6 Karakter X-Men yang Mengecewakan di Era Fox

Konten Media Partner
13 September 2019 8:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
X-Men (Foto: Fox)
zoom-in-whitePerbesar
X-Men (Foto: Fox)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Play Stop Rewatch, Jakarta - Sekarang, X-Men sudah dibeli oleh Disney. Artinya, Marvel bisa menggunakan para mutant di dalam Marvel Cinematic Universe (MCU). Kalau Fox bisa membuat franchise X-Men dengan benar, seharusnya Fox tidak perlu sampai menjual aset X-Men kepada Disney.
ADVERTISEMENT
Bisa dibilang, kegagalan dari beberapa franchise X-Men terjadi karena mereka membuat beberapa karakter mutant yang mengecewakan. Entah karena tidak sesuai dengan karakterisasi di komiknya atau mengubah secara drastis karakter tersebut.
Berikut 6 karakter X-Men yang mengecewakan dan berharap Marvel tidak melakukan kesalahan seperti ini:

Iceman

Iceman (Foto: Fox)
Bobby Drake pertama kali dikenalkan pada film X-Men pertama sebagai love interest dari Rouge. Pada dasarnya, kekuatannya itu setingkat mutant Omega. Itu berarti kita bisa menjajarkan Iceman setara dengan Jean Grey. Sayangnya, Fox tidak membuat Iceman memiliki kekuatan sedahsyat itu.

Silver Samurai

Silver Samurai (Foto: Fox)
Ada dua karakter yang berbeda yang bertindak sebagai Silver Samurai di sepanjang Marvel Comics. Daripada mengadaptasi salah satu dari dua karakter tersebut, Fox malah membuat versinya sendiri pada film The Wolverine.
ADVERTISEMENT
Pada filmnya, Silver Samurai digambarkan sebagai robot yang dikontrol oleh Ichiro Yashida untuk mencuri kemampuan penyembuhan Wolverine untuk bisa membuat dirinya awet muda.
Sementara itu, pada versi komiknya, Silver Samurai adalah semacam armor yang dikenakan oleh Shin Harada. Ayahnya, Kenuichio Harada, merupakan Silver Samurai sebelum akhirnya diberikan kepada anaknya. Ia memiliki kemampuan memanipulasi partikel takhion yang difokuskan untuk membuat pedang yang bisa memotong apa pun.

Apocalpyse

Apocalpyse (Foto: Fox)
Apocalpyse merupakan mutant yang sangat kuat hingga membuat para X-Men kewalahan. Kemampuannya sangat bermacam-macam, salah satunya adalah memperkuat kemampuan mutant lainnya.
Sebenarnya Fox berhasil mengadaptasi karakter Apocalpyse dengan sangat baik, namun jika dilihat secara menyeluruh, karakter Apocalypse tidak terlihat seperti ancaman dalam filmnya. Harusnya ia dibuat lebih mengerikan lagi dengan menggambarkan betapa dahsyatnya kekuatannya dalam menghancurkan bumi.
ADVERTISEMENT

Rouge

Rouge (Foto: Fox)
Anna Paquin sudah sangat ikonik sekali dengan penggambaran Rouge di franchise X-Men. Para fans ingin sekali ia dapat kembali lagi dalam franchise ini sejak terakhir dimunculkan pada X-Men: The Last Stand. Days of Future Past berencana memunculkannya, tapi ia tidak dimunculkan pada theatrical cut, kalian harus menonton versi directors cut untuk dapat menyaksikan penampilan Rouge.
Kemampuan Rouge di komik tidak hanya sekedar mengambil kekuatan orang yang ia sentuh, tapi juga memori dan kepribadiannya. Jika karakter ini dimunculkan pada MCU, PSR berharap dapat mengadaptasi situasi pada komiknya di mana Rouge mengambil kekuatan Carol Danvers.

Angel

Angel (Foto: Fox)
Jika mengambil referensi dari komiknya, Angel adalah salah satu anggota awal X-Men. Seharusnya Fox membuat cerita bagaimana Angel bisa bertemu dengan Charles Xavier dalam pembentukan tim X-Men.
ADVERTISEMENT
Angel malah hanya dibuat sebagai karakter minor di trilogi X-Men pertama. Pada trilogi X-Men First Class, Angel menjadi salah satu Four Horsemen-nya Apocalypse yang mana juga sebenarnya bisa digantikan oleh karakter mutant lainnya.

Cyclops

Cyclops (Foto: Fox)
Kekecewaan terbesar dari sepanjang sejarah franchise X-Men adalah karakter Cyclops yang dibuat sangat amat lemah sekali. Scott Summers harusnya lebih banyak menunjukkan kapasitas kepemimpinannya dibandingkan rivalitasnya dengan Wolverine.
Setelah mengalami soft reboot, belum sempat unjuk gigi, aksi Tye Sheridan sebagai Cyclops harus terhenti di film Dark Phoenix. Padahal Cyclops di film itu sudah mulai menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin maupun pengendalian kekuatannya yang lebih baik daripada versi James Marsden.
Penulis: Andri