Pengaruh Perang Rusia dan Ukraina terhadap Sektor Perekonomian di Indonesia

Piscah Laola Rizky Fajariah
Saya merupakan seorang Mahasiswi aktif semester 1 Prodi S-1 Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, saya orangnya pekerja keras dan disiplin.
Konten dari Pengguna
28 September 2022 8:00 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Piscah Laola Rizky Fajariah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sembako. Foto : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sembako. Foto : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Awal Mula Perang
Perang Rusia dan Ukraina berawal dari perebutan Semenanjung Krimea antara Rusia dan Ukraina. Semenanjung Krimea memiliki posisi yang strategis sehingga membuat daerah ini menjadi wilayah konflik. Pada perebutan tersebut, Rusia mendapatkan dukungan dari politikus dan masyarakat Crimea. Dukungan yang didapatkan oleh Rusia membuat Ukraina menduga bahwa hal tersebut dilakukan Rusia untuk mengambil Crimea. Dengan adanya perebutan tersebut, Presiden Ukraina meminta kepada Rusia untuk dilakukan adanya perundingan antara kedua pihak. Namun sampai menjelang perundingan belum ada kata setuju sehingga perebutan belum berhenti.
ADVERTISEMENT
Penyebab Perang
Bukan hanya perebutan Semenanjung Crimea saja yang menjadi penyebab perang antara Rusia dan Ukraina. Perang Rusia dan Ukraina juga disebabkan oleh rasa dendam yang selama ini disimpan oleh Rusia. Dendam tersebut dikarenakan Ukraina yang dekat dengan NATO dan diduga akan masuk NATO. Rusia takut jika Ukraina bergabung dengan NATO dapat membuat Rusia terancam karena peluru kendali NATO dapat ditempatkan di Ukraina. Keadaan makin hari makin menegangkan sehingga perang terus berjalan dan menimbulkan kerugian-kerugian yang dialami antara Rusia dan Ukraina
Kerugian yang Dialami
Perang antara Rusia dan Ukraina menimbulkan kerugian dalam berbagai bidang baik itu perekonomian maupun korban jiwa. Pada bidang perekonomian kerugian tersebut dilihat dari menyusutnya ekonomi Ukraina, yaitu sebesar 45 persen. Jika dilihat dari korban jiwa, Rusia maupun Ukraina menyampaikan kehilangan personel militer karena tewas pada saat perang. Perang yang terjadi juga menimbulkan kerusakan pada prasarana seperti perumahan, gedung sekolah, serta transportasi juga ikut terdampak. Kerugian dari perang tidak hanya dirasakan oleh Rusia dan Ukraina tetapi juga dirasakan pada beberapa negara.
ADVERTISEMENT
Dampak terhadap Perekonomian Indonesia
Salah satu negara yang merasakan dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina adalah Indonesia. Dampak pertama yang dirasakan oleh Indonesia, yaitu naiknya harga gandum. Banyak dari masyarakat menengah ke bawah yang belum siap dengan situasi ini dan belum siap menerima kenaikan harga. Untuk saat ini, kenaikan harga gandum belum dirasakan secara langsung terhadap harga bahan baku untuk pembuatan produk pangan di tingkat konsumen, karena industri masih memiliki persediaan bahan baku. Tetapi, jika perang masih berlangsung lama maka kenaikkan harga pangan olahan berbahan gandum tidak bisa dihindarkan lagi. Jika situasi seperti ini terjadi, pemerintah dapat memfalitasi suplai bahan baku gandum selain dari Ukraina.
Dampak kedua yang dirasakan Indonesia dari perang antara Rusia dan Ukraina adalah naiknya harga minyak mentah. Harga minyak mentah naik hingga mencapai tingkat 100 dolar per barel. Kondisi seperti ini membuat perusahaan pelat merah membebankan berbagai kenaikan harga kepada masyarakat. Kenaikan tersebut seperti LPG nonsubsidi yang telah naik dua kali dan juga BBM jenis non-subsidi yang dilakukan penyesuaian. Situasi ini terjadi karena mayoritas suplai minyak Republik Indonesia berasal dari impor. Hal ini membuat arus kas BUMN terkuras karena naiknya harga minyak mentah secara global dan juga membuat BUMN berada di bawah tekanan utang.
ADVERTISEMENT
Dampak lain dari perang antara Rusia dan Ukraina adalah meningkatnya harga kebutuhan pokok. Harga kebutuhan pokok menjadi efek ekonomi yang dihadapi Indonesia. Dari lonjakan minyak mentah yang tembus 100 dolar per barel mengakibatkan meningkatnya inflasi dan membuat biaya pengiriman menjadi jauh lebih mahal. Hal ini menyebabkan harga kebutuhan pokok semakin meningkat. Jika harga kebutuhan pokok meningkat, maka daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok akan semakin rendah. Jika daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok rendah maka akan berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia dan juga keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia.
Dampak berikutnya dari perang antara Rusia dan Ukraina adalah ketakstabilan nilai tukar. Penelitian LAB 45 menilai perang antara Rusia dan Ukraina akan berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah. Hal ini terjadi karena ancaman dikeluarkannya Rusia dari sistem pembayaran global SWIFT, sehingga mengakibatkan penarikan dana Rusia. Tidak hanya itu, ketakstabilan nilai tukar juga membuat beban utang luar negeri naik yang mengakibatkan bunga pinjaman akan semakin mahal. Bunga pinjaman naik secara nominal karena ketakstabilan nilai tukar terhadap dolar, hal ini membuat BUMN yang beban utang terhadap modalnya terlalu besar akan menghadapi kesulitan dalam menghadapi krisis Ukraina. Sedangkan, masyarakat mendesak cukup kuat agar BUMN bisa berkontribusi untuk menjaga kestabilitas harga.
ADVERTISEMENT
Perang antara Rusia dan Ukraina berdampak pada perekonomian Indonesia tepatnya pada ekspor dan impor. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina dapat mengganggu arus perdagangan Indonesia dengan kedua negara tersebut. Perang yang memanas akan menghambat ekspor Indonesia ke Rusia dan Ukraina. Jika dilihat dari Data Badan Pusat Statistik (BPS), perdagangan Indonesia dengan Rusia cukup besar, nilai ekspor Indonesia ke Rusia mencapai $176,5 juta atau setara dengan Rp2,52 triliun per Januari 2022. Sebagian besar komoditas yang diperdagangkan Indonesia dengan Rusia antara lain lemak, minyak hewan, dan karet, hingga barang dari karet. Karena terhambatnya ekspor dan impor maka berakibat pada perekonomian Indonesia.
Antisipasi Indonesia Akibat Perang
Banyaknya dampak pada sektor perekonomian Indonesia yang ditimbulkan dari perang antara Rusia dan Ukraina membuat Indonesia harus mengambil langkah-langkah dalam mengantisipasi akibat perang tersebut. Salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi dampak ekonomi, yaitu harga gas subsidi bagi rakyat kecil tidak dinaikkan dan pemerintah tidak menaikkan harga BBM Pertalite.
ADVERTISEMENT
Selain dari Pemerintah, antisipasi ini juga harus diperhatikan oleh DPR tepatnya yang harus diperhatikan adalah kenaikan harga komoditas di dalam negeri. DPR hendaklah mendorong Pemerintah untuk mengambil langkah-langkah antisipasi supaya tingkat inflasi tetap terkendali di tengah naiknya harga beberapa komoditas dan minyak mentah di pasar global. Pemerintah dapat mencari suplai bahan baku gandum dari negara lain dengan perjanjian jangka panjang agar pasokan dan harga gandum tetap stabil. Pemerintah memaksimalkan terhadap penggunaan energi dan gas alam untuk kebutuhan industri dalam rumah tangga sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi.
Dari langkah-langkah dan antisipasi yang dilakukan, Indonesia dapat mengurangi dampak dari adanya perang antara Rusia dan Ukraina. Dengan langkah dan antisipasi yang dilakukan juga dapat membuat Indonesia tetap berada pada kondisi yang tidak mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT