Review Single Part 2, Film Terdewasa Raditya Dika yang Tetap Formulaik

Konten Media Partner
4 Juni 2019 14:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Play Stop Rewatch, Jakarta - Dari sekian banyak film yang Raditya Dika pernah sutradarai, Single merupakan film yang paling beda di antara yang lain secara sinematografi. Jika Target terbaik dalam production value-nya, Hangout dari sisi konsepnya, maka Single Part 2 diharapkan akan melanjutkan kelebihannya dalam sisi sinematografinya.
ADVERTISEMENT
Tidak disangka-sangka, tidak hanya sinematografinya saja yang bagus, gaya penyampaian ceritanya pun berubah drastis. Sebagai film komedi percintaan, Play Stop Rewatch merasa malah terlalu banyak sisi dramatisnya daripada komedinya.
Raditya Dika berperan sebagai Ebi yang melanjutkan kisahnya dengan Angel (Annisa Rawles). Hingga sekarang kedekatan mereka tidak berlanjut ke tahap hubungan yang lebih serius karena Ebi tidak berani menyatakan cinta. Bersama teman kost barunya, Johan (Yoga Arizona) dan Ardi (Ridwan Remin), Ebi kembali mencoba mencari pasangan hidupnya sebelum umurnya genap 30 tahun.
Ebi dan Angel (Foto: Soraya Intercine Films)
Terlepas komedinya yang dibawakan selalu terkesan repetitif, tapi cara penyampaiannya sekarang dibuat lebih dewasa. Kesan film ini dari pemilihan tone warna, musik latar, hingga konflik yang ditawarkan sangatlah dewasa, seperti bukan film Raditya Dika biasanya.
ADVERTISEMENT
Biasanya, ketika adegan karakter yang diperankan Raditya Dika pada setiap filmnya selalu mengalami kejadian yang menyedihkan, momen kesedihan tersebut tidak berasa sedihnya (malah terkesan biasa saja, bahkan lucu pun tidak) karena cara penyampaiannya tidak baik. Di film ini, adegan menangisnya Ebi sungguh menyentuh hati tanpa banyak bumbu dramatisir.
Dinamika hubungan Ebi dengan kesendiriannya juga sangat dewasa dan kompleks pada film ini. Bahkan, Raditya Dika berani menampilkan adegan ciuman dirinya dengan Mentari Novel (adegan ciuman satu lagi tidak terlalu penting). Terlepas dari adegan ciuman tersebut, tema dialog ketika mereka berdua berinteraksi juga relate dengan keadaan hubungan pertemanan yang dewasa.
Ketika memasuki second act di mana karakter Angel masuk ke inti cerita. Film ini mulai terasa dragging menunggu closure dari hubungan Ebi dengan Angel. Shot close-up ke arah Annisa Rawles (dan Mentari Novel) benar-benar sangat memanjakan mata sekali bagi para penonton lelaki.
ADVERTISEMENT
Memasuki third act, film ini seperti mulai kehilangan arah untuk mentransisikan dari satu adegan ke adegan lain. Untungnya, di akhir film kita diberikan closure yang realistis dan sangat amat dewasa.
Pesan yang dibawa Radit pada film ini sangat amat dewasa sekali untuk para kaum jomblo di luar sana. Apalagi ketika melihat pengakuan Ardi pada akhir film atau hubungan dan rekonsiliasi Ebi dengan Afa, adiknya.
Overall, film Single Part 2 mengejutkan sekali bagi para penonton Raditya Dika biasanya. Play Stop Rewatch yang awalnya berekspetasi rendah dan merasa akan formulaik seperti biasanya (dan memang masih formulaik), ternyata malah disuguhkan kedewasaan dalam menghadapi dilematikanya.
Single Part 2 (Foto: Soraya Intercine Films)
Penulis: Andri