Lorong Waktu Kekerabatan Indonesia dan Saudi Arabia

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
16 Juni 2017 12:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada 1955 kehadiran Sang Proklamator untuk melaksanakan ibadah haji tak kurangnya jua menjadi tamu kehormatan Raja Saudi kala itu, Saud bin Abdulaziz Al Saud.
ADVERTISEMENT
Kedatangan tamu istimewa dan sosok yang dikagumi, tak ayalnya membuat Raja Saudi menjamukan loyal bagi Bung Karno guna mengambil hatinya, salah satunya dengan pemberian mobil Chrysler Crown Imperial. Kebaikan hati Raja Saudi, Saud bin Abdulaziz Al Saud dibalas baik oleh Bung Karno dengan mengundangnya ke Indonesia
Hubungan erat keduanya pun tetap berjalin sampai pada Konferensi Non Blok I di Beograd pada 1962. Di sela persidangan, Bung Karno mana kala sering kali berbincang hangat dan bersuka ria dengan Raja Saud bin Abdulaziz Al Saud. Cengkrama hangat tersebut rupanya menjadi kesempatan besar guna melancarkan niat baik Bung Karno yakni bekerja sama dengan Saudi Arabia. Niatan baik Bung Karno pun rupanya ditanggapi positif dengan kesepakatan kunjungan kembali Raja Saud bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia sekaligus memenuhi janji Bung Karno yang akan membawakan obat tradisional khas Indonesia untuk Raja Saud bin Abdulaziz Al Saud yang sedang sakit – sakitan kala itu
ADVERTISEMENT
Sayangnya, hingga akhir masa kekuasaan Bung Karno, Raja Saud bin Abdulaziz Al Saud tak pernah berkunjung kembali ke Indonesia untuk menanamkan modal di Indonesia. Yang tersisa hanyalah mobil Chrysler Crown Imperial pemberian Raja Saud bin Abdulaziz Al Saud yang sempat rusak dan hancur akibat lemparan granat Peristiwa Cikini
Pada tampu kekuasaan berikutnya 1970, Raja Saudi Arabia selanjutnya yakni Faisal bin Abdulaziz sempat berkunjung di awal kekuasan Presiden Suharto. Waktu itu, Presiden Suharto memberikan hadiah keris dan harimau yang diawetkan sebagai cindera mata. Sebagai balasan Raja Faisal bin Abdulaziz memberikan pedang bersepuh emas. Perbincangan bilateral kedua kepala negara tersebut tak kurangnya membahas krisis Timur Tengah dan kerja sama dalam bidang perekonomian meski investasi skala besar tak pernah terwujud sejak tampu kekuasaan Soekarno bahkan Soeharto
ADVERTISEMENT
National Geographic Indonesia (1 Maret 2017)
Sumber foto : https://img.okezone.com