Review Film Beast, Ketika Wisata Safari Diteror Raja Rimba Ngamuk

Konten Media Partner
24 Agustus 2022 12:02 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Film Beast (Foto: IMDb)
zoom-in-whitePerbesar
Film Beast (Foto: IMDb)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Play Stop Rewatch, Jakarta - Teror Taman Jurassic skala diperkecil, logika lebih realis dan membumi. Begitulah ungkapan impresi awal setelah menonton film Beast, film produksi Universal yang dibintangi oleh Idris Elba dan disutradarai oleh Baltasar Komakur.
ADVERTISEMENT
Bercerita tentang Dr Nate Samuels (Idris Elba) mengajak dua putrinya bersafari melihat keindahan satwa liar di Afrika Selatan. Realitanya tidak seindah itu perjalanan mereka, justru di moment yang sama, terjadi konflik antara pemburu satwa liar berselisih dengan warga lokal, serta melibatkan raja hutan, Singa yang terganggu wilayah kekuasaannya.
Seekor singa buas mengamuk secara destruktif membunuh orang desa sekitar, tapi tidak memakannya. Dr Nate, dua anak perempuannya, serta sahabat Dr Nate, Martin Battles adalah seorang ahli zoologi tidak menyangka perjalanan safari mereka berubah menjadi tragedi mengerikan seperti masuk Taman Jurassic.
Selain berlindung dari amukan Singa buas yang ingin membalas dendam pada manusia karena habitatnya diganggu oleh Pemburu Liar, Dr Nate Samuels yang terjebak dalam mobil bersama kedua putrinya, mereka juga masih belum mengikhlaskan kepergian ibu dan Istri Dr Nate. Namun, tidak dapat dimengerti apa esensi memasukkan subplot cerita ini untuk keseluruhan cerita, kurang emosional dan tidak saling berkorelasi tentang mode bertahan hidup di hutan.
ADVERTISEMENT
Menggunakan formula cerita template minim kreativitas memposisikan manusia harus bertahan hidup dari ancaman binatang buas, namun sesungguhnya musuh sebenarnya adalah manusia bersifat binatang. Tidak perlu berekspektasi mendapat cerita baru dari Beast, segala skenario sering ditemukan di banyak film lainnya. Bagaikan Jurassic Park yang menggunakan singa sebagai T-Rex yang lebih realis dan relevan dengan hukum rimba.
Film Beast (Foto: IMDb)
Menjadikan Afrika Selatan sebagai latar tempat dan orang kulit hitam sebagai ujung tombak penggerak cerita isu lingkungan sosial yang terjadi.
Banyak adegan menegangkan di setiap kehadiran Singa yang intimidatif, tapi kurang kuat alasan Singa ngamuk hingga menelan banyak korban, bahkan tidak mengizinkan satupun manusia bertahan hidup di depannya. Cara Idris Elba sebagai dokter yang minim pengetahuan cara berhadapan dengan Singa sukses bikin tegang, ngilu dan seru. Puncak adegan dengan long shot singa mencabik badan manusia adalah satu-satunya scene terbaik di film Beast ini.
ADVERTISEMENT
Fakta bahwa penonton tidak membutuhkan latar belakang untuk peduli seorang ayah yang melindungi anak-anaknya, atau persahabatan dua pria saling bercerita masa lalu hanya menjadi tempelan drama tidak menghidupkan karakter dengan baik. Sehingga ketika karakter ini harus dipisahkan takdir, kita tidak merasa emosional.
Secara keseluruhan, Beast menyajikan thriller ancaman bertahan hidup dengan cara 'fun' menghadapi Singa buas. Meski malas kreativitas dalam segi bercerita, kisah template Jurassic Park di Afrika Selatan ini tetap bikin ngilu, seru, dan bikin geregetan.
Azka Goldi