Delman dan Sado

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
5 Maret 2017 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kereta kuda atau lebih dikenal dengan sebutan delman merupakan salah satu alat transportasi yang populer bahkan sejak masa kolonial. Namun delman sendiri berbeda dengan sado.
ADVERTISEMENT
Delman mulai dikenal sejak CT Deelman ahli bangunan irigasi yang datang dari Belanda untuk mengerjakan proyek irigasi di Batavia, mereka membuat delman pada 1845.
Delman atau bendi diproduksi dengan desain indah, penuh umbul-umbul dan dihiasi ornamen perak dan kuningan. Salah satu produsen bandi yang terkenal yaitu Fima Halleman yang terletak di jalan Braga, Bandung. Selain delman ada juga sado yang juga alat transportasi populer pada waktu itu.
Sado berasal dari bahasa Perancis dos a dos, yang berarti saling megunjungi. Sado sendiri mulai digunakan pada 1897. Desain sado berbeda dengan delman. Pada delman kusir dan penumpang duduk dalam satu kabin, sedang pada sado kusir dan penumpang duduk berlawanan arah.
ADVERTISEMENT
Mereka para juragan, dan para pemilik pabrik gula (suikersplanters) biasanya berkeliling kota menggunakan delman dan sado. Bendi dan sado pada saat itu bisa diibaratkan sebagai transportasi umum seperti taksi kalau diibaratkan pada zaman sekarang, mampu melayani rute-rute jauh seperti Bogor-Bandung yang berjarak 80 mil dengan waktu tempuh 13 jam.
Meski delman adalah salah satu alat transportasi zaman dulu, utamanya masa kolonial, tetapi delman masih ada dan digunakan di daerah-daerah tertentu di Indonesia hingga sekarang.
Sumber : Tempo, 2 April 2002.
foto : kumeokmemehdipacok.blogspot.co.id