Konten dari Pengguna

Clarence Birdseye dan Industri Makanan Beku Modern

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
12 Juni 2020 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Clarence Birdseye. Dok: Youtube/Health Apta
zoom-in-whitePerbesar
Clarence Birdseye. Dok: Youtube/Health Apta
ADVERTISEMENT
Makanan beku (Frozen Food) tentu bukan lagi menjadi hal asing dalam kehidupan kita. Apalagi pada masa-masa berdiam di rumah dan membutuhkan stok bahan makanan, makanan beku menjadi salah satu pilihan yang cukup efisien. Di balik maraknya penjualan makanan beku ternyata ada seseorang yang menjadi pionir industri makanan beku ini. Dia adalah Clarence Birdseye.
Ilustrasi daging beku. Dok: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi daging beku. Dok: Pixabay
Clarence Birdseye merupakan seorang pebisnis Amerika yang cukup terkenal dengan pengembangan proses untuk membekukan makanan dalam kemasan yang kemudian dipasarkan. Ia lahir pada 9 Desember 1886 di New York, US. Kesenangannya terhadap alam bebas membuatnya menjadi seorang anak yang gemar membaca tentang pemburu, penjebak petualang, dan belajar sendiri tentang taksidermi. Ia sempat bekerja sebagai inspektur Departemen Sanitasi Kota New York dan juga sebagai office boy di Wall Street setelah ia menyelesaikan sekolah menengah di Montclair, New Jersey. Setelah sempat bekerja, ia melanjutkan ke jenjang perkuliahan untuk belajar Biologi di Amherst.
ADVERTISEMENT
Adanya keterbatasan uang membuatnya dipaksa untuk keluar dari Amherst. Ia lalu bangkit dengan bekerja dari satu tempat ke tempat lain. Pekerjaan-pekerjaan tersebut seperti, melakukan perjalanan ke Arizona dan New Mexico untuk mempelajari populasi hewan sebagai asisten naturalis untuk Department of Agriculture’s U.S. Biological Survei, bekerja di departemen asuransi, mencatat jumlah salju di jalanan setelah badai salju di New York, dan pada musim panas tahun 1910, ia juga pernah mengumpulkan kutu-kutu untuk meneliti Rocky Mountain spotted fever, sebuah penyakit kutu yang berpotensi fatal. Selain itu, pada tahun 1912, Birdseye pernah melakukan perjalanan ke Labrador yang membuatnya terlibat dalam perdagangan bulu. Pengalaman tersebutlah yang akan mengubah kehidupannya.
Ilustrasi ikan beku. Dok: Pixabay
Ikan yang dibekukan oleh orang Inuit ia perhatikan, sebab rasa ikan tersebut lebih enak serta memiliki tekstur yang lebih menarik ketika dicairkan dibanding makanan beku yang pernah ia makan sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, ia melakukan pengamatan teknik-teknik yang mereka lakukan dan mencobanya untuk bereksperimen sendiri. Akhirnya, ia menyadari bahwa suhu dingin yang berada di Labrador yang berkisar -30 ° F atau justru lebih dingin dapat membekukan makanan secara instan, mempertahankan rasa, tekstur, penampilan, serta nutrisi makanan yang dikandung. Oleh sebab itu, Birdseye cukup mendapatkan ‘sesuatu’ yang diperlukan untuk dapat mengubah makanan beku yang lezat menjadi ladang bisnis.
ADVERTISEMENT
Makanan beku sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru. Pada awal abad ke-20, makanan beku telah tersedia untuk orang Amerika, akan tetapi keberadaannya jauh dari disukai. Hal tersebut disebabkan bahan-bahan makanan tersebut dibekukan secara perlahan dengan suhu sekitar 32 ° F dan dalam jumlah besar yang biasanya memakan waktu berhari-hari. Oleh sebab itu, makanan beku tersebut sering lembek dan rasanya sudah tidak menarik lagi. Berdasarkan hal tersebut, Birdseye telah mengetahui apa yang dapat ia perbuat untuk mengubahnya menjadi lebih baik.
Paten Amerika Serikat # 1.773.079 dikeluarkan untuk Clarence Birdseye untuk produksi ikan beku cepat. Dok: Wikimedia
Birdseye melakukan eksperimen bertahun-tahun dan akhirnya ia menemukan “bullseye”. Ia mengembangkan dua metode untuk membekukan makanan secara kilat yang akan mencegah kristal es besar terbentuk dan menurunkan kualitas makanan. Masing-masing dilakukan dengan menempatkan paket makanan di antara logam yang telah didinginkan dengan kalsium klorida, dan yang selanjutnya adalah dengan pelat berlibang yang telah diisi dengan pendingin berbasis amonia yang juga dapat menjaga rasa serta tekstur agar tetap utuh dengan hanya membuat kemungkinan kristal es yang terbentuk itu kecil.
Ilustrasi makanan beku. Dok: Flickr
Pada 1924, Birdseye membantu mendirikan General Seafoods Company yang selanjutnya menjadi Birds Eye Frosted Food Company. Pada 1930, ia menjajakan makanan beku di supermarket, memuaskan pelanggan dengan daging beku, ikan, tiram, raspberry , kacang polong, dan bayam setelah pembelian oleh General Foods. Selanjutnya, Birdseye mampu mendistribusikan makanan beku pada skala nasional dengan menggunakan refrigerated boxcars pada tahun 1940-an. Selain membekukan, mengemas, dan memasarkan makanan beku, ia juga membangun infrastruktur distribusi untuk pengangkutan ke toko ritel di seluruh negeri. Adanya Perang Dunia II merupakan suatu keuntungan bagi bisnisnya, sebab dibutuhkan banyak jatah makanan kaleng yang dikirim ke tentara di luar negeri. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang membutuhkan makanan beku.
ADVERTISEMENT
Clarence Birdseye. Dok: Wikimedia
Sumber: Laman Mental Floss