantong WNI/TKI di daerah pinggiran kota Tawau yang tidak terjangkau dengan kendaraan umum.
ADVERTISEMENT
Metode menyisir kantong-kantong TKI yang terpencil di ladang-ladang sekitar Tawau dilakukan dengan sistem pos atau dropbox. Khusus untuk mekanisme dropbox, PPLN Pemilu 2014 keliling ladang-ladang di keempat wilayah tersebut untuk membantu proses pemungutan suara di daerah terpencil. Untuk menghindari kecurangan, sistem dropbox diawasi baik oleh PPLN Tawau, saksi-saksi partai Pemilu 2014, dan dua anggota Polres Nunukan, Kalimantan Utara yang khusus dikirimkan untuk mengamankan pelaksanaan Pemilu 2014.
Hingga pada tanggal 6 April 2014, dilaksanakan pencoblosan, untuk membantu kelancaran pelaksanaan Pemilu, PPLN memfasilitasi para pemilih yang akan mencoblos di TPS di kantor KRI Tawau dengan menyediakan sarana transportasi sebanyak 10 bus yang dapat mengangkut para WNI / TKI di titik shelter bus di kota Tawau. Sementara itu terdapat 3 TPS yang bergerak dari pagi hari dengan 7 orang anggotanya. Animo masyarakat pemilih yang hadir ke 6 TPS tercatat 2684 orang dan 3 TPS bergerak tercatat partisipasi pemilih sebanyak 689 orang. Sehingga secara keseluruhan prosentase pemilih yang hadir mencapai sekitar 83,6% dari jumlah DPT untuk 9 TPS.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 9 April 2014, PPLN Tawau dan seluruh anggota KPPLN dengan Panwaslu dan pemantau dari 2 orang anggota Operasi Mantapbrata dari Polres Nunukan serta disaksikan oleh para saksi dari partai PKS & Nasdem telah dilangsungkan penghitungan suara yang mengambil tempat di ruang pelayanan imigrasi Konsulat Republik IndonesiaTawau dengan hasil suara yang urutannya diraih oleh Golkar, PDIP dan Nasdem.
Sekilas gambaran pelaksanaan Pemilu di luar negeri. Siapa yang memenangi dan memperoleh mayoritas suara pada 9 TPS di Tawau bukanlah yang penting bagi WNI di Malaysia. Namun kebahagiaan yang mereka dapatkan dengan mencoblos seakan-akan mengingatkan mereka kembali kepada kampung halaman mereka yang sudah lama ditinggalkan. Romantisme kenangan itulah yang memberikan dorongan semangat bagi mereka untuk terus mencari nafkah di negeri jiran dan rela berjauhan dari keluarga di tanah air.
ADVERTISEMENT