Kerajaan Janggala, Bandar Perdagangan Terbesar Kedua di Nusantara

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
5 Mei 2018 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kerajaan Janggala adalah satu dari dua pecahan kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Airlangga dari Wangsa Isyana. Lokasi pusat pemerintahan kerajaan ini berada di sekitar wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Janggala berdiri pada 1042 tepat setelah Airlangga dari Kerajaan Kahuripan membagi wilayah kekuasaannya, menjadi Kerajaan Janggala dan Kerajaan Kadiri, untuk diberikan kepada kedua putranya yang saling berselisih.
Kerajaan Jenggala beribukota di Kahirpan, diserahkan kepada Mapanji Garasakan, sedangkan Kerajaan Kadiri beribukota di Daha, diserahkan kepada Sri Samarawijaya. Sejak awal pemisahan dua kerajaan ini, hubungan antara Janggala dan Kadiri tidak pernah akur dan selalu terlibat dalam konflik.
Berbeda dengan Kerajaan Kadiri, Kerajaan Janggala pada awal pemisahannya dengan Kerajaan Kahuripan tumbuh dengan sangat pesat.
Hal itu terjadi karena Mapanji Garasakan sebagai raja pertama Janggala memiliki kemampuan dalam mengatur pemerintahan dan melakukan diplomasi ke berbagai wilayah di sekitar daerah kuasaannya, bahkan keluar dari wilayah kekuasaannya. Perkembangan kerajaan ini tidak hanya dalam sektor pemerintahan, tetapi juga pada sektor lainnya, seperti ekonomi, kesenian, dan karya sastra.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Janggala menguasai sungai-sungai bermuara, termasuk jalur perdagangan di wilayah Sungai Porong. Selain itu juga Jenggala sudah dikenal oleh kerajaan-kerajaan di luar Nusantara, seperti India, Tiongkok, dan negara lainnya. Berdasarkan catatan perjalanan orang-orang Tionghoa, wilayah perdagangan Kerajaan Janggala adalah yang terbesar kedua di Nusantara, setelah wilayah Kerajaan Sriwijaya.
Periode kekuasaan Kerajaan Jenggala terhitung cukup pendek, hanya dipimpin oleh tiga periode kekuasaan saja, yaitu Mapanji Garasakan, Mapanji Alanjung Ahyes, dan Samarotsaha.
Pada masa pemerintahan Mapanji Garasakan, Kerajaan Janggala terlibat perang dengan Kerajaan Kadiri hingga memaksa Janggala memindahkan pusat pemerintahan ke wilayah Lamongan.
Pada masa pemerintahan Mapanji Lanjung Ahyes, Kerajaan Janggala sering mendapat serangan dari Kerajaan Kadiri. Hingga akhirnya pada masa pemerintahan Samarotsaha, kerajaan ini hancur akibat serangan dari Sri Jayabhaya yang ketika itu memerintah Kerajaan Kadiri.
ADVERTISEMENT
Bukti mengenai perang antara Kerajaan Janggala dan Kerajaan Kadiri sepeninggalan Airlangga terdapat pada prasasti Turun Hyang II. Kemenangan Kerajaan Kadiri atas Janggala tercatat dalam prasasti Ngantang yang dibuat pada 1135 M.
Sumber: Gustama, Faisal Ardi. 2017. Buku Babon Kerajaan-Kerajaan di Nusantara. Yogyakarta : Brilliant Book
Foto: en.wikipedia.org