Kolik: Penyebab Bayi Rewel dan Trik Mengatasinya

Parentstory
platform penyedia beragam aktivitas anak dan konten parenting
Konten dari Pengguna
13 Oktober 2020 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Parentstory tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Kolik adalah salah satu kondisi umum yang menyebabkan bayi menjadi rewel dan terus menangis. Baca artikel ini untuk mendapat tips mengatasinya

Kolik adalah kondisi yang umum dialami bayi baru lahir hingga berusia 4 bulan.
zoom-in-whitePerbesar
Kolik adalah kondisi yang umum dialami bayi baru lahir hingga berusia 4 bulan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang tua baru seringkali bingung membedakan tangisan biasa dengan kolik pada bayi. Menangis adalah hal yang biasa bayi lakukan, penyebabnya pun bisa beragam. Mulai dari haus, lapar, kedinginan, kepanasan, tidak nyaman karena popoknya basah, atau bahkan sakit.
ADVERTISEMENT
Jadi, coba periksa dahulu apakah bayi harus menyusu atau berapa suhu ruangan yang ideal untuk bayi? Jika Anda sudah mengecek semua hal di atas dan bayi tetap menangis tanpa alasan jelas, bisa jadi bayi Anda mengalami kolik. Menurut Prof. DR. Dr. Agus Firmansyah, SpA(K), kolik infantil adalah sindrom yang biasa terjadi pada bayi berusia 2 minggu sampai 4 bulan.
Ciri-ciri kolik pada bayi
Salah satu ciri kolik adalah bayi menangis terus selama tiga jam atau lebih.
Tidak ada definisi spesifik dari kolik, tetapi umumnya kolik adalah kondisi di mana bayi menangis berlebihan tanpa alasan yang dapat dijelaskan. Bila Anda ingin mengetahui apakah bayi Anda menderita kolik, lihat ciri-cirinya. Apakah bayi Anda sering menangis secara intens selama tiga jam atau lebih? Dokter spesialis anak umumnya menggunakan ‘rule of threes’ untuk menentukan kondisi ini. “Yaitu, ketika bayi menangis dengan intens selama tiga jam atau lebih pada suatu waktu (biasanya pada malam hari) setidaknya tiga hari dalam seminggu, selama lebih dari tiga minggu berturut-turut tanpa alasan yang jelas,” jelas dr. Mary Ann LoFrumento, MD, yang juga merupakan penulis buku “Simply Parenting: Understanding Your Newborn & Infant”.
ADVERTISEMENT
Ciri lain dari terjadinya kolik pada bayi dikemukakan pula oleh Prof. Agus Firmansyah, yaitu saat bayi menangis, bisa beberapa menit, kemudian menangis lagi dan susah dibujuk. Kedua kaki dan tangan bayi terangkat ke atas perut dengan tangan mengepal serta wajah kemerahan.
Tangisan histeris ini sering terjadi di saat malam hari menjelang waktu tidur. Untuk betul-betul mengetahui apakah bayi Anda mengalami kolik atau hanya menangis biasa, pastikan Anda mengetahui jenis-jenis tangisan bayi dan arti di baliknya.
Apa penyebab kolik?
Orang tua baru mungkin sering dibuat bingung oleh kondisi kolik dan tidak tahu apa penyebabnya. Ada beberapa penyebab kolik yang perlu diketahui. Penelitian membuktikan pada sebagian bayi, kolik disebabkan oleh alergi protein susu sapi.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Prof. Agus menyarankan orang tua untuk mengecek ada atau tidaknya riwayat alergi pada keluarga dekat, seperti ayah, ibu, paman, bibi, nenek dan kakek.
Penyebab lainnya adalah intoleransi laktosa, yaitu unsur karbohidrat yang terdapat di dalam ASI dan susu formula. Pada sebagian bayi, karena perkembangannya belum sempurna, bisa terjadi gejala intoleransi laktosa. “Jika bayi menyusu sebentar-sebentar, misalnya 5 menit selesai, asupan laktosa dalam ASI jadi tinggi dan menyebabkan intoleransi laktosa.
Pada kondisi demikian, perbaiki cara menyusui bayi. Pada bayi yang minum formula dengan gejala kolik berat, dapat dicoba pemberian formula bebas laktosa untuk sementara waktu,” jelas Prof. Agus Firmansyah. Jadi, sebelum memilih sebuah solusi, sebaiknya Anda mengetahui perbedaan antara alergi dan intoleransi.
