news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Satu ODP Corona di Brebes Meninggal

Konten Media Partner
25 Maret 2020 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satu ODP Corona di Brebes Meninggal
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
BREBES - Saat masih dalam perawatan di ruang isolasi di RSUD Brebes, seorang pasien yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) asal Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes meninggal dunia, Selasa (24/3) kemarin.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Brebes dr Sartono mengatakan, pasien meninggal dunia di ruang isolasi RSUD Brebes memiliki riwayat baru saja pulang dari Jakarta.
"Karena ada riwayat baru saja pulang dari Jakarta yang merupakan daerah zona merah COVID-19, sehingga penanganan pasien khusus. Awal masuk ke RSUD Brebes, pasien mengeluhkan sakit flu batuk-batuk. Dan juga menderita penyakit glukosa atau gula," kata Sartono, Rabu (25/3/2020).
Kendati demikian, Sartono belum bisa memastikan penyebab meninggalnya pasien ODP tersebut. "Untuk memastikan penyebab meninggalnya pasien harus dilakukan uji forensik. Yang jelas diagnosa awal dari dokter karena penyakit gula yang dideritanya," ungkap dia.
Sartono menjelaskan, status ODP itu karena pasien belum menjalani rontgen. Namun jika pasien sudah menjalani rontgen, pasien sudah dalam status PDP (Pasien Dalam Pemantauan) corona atau COVID-19.
ADVERTISEMENT
Ia menyatakan, pasien yang meninggal dunia sudah dimakamkan oleh pihak keluarga. "Penanganan selama pasien diisolasi sudah sesuai SOP penanganan wabah COVID-19. Termasuk dalam proses pemakaman jenazah," ungkapnya.
Sementara itu, hingga Rabu (25/3) sebanyak 5 pasien dengan pemantauan (PDP) di RSUD Brebes sudah diambil sampel swabnya.
"Lima pasien sudah dilakukan uji swab untuk mengetahui apakah positif atau negatif COVID-19. Hasilnya akan diketahui paling tidak beberapa hari ke depan," jelasnya.
Ia pun menghimbau kepada masyarakat tidak panik namun tetap waspada.
"Selalu jaga kesehatan, cuci tangan pakai sabun, dan jangan takut tidak panik," pungkasnya. (*)