Strategi Perang Kuda Troya

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
17 Januari 2017 10:58 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam mitologi Yunani terdapat sebuah kisah tentang Perang Troya, perang antara Troya dan Yunani yang disebabkan oleh Pangeran Paris karena menculik Helena, istri dari Menelaos Raja Sparta.
ADVERTISEMENT
Perang ini menjadi salah satu peristiwa penting. Sayangnya sumber dari peristiwa ini hanya didasarkan pada sebuah karya sastra, yaitu Illiad dan Odyssey karya Homeros. Meski begitu, melalui penelitian Heinrich Schleimann, Arkeolog asal Jerman peristiwa Perang Troya dapat dibuktikan dengan penemuan Kota Troya di Hisarlik, Turki Barat kini.
Perang Troya ini merupakan perang yang cukup panjang dan memakan banyak korban, karena hampir sepuluh tahun Yunani berhasil mengepung Kota Troya, tanpa mau menyerah. Mulai bingung dengan strategi apalagi yang harus digunakan agar bisa menang, Yunani mengirim mata-mata yang bernama Odysseus dan Diomedes. Selain itu atas akal Odysseus, dibangunlah patung kuda kayu raksasa yang di dalamnya berongga dan bisa diisi sepasukan tentara Yunani. Pada pagi hari orang-orang Troya tidak lagi melihat pasukan Yunani, mereka lantas mengira Yunani telah menyerah. Di pandangan pasukan Troya hanya terlihat patung kuda raksasa yang terbuat dari kayu. Dari sanalah Sinon yang ditugaskan untuk mengelabui Troya keluar, ia mengatakan bahwa dirinya adalah calon korban bagi Athena yang marah karena Palladium dicuri. Kemarahan itu hanya bisa ditawar dengan darah, lalu kemudian melarikan diri pada malam hari dan tidak mau lagi menjadi orang Yunani. Orang-orang Troya yang mulai percaya pada ceritanya, bertanya untuk apa patung kuda raksasa itu.
ADVERTISEMENT
Sinon berkisah bahwa orang Yunani berharap persembahan untuk dewa Athena itu akan dibakar pihak Troya, sehingga kemarahan Athena akan berbalik kepada Troya. Mendengar itu, orang-orang Troya tidak menghancurkan atau membakarnya melainkan mengangkut kuda raksasa beroda tersebut ke dalam kota. Ketika semua penduduk sudah terlelap pada malam hari, pasukan Yunani keluar dari dalam patung, membuka pintu gerbang kota, dan balatentara Yunani yang ternyata hanya bersembunyi di sebuah pulau, mengalir masuk ke dalam kota. Malam itu kota dibakar, penduduknya dibantai, dan Troya dihapus dari muka bumi [Hamilton, 1961 (1940): 193-9].
Strategi perang kuda troya ini nyatanya menjadi semacam cerita yang akan selalu hidup dan dikenal oleh masyarakat dunia memilki karena makna historis dan filosofisnya yang mendalam.
sumber gambar : sitesgoogle
ADVERTISEMENT