ADVERTISEMENT
Penyebab lainnya yaitu, refluks gastroesofagus (GER). Umumnya, katup antara kerongkongan dan lambung pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna.
Pada saat lambung terisi susu, katupnya tetap menganga sehingga mudah terjadi aliran balik dari lambung ke kerongkongan, sehingga menyebabkan kolik dan gumoh yang tidak nyaman. Jika bayi Anda sering gumoh, Anda wajib mengetahui cara mengatasi gumoh yang berlebih pada bayi.
Trik 5M untuk Mengatasi Kolik pada Bayi
Anda mungkin dibuat stres dan frustasi akibat tangisan yang tak kunjung berhenti, namun ketahuilah bahwa kolik pada bayi tidak berbahaya. Banyak dokter spesialis anak yang mengatakan kolik akan mereda dengan sendirinya saat bayi menginjak usia sekitar 4 bulan.
Tidak ada obat apa pun yang dapat meredakan kolik, namun satu hal yang mungkin berhasil mengatasi kolik adalah menciptakan suasana seperti di dalam rahim. Bagi bayi yang baru lahir, diperlukan adaptasi dari lingkungan dalam rahim ke lingkungan setelah dilahirkan. Untuk itu, jika bayi Anda diduga mengalami kolik, coba terapkan strategi 5M ini:
ADVERTISEMENT
1. Membedong
Salah satu cara membedong bayi yang tepat adalah tidak membungkus bayi terlalu ketat.
Coba bungkus lengan bayi Anda dengan erat ke sisi samping tubuhnya menggunakan selimut bayi, tetapi jangan ikat bagian kaki terlalu kuat dan ketat, biarkan kakinya tetap dapat tertekuk sehingga pinggulnya memiliki ruang untuk leluasa bergerak.
2. Memutarkan white noise
Suara pengering rambut dapat menjadi salah satu sumber white noise untuk bayi.
Umumnya orang tua berusahan menenangkan atau mendiamkan tangisan bayinya dengan mengucap kata: “shush, shush, shush.” – terus menerus hingga bayi tenang. Suara seperti ini, atau biasa disebut white noise mirip dengan suara-suara di dalam rahim.
Dr. Harvey Karp, dokter anak dan ahli perkembangan anak tepercaya di Amerika Serikat, merekomendasikan orang tua untuk memutar white noise atau radio statis. Rekaman hujan atau bahkan suara pengering rambut dapat menjadi alternatif untuk Anda coba, selain itu juga masih banyak macam white noise yang dapat membantu menenangkan bayi.
ADVERTISEMENT
3. Mengayunkan bayi
Anda dapat menggendong atau meletakkan bayi dalam ayunan bayi untuk menenangkannya.
Gerakan mengayun yang lambat dan halus selalu hampir berhasil membuat bayi tenang. Dekaplah bayi dalam pelukan Anda, lalu ayun perlahan untuk menenangkannya. Sebuah penelitian di jurnal Pediatrics menemukan, bahwa bayi yang digendong oleh orang tuanya dalam durasi yang lebih lama setiap harinya, akan menangis lebih sedikit dibanding bayi yang haya digendong dalam waktu sebentar.
4. Mengisap
Empeng bayi memang memiliki manfaat menenangkan, tapi perhatikan juga risikonya.
Bayi baru lahir memiliki naluri atau insting yang kuat untuk menghisap, maka memuaskan keinginan bayi tersebut dapat dengan cepat menenangkan bayi yang rewel. Cobalah memberi dot atau empeng pada bayi Anda yang sedang kolik. Meskipun beberapa bayi yang terbiasa disusui langsung oleh ibu mungkin menolaknya, ini akan memberikan kelegaan instan bagi sebagian bayi. Tapi ingatlah untuk memilih botol dot yang sesuai dengan usia dan tahapan oral si bayi.
ADVERTISEMENT
5. Membaringkannya ke sisi samping
Ini adalah contoh colic hold atau gaya menggendong bayi yang terbukti ampuh meredakan kolik pada bayi.
Cobalah untuk memposisikan bayi di lengan bawah atau pangkuan Anda dengan kepala diletakkan di tangan Anda. Karena, terbukti bahwa cara paling mudah untuk menenangkan bayi yang menangis adalah meletakkannya di posisi berbaring miring atau tengkurap. Yang wajib dipahami, bayi baru lahir tidak boleh tidur dalam waktu lama di posisi miring atau tengkurap, karena hal ini meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome). Setelah meletakkannya dalam posisi ini, Anda juga dapat mencoba untuk menyanyikannya lagu buaian pengantar tidur yang lembut dan menenangkan